Di kelas pasti ada yang mengalami yang namanya cinlok, cinta segitiga, dan bebagai macam cinta lainnya. Ada yang diselingkuhi, di ghosting ataupun di putusin. Dikhianati teman sendiri atau dilarang pacaran oleh orang tua. Dan berbagai warna cinta selama remaja bisa kita rasakan. Apalagi ketika SMA. Itu adalah masa remaja yang penuh kenangan. Tidak bisa dilupakan kecuali kalau kamu sedang amnesia.
Di kelas, seorang cowok bernama Frans mencoba mendekati Maya. Rasa sukanya itu sudah terlalu lama di pendam. Sudah setahun lamanya. Sejak kelas dua dan sekarng sudah kelas tiga dan sebentar lagi akan lulus. Tiga bulan sebelum lulus Frans baru berani mengatakannya. Dulu Maya juga pernah menyukai Frans. Sudah sangat lama bahkan sekarang sudah memudar, terasa hambar dan tidak hangat lagi.
Maya mengatakan kepada Frans, "Lebih baik kita jadi teman aja. Udah. Jangan ada cinta cintaan lagi."
Frans tidak akan menyerah begitu saja. Dia terus mendekati Maya. Memberikan perhatian yang berlebihan. Bahkan memberikan makanan lewat teman sebangkunya Feny untuk bisa mendapatkan Maya.
Frans merupakan siswa yang masuk dalam peringkat sepuluh besar. Pelajaran yang paling dikuasainya adalah Matematika. Maya merupakan sisiwi dengan peringkat lima. Namun nilai terendahnya dalah Matematika. Ini adalah kesempatan Frans untuk bisa mendekati Maya melalui teman sebangkunya Veny yang juga pintar matematika. Tapi tidak masuk dalam sepuluh besar.
"Maya. Kamu remedial Matematika ya?" tanya Feny. Terlihat Maya gusar menulis angka dengan coretan di bukunya.
"Iya nih. Bantu aku dong." kata Maya
"Oke. Ikut aku belajar di ruang labor. Di kelas berisik. Kita cari tempat yang tenang. Biar kamu lebih gampang ngerjakannya." ajak Veny.
"Sekarang?"
"Tahun depan juga tidak apa-apa." jawab Veny mengayunkan langkah keluar kelas.
Di labor Frans mengenakan pakaian putih serta kacamata dan peralatan labor IPA lainnya. Seperti sedang melakukan penelitian. Pakaian tersebut hanya digunakan oleh kelas yang sedang melakukan praktek. Sedangkan Fran adalah anak IPS. Tidak seharunya menyentuh barang sembarangan di tempat ini.
"Apa yang kamu lakukan?" tanya Maya. Duduk di kursi praktek, menghempaskan bukunya diatas meja sembari melihat Veny yang sekongkol dengan Frans.
"Frans." panggil Venny dengan manja.
"Sebentar. Aku kesana." Frans membuka baju prakteknya langsung duduk di samping Maya.
"Ada yang bisa ku bantu." katanya
"Ada." jawabnya singkat.
Frans memberikan jalan mudah untuk memecahkan rumus Matematika. Maya memperhatikannya dengan seksama. Sangat mudah dipahami. Sekarang giliran Maya mengerjakannya dengan soal yang berbeda dan rumus yang sama. Tidak semudah kelihatannya. Maya mematung meilihat soal dihadapnnya, berpikir keras untuk menyelesaikannya.
Sementara itu Feny berdiskusi dengan Frans tentang tugas kelompok. Suara mereka mengganggu konsentrasi Maya.
"Bisa diam nggak." kata Maya kesal. menekan ujung pensil di atas buku hingg patah.
"Maaf suara kami mengganggu ya." kata Frans.
Maya berdiri, membawa bukunya meningglkan kedua temannya.
"Apaan sih Maya. Kamu pikir bisa ngatur orang seenaknya saja."
Langkah Maya terhenti. Menoleh ke belakang dan berkata, "Katanya mau bantu. Buktinya kamu cuma mau diskusikan tugas kelompok. Modus banget sih!" Maya berjalan cepat ketika Feny mengoceh keras.
KAMU SEDANG MEMBACA
Kumpulan Cerpen
General FictionBerbagai kisah dan genre terdapat di cerpen ini. Disajikan secara menarik untuk menarik perhatian pembaca.