Aku ingin berhenti sebelum hilang kendali.
👑"Terdakwa Lana Adelina, selain kasus penipuan, anda juga terlibat dalam kasus penyekapan terhadap Ibu kandung dari Ratu Anggika. Dengan bukti-bukti terkait juga saksi, anda dapat terkena pasal berlapis. Diantaranya, pasal 328 KUHP dengan ancaman hukuman penjara selama-lamanya 12 tahun. pasal 333 KUHP —"
"Saya gak terlibat dengan penyekapan itu. Dan bahkan saya tidak tau tentang kasus penipuan ini! Saya korban, bukan pelaku!" Lana berteriak, tak terima.
Semua orang yang berada di persidangan menatap padanya.
"Harap tenang, dan jangan membuat keributan. Terdakwa dapat berbicara jika sudah di izinkan" ucap sang Hakim.
"Saya tidak bersalah! Kenapa hukum di Negeri ini selalu menghukum orang yang tidak bersalah?! Sudah jelas saya itu hanya korban, jika kalian mau, saya bisa menjadi saksi." Ia masih berusaha untuk membela dirinya.
Shina memutar bolanya, "Playing victim" desisnya yang duduk dibelakang Lana.
Di sisi tempat duduk gadis itu ada Nabila, Tangguh, Angkasa, juga Surya. Sedangkan di sisi lain, tak seberapa jauh dengan Lana, terdapat Tama yang sepertinya sedang tidak baik-baik saja. Tentu saja, hari ini adalah hari dimana mereka melakukan persidangan untuk mempertanggung jawabkan apa yang telah mereka lakukan.
Namun, tetap saja, Lana masih enggan untuk mengakui semuanya.
"Cukup Mah. Mamah sadar gak sih kalo Mamah cuma malu-maluin diri sendiri" seraya beranjak dari kursinya, Nabila mulai jengah pada Ibunya yang selalu saja mengelak atas kesalahan yang sudah diperbuatnya sendiri.
"Nabila! Kamu itu seharusnya membela Mamah"
"Gimana caranya aku mau ngebela Mamah? Sedangkan udah jelas kita semua bersalah disini."
Shina dapat melihat kedua tangan gadis itu yang gemetar.
"Maafin aku Mah, tapi aku rasa udah cukup kita terus-terusan lari dari masalah. Mungkin Mamah pikir apa yang udah aku lakuin selama ini gak berguna sama sekali dimata Mamah, tapi apa Mamah tau? Aku juga kehilangan semuanya demi Mamah. Demi menutupi semua kejahatan Mamah. Aku kehilangan sahabat aku. Aku bahkan harus jadi kriminal, karena Mamah."
"Heh denger ya kamu, mana ada orang tua yang menginginkan anaknya jadi kriminal?! Apa yang kamu lakukan itu emang gak berguna. Sebagai seorang anak, kamu cuma bisa jadi beban untuk Mamah. Ya ini contohnya sekarang, bukannya membantu malah menambah masalah!"
Bukannya tersadar, Lana justru semakin gila.
Semua orang tak percaya, jika seorang Ibu bisa mengatakan hal seperti itu pada anaknya.
Gila memang.
Tok tok.
"Cukup. Cukup. Kita tidak akan melanjutkan persidangan jika kondisinya masih belum tenang."
"Saya punya semua bukti atas semua kasus yang terlibat pada kami" Nabila lalu mengeluarkan sebuah memori card dari saku bajunya. "Di dalam kartu memori ini, ada banyak rekaman suara dan vidio tentang semua kasus kriminal yang udah terjadi. Dari mulai kejadian kecelakaan beberapa tahun yang lalu sampai rencana penipuan yang dilakukan Mamah saya"
"Nabila! Jangan gila kamu. Maksud kamu apa?!" Teriak Lana, nyalang.
"Mamah gak perlu tau, karena kalo Mamah tau, mungkin Mamah udah merusak semua rencana yang udah aku buat. Karena selama ini, diam-diam aku menyimpan bukti semua kasus yang udah terjadi. Dengan bukti ini, Mamah tau? Mamah adalah tersangka utama dari semua kasus yang melibatkan kami."
KAMU SEDANG MEMBACA
RASA [End]
Ficção AdolescenteStory ke-2 [End]📣 ATTENTION‼️⚠️ Mohon maaf sebelumnya untuk para readers. Author baru nyadar kalo ada beberapa part, yang sepertinya acak-acakan. Fyi, author baru nyadar setelah beberapa bulan hiatus😭🙏 Kalo tidak salah di part 6,8,5,9,7 Seharusny...