Jawaban

212 16 3
                                    

Rumah ini terasa sunyi. Setiap kali masuk ke dalam rumah tanpa penghuni. Hanya ada aku dan kenangan. Baru saja tertawa bersama sahabatku Saga. Sedih itu kembali menghampiri. Dia telah lama bersamaku sejak SMA dan kini kita sudah dewasa. Entah apa yang kuinginkan sekarang. Aku terlalu rakus menginginkan segalanya. Aku ingin keluarga yang utuh seperti Saga. Selain anak cowok satu satunya, Dia juga mempunyai dua saudara cewek. Perilakunya sangat tegas kepada kedua Kakaknya. Meski sudah dewasa kedua saudaranya masih sering merengek meminta sesuatu ketika ulang tahun mereka tiba. Apa yang diinginkan harus dikabulkan.

Kedua orang tuaku sudah bercerai sejak sepuluh tahun yang lalu. Dan mereka telah memiliki keluarga dan anak anak dari pasangan masing masing. Aku memutuskan hidup sendiri. Berkarir di perusahaan ayahku. Dan ingin menjadi pewarisnya.

Aku ingin ketika sampai di rumah. Disambut hangat oleh Mama atau berbincang dengan Papa. Saling bertukar pikiran dan berkumpul di ruang keluarga sambil menonton TV. Banyak hal yang ingin kulakukan bersama keluarga. Sudah membuat rencana ke dalam jurnal harianku. Semuan hanya tersusun rapi dengan tinta merah seakan semua sudah dilakukan bersama. Padahal tidak sama sekali. Aku melakukannya sendirian tanpa mereka.

Aku biasa menghabiskan waktu di rumah setelah pulang kerja. Melakukan hobi melukis di studio yang telah aku buat di dalam kamar. Ruangan ini di design langsung oleh Saga. Dengan segala ide jadilah ruangan kecil yang dapat menampung segala karyaku dengan tertata rapi.

Terdapat tulisan kecil di meja kecilku. Katanya sebagai pengingat dirinya. Meski namanya tidak tertulis, aku tetap ingat dengannya.

Belakangan aku merasa pacarku Rafi sedikit berubah. Lebih banyak diam dan jarang bertemu denganku. Aku telah bertanya beberapa kali masalah yang sedang dihadapinya saat ini. Dia hanya menjawab, "Aku tidak apa-apa."

Aku tahu ketika kamu mengatakan itu, aku semakin yakin kalau kamu sedang punya masalah. Kadang aku berpikir mungkin sekarang kamu mulai bosan denganku. Akupun mengikuti alur cerita hidupmu sampai kamu mengatakan masalahmu padaku.

Aku berpikir cara untuk bertemu dengamu. Berjam jam aku hanya duduk di hadapan kanfas dengan coretan banyak warna tanpa makna. Di tengah lamunan, Saga menelpon dan mengagetkanku dengan suara teriakannya, "Selamat atas kenaikan jabatanmu."

"Dari mana kamu tahu?" tanyaku

"Dari temanku yang satu divisi denganmu." katanya.

Sejenak aku berpikir membuat rencana untuk merayakan kenaikan pangkat dengan mengundang Saga dan Rafi. Segera aku menghubunginya untuk bertemu di suatu tempat.

Aku meminta Saga untuk menemaniku merayakannya bersama Rafi. Tidak lengkap rasanya ketika seorang sahabat tidak hadir dalam kebahagiaannya. Merekapun berangkat menjemput Rafi yang harus melewati rumah padat penduduk. Berada di dalam gang kecil bagai labirin.

Rafi terlihat tidak senang ketika di jemput. Matanya sembab dan aku tidak berani bertanya karena Dia hanya diam.

***

Kami duduk di tempat yang sudah kupesan sebelumnya. Pertama kali aku merayakan kenaikan pangkat. Sangat memalukan, tidak seharusnya aku beralasan seperti ini untuk bertemu dengannya. Saga memberiku sebuah buku jurnal dan Rafi memberiku hadiah dalam sejarah kehidupanku. Berupa bunga melati yang dibawa oleh waiters sebagai kejutan. Padahal aku tahu Dia telah membawanya dengan bersembunyi. Reflek aku bersin terus menerus ketika hidungku mencium aromanya. Aku berlari ke toilet untuk membasuh wajah dan tangan yang tersentuh melati.

Setelah selesai dengan urusanku. Ternyata Rafi telah menungguku di depan toilet wanita bersandar di dinding dengan memainkan kakinya di lantai.

"Bisa kita bicara sebentar." katanya.

Perasaanku merasa tidak enak. Sesuatu yang buruk akan terjadi. Rafi tidak tersenyum sedikitpun sejak pertemuan tadi.

Aku mengikutinya, Kami berhenti di parkiran depan, di tempat yang sedikit sepi. Rafi mengatakan akan berangkat ke Jakarta besok malam. Aku tidak bisa menerimanya begitu saja. Tidak memberi kabar selama berhari hari dan sekarang mengatakan ingin pergi ke kota lain.

Rafi berusaha memahamiku. Tapi aku tetap menahannya sampai akhirnya Rafi berteriak untuk pertama kalinya. Sungguh ini adalah akhir dari segalanya.

Aku menghentikan pertengkaran ini. Karena Saga sedang memperhatikan kami di balik mobil lain yang sedang terparkir. Segera aku memberi kode agar dia keluar dari persembunyiannya dan pulang ke rumah.

Tidak ada percakapan setelah itu. Kami melempar pandang ke luar jendela, menggerutu dalam hati dan ingin menyelesaikannya sekarang juga. Namun Ada Saga di sini. Aku harus menahannya hingga sebelum Rafi berangkat ke Jakarta.

***

Keesokannya aku di jemput oleh Saga. Mengajakku mengitari kota hingga tiba di sebuah terminal. Aku tidak berpikir untuk bertemu Rafi saat ini. Saga sengaja membawaku ke sini untuk menyelesaikan masalahku sekarang juga. Tapi aku tidak mau berkata apapun dan Dia juga tidak mau melihatku. Hanya lambaian kecil sebagai perpisahan yang disuguhkannya untukku.

Air mata ini tidak dapat di bendung sesampainya di rumah. Menangis sendirian di kamar bersama kesunyian.

Aku tetap menjalani aktifitasku bersama Saga. Meski terkadang terlintas wajah Rafi di tengah kesibukanku. Aku masih menunggunya hingga tiga tahun lamanya. Rafi belum juga memberi kepastian. Sedangkan aku tahu Saga menyukaiku sejak lama.

Aku memberanikan diri untuk bertanya kepada Rafi tentang hubungannya. Alhasil kami putus karena jarak. Aku kembali terluka setelah tiga tahun hampir pulih. Aku belum bisa membuka hati untuk orang lain, begitu juga dengan Saga. Kami tetap berteman sampai waktu yang akan mengiringi sampai ke ujung jalan. 

Terima kasih sudah membaca dan jangan lupa beri vote dan tinggalkan komentar ya 😀😉

Semoga kalian suka dengan ceritanya 😁😎

Aku juga mau rekomendasikan cerita yang lainnya: Pernah Berakhir

                                                                                                              : Teka Teki Sepatu

Kalian juga boleh follow akun sosmedku juga: Instagram dan Tiktok @Sucimutiara96

Kumpulan CerpenTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang