43-Who's she?🎓

38 3 0
                                    

Dia mengatakan seolah aku sudah salah memilih seseorang yang harus dicintai.

👑👑

"Ini —rumah lo?"

Mata gadis itu menyapu pada seluruh sudut dirumah itu.

"Shina gak pernah cerita apapun soal rumah ini"

"Sahabat juga harus punya privasi,"

Balasan Angkasa sedikit membuat Ratu tertohok. Bungkam seketika.

Katakanlah dia tidak tau malu, setelah adegan pengakuan yang dramatis sebelumnya, Ratu masih termakan perkataan manis Angkasa.
Cowok itu mengatakan, ingin mempertemukan dia dengan seseorang, dan soal perasaan itu, Ia mengatakan bahwa Ratu tidak sendirian.

Ratu tidak tau apa maksud cowok itu. Tapi, bisakah Ia menyimpulkan, bahwa Angkasa juga menyukainya? Atau, lagi-lagi ini hanya karena Ia terlalu mencintai cowok itu?

Lalu, bagaimana dengan semua rencana Diana?

Haruskah Ratu bergabung, atau Ia tidak seharusnya mempercayai wanita asing itu?

Argghhh.

"Lo belum sarapan, kita masak dulu"

Angkasa berjalan kearah dapur, dengan Ratu dibelakangnya.

"Lo bisa masak?"

Pertanyaan itu membuat Angkasa menorehkan kepalanya pada Ratu.

"Gue udah bilang, gue bisa jadi apa aja buat lo. Termasuk seorang chef"

Seperkian detik, Ratu mematung. "Yaudah kalo gitu, silahkan. Kita lihat nanti gimana masakan lo"

"Lo tinggal duduk manis aja"

Setelah memakai celemek, Angkasa mulai menyiapkan segala bumbu dan tek-tek bengek yang lainnya. Sedangkan Ratu yang masih berdiri ditempatnya, enggan mengalihkan pandangannya dari Angkasa.

Jika tadi kali pertama Ia melihat Angkasa murka, sekarang, untuk pertama kalinya lagi, Ia melihat seorang Angkasa memasak. Tidak aneh sih, jika seorang laki-laki pandai memasak. Tapi, ini Angkasa. Cowok yang baru saja mengamuk belum lama sebelumnya. Bahkan hanya terhitung setengah jam, dan mood cowok itu kembali berubah.

Ratu semakin yakin, sepertinya Angkasa memiliki kepribadian yang lain. Oh, atau semacam bipolar?

Pikiran sialan memang.

"Gue nyuruh lo buat duduk"

Ratu tersadar dari lamunannya. "Kalo gue mau berdiri, emang bakal ngaruh sama hasil masakan lo?"

"Gue bukan lagi ikut ajang lomba memasak. Jadi lo gak perlu khawatir soal masakan gue"

"Lawakan lo garing,"

"Yang bilang gue ngelawak siapa?"

Angkasa dapat melihat dari sudut matanya, raut wajah gadis disampingnya berubah. Bibir cemberut seperti bebek. Dan itu membuat Angkasa terkekeh kecil.

"Gue mau tau semua tentang lo" kata Angkasa, sembari memotong cabai.

Alis Ratu menukik, "kenapa?"

"Kenapa, apa?"

"Ya —ya kenapa lo kepo sama kehidupan gue?"

"Gue harus tau, cewek seperti apa yang pantas bersanding sama gue nantinya" terang Angkasa, tanpa beban.

Kedua pipi Ratu memanas seketika. Sialan, ini ejekan atau apa? Sudah Ia katakan sebelumnya, Angkasa memang sudah tidak waras. Sekejap Ia akan menjadi sangar, lalu berubah manis. Terus saja begitu. Menarik-ulur perasaan seseorang dengan seenaknya.

RASA [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang