Kecemburuan yang tidak mendasar, hanya akan membuatmu merasakan sakit yang lebih dalam.
👑👑
Saat Ratu keluar dari kamar mandi, dari kejauhan Ia melihat Shina, Gema dan Tangguh tengah bercanda gurau. Sesekali, Shina dan Tangguh terbahak kencang, sedangkan Gema, cowok itu hanya tertawa dengan gaya cool nya.
"Kalo gue minta Shina buat nganterin gue pulang, gue pasti bakal ganggu mereka" Ia pun berbalik, berniat untuk pulang sendiri.
"Awsshh"
Tepat saat Ia berbalik, tubuhnya bertabrakan dengan Angkasa. Cowok itu sepertinya tengah membawa air hangat, yang membuat air itu tumpah mengenai tangan juga gaun yang dipakai oleh gadis itu. Untung saja gelasnya tidak sampai terjatuh.
"Ini yang keberapa kali lo nabrak gue?"
Sesaat Ratu mendongak, melempar tatapan tajam pada cowok itu.
Kemudian Ia mengibas-ngibaskan tangan satunya, pada lengannya yang terkena air hangat milik Angkasa. Sepertinya ini tidak pantas disebut dengan air hangat. Melainkan air panas. Lihat saja, kulit putihnya sukses berubah menjadi kemerahan.
Angkasa yang melihat itu, menarik lengan Ratu. Membawa gadis itu, mendekati westafel.
"Lo mau ngapain?"
"Nyiram lo" ketus Angkasa. Ia lalu membiarkan air westafel mengalir di tangan Ratu.
Menahan rasa perihnya, Ratu menggigit bibir bagian bawahnya. Dengan mata yang terpejam rapat. Angkasa menatap wajah cantik gadis itu. Harus Angkasa akui, air yang Ia bawa memang air yang cukup panas. Dan Angkasa tidak bisa melihat Ratu merasakan kesakitan.
"Kalo sakit, pegang tangan gue" titah cowok itu.
Dengan ragu, Ratu memegang bagian lengan Angkasa. Saat Ia kembali merasakan perih di tangannya, Ia meremas lengan Angkasa dengan cukup kuat, seraya mengginggit bibirnya.
"Jangan dibiasain suka gigit bibir,"
Perkataan Angkasa, refleks membuat Ratu menghentikkan apa yang dilarang oleh cowok itu.
Angkasa lalu membawanya untuk duduk di kursi. Ia berjalan mengambil tisu kering. Sedikit melonggarkan dasi yang tengah dipakainya, kemudian berjongkok menghadap gadis itu. Perlahan Ia mengelap lengan Ratu, selanjutnya meniupnya dengan penuh hati-hati.
"Untung gak sampe melepuh"
Tak bisa berkata apa-apa. Ratu hanya tertegun dengan apa yang sedari tadi Angkasa perbuat. Saat hembusan nafas Angkasa terasa dikulitnya, juga saat tangannya diusap oleh cowok itu, membuat darah Ratu mendesir pelan.
"Tangan lo dingin"
Dengan cepat Ratu menarik kembali tangannya. Sial, bahkan sekarang jantungnya berdegup kencang.
"Dasar ceroboh" olok cowok itu.
Kembali terdiam beberapa detik, mata Angkasa beralih pada bibir bagian bawah milik gadis itu, ada sedikit darah disana. Tangannya terangkat begitu saja, menyentuh bibir ranum itu.
Lagi, Ratu kembali meringis.
"Bibir lo berdarah" Ia berdecak, "kenapa lo sangat suka ngelakuin hal yang bikin diri lo terluka?!" Bentaknya.
Entah kenapa, Ratu merasa ada nada khawatir yang tersirat dalam bentakan Angkasa. "Tunggu, disini"
"Mau kemana?" Ratu menahan tangan cowok itu.
"Ambil P3K"
"Gak perlu, nanti juga sembuh sendiri"
"Sembuh sendiri, atau infeksi sendiri?"
KAMU SEDANG MEMBACA
RASA [End]
Teen FictionStory ke-2 [End]📣 ATTENTION‼️⚠️ Mohon maaf sebelumnya untuk para readers. Author baru nyadar kalo ada beberapa part, yang sepertinya acak-acakan. Fyi, author baru nyadar setelah beberapa bulan hiatus😭🙏 Kalo tidak salah di part 6,8,5,9,7 Seharusny...