Penghuni Kost

226 12 3
                                    

            Pagi ini hujan turun sangat deras. Setelah sekian lama kemarau panjang menyelimuti bumi di belahan kotaku. Sepertinya hari ini hujan akan bertahan lama. Warga sekitar lebih memilih mengurung diri di rumah. Meski Beberapa orang tetap melakukan aktifitas di luar. Hujan akan tetap turun. Begitu juga denganku harus belanja di warung terdekat untuk kebutuhan perut. Di luar tampak sepi, hanya terdengar suara hujan yang jatuh ke loteng rumah. Dan bau amis yang mulai tercium ketika hujan turun.

Dalam keadaan sedikit basah akibat payung yang kugunakan robek kecil dibagian atas. Mengharuskanku mandi dalam keadaan dingin dan menggigil.

Di kamar kostan yang baru dihuni selama tiga hari. Aku mengalami sesuatu yang tidak mengenakkan. Hal aneh terjadi sejak pertama aku memindahkan barang di kamar ini. Dari pintu lemari terbuka sendiri bahkan televisi menyala ketika aku sudah mencabut colokannya.

Aku sengaja mengambil kostan yang berada di tengah penduduk dan tinggal bersama pemilik rumah. Sejak kedatanganku menemui pemilik kostan yang tinggal sendirian di rumah besar. Sesuatu yang mengganjal terjadi padaku. Namun tidak tahu apa yang terjadi. Aku mencoba berpikir positif tentang hal ini.

Di sini kebersihan sangat terjaga. Sangat cocok denganku. Rumah ini sangat bersih meski tidak pernah melihat pekerja rumah sedang melakukan tugasnya. Aku bertanya kepada pemilik kostan. "Kemana penghuni kostan lainnya?" Ibu itu menjawab. "Ada. Tapi sedang keluar. Disini ramai saat malam hari saja."

"Dimana para pekerja rumah di sini?" tanyaku

"Ada. Mereka sedang istirahat." jawab Ibu pemilik kostan.

"Jadi? Ibu tinggal dengan siapa?" tanyaku semakin penasaran.

"Dengan anak kostan lainnya."

Bangunan ini memiliki interior klasik dan cahaya lampu yang redup. Juga diperkarangan rumah ditanami banyak batang bamboo dan juga melati. Halamannya cukup luas untuk bisa jogging di pagi hari. Udara disini sangat baik untuk pernapasan.

Aku menjajaki seisi rumah di waktu senggang dengan live streaming di instagram. Mulai banyak komentar bermunculan, mengagumi rumah yang kutinggali sekarang. Dan ada juga yang mengatakan menyeramkan untuk dijadikan tempat tinggal. Aku menjelaskan setiap detail rumah kepada pengikut yang menyaksikan.

Rumah ini terbentang luas, terdapat foto-foto bersejarah dari penghuni rumah. Mereka merupakan keluarga besar dan tidak ada senyuman dari wajah mereka. Terdapat satu foto besar diantara foto dengan bingkai kecil yang berjejer di dinding. Ibu kostan dengan mahkota besar di kepalanya.

Kameraku terfokus pada foto besar yang menyerupai Ratu. Pandanganku beralih ke arah angin seakan ada yang menyentuh pundakku dengan halus. Ibu kostan berdiri dengan sorot mata tajam.

"Jangan merekam apapun di rumah ini." katanya

"Maaf Buk." Sambil mengakhiri live hari ini.

Aku kembali ke kamar mengurung diri. Telentang menghadap langit kamar seraya berkata, "Sangat membosankan."

Berada di kostan sendirian sangt bosan. Tinggal menunggu malam untuk bisa bertemu dengan penghuni kostan lainnya.

Waktu menunjukkan pukul tujuh malam. Terdengar suara membuka dan menutup pintu dari luar. Aku keluar kamar sekedar menyapa penghuni lainnya. Hanya terlihat tangan yang sedang menutup pintu. Setelah itu tidak ada lagi terdengar apapun.

Aku kembali masuk ke kamar. Melanjutkan bacaan buku novel. Suara dari kamar lain mulai terdengar. Dari tawa keras dan suara aneh lainnya yang tidak wajar. Seperti teriakan dan tangisan.

Untuk memastikan penghuni lainnya. Aku membuka pintu kamar mengintip kegiatan mereka hingga setengah jam. Namun tidak ada yang keluar dari kamar. Aku kembali menutup pintu. Melanjutkan bacaan yang sempat tertunda.

Malam semakin larut. Terdengar banyak langkah yang melintas di depan kamar. Aku kembali membuka pintu. Namun tidak seorangpun di sini.

Aku memutuskan untuk keluar kamar menikmati suasana malam yang mendung dan dingin. Hujan tidak lagi turun. Namun tubuh ini terasa dingin dan bulu tanganku berdiri.

Banyak wanita yang berkumpul di pekarangan belakang rumah menggunakan jubah hitam dengan nyanyian keras yang menyeramkan.

Mengelilingi api unggun dengan mengangkat kedua tangan, secara bergantian keluar dari barisan dan berjalan mengelililingi lingkaran yang telah dibuat di tanah. Moment itu aku rekam dari balik tembok.

Sejak awal aku merasa ada yang aneh dari tempat ini. Aku kembali ke kamar dan tidur. Selang beberapa waktu seseorang mengetuk pintu kamar dengan pelan. Aku mengabaikannya, menganggap itu hanyal ilusi semata. Ketukan itu semakin kencang saat mencoba mengabaikannya.

Pintu terbuka dengan sendirinya. Jujur aku merasa takut. Dengan modal keberanian yang ciut aku memeriksa keadaan di luar kamar. Kumpulan wanita berjubah hitam sedang berkumpul di depan kamar, membawa obor sembari mengucapkan kata yang tidak kumengerti. Mereka mengelilingiku dan menyemburkan air. Aku berlari dari kerumunan dan mencari jalan keluar. Tidak ada jalan yang bisa membawaku keluar dari rumah ini karena di hadang oleh mereka. Akhirnya aku terkepung.

Aku berteriak sekencang kencangnya dan terbangun dari tidur.

Ah, untung hanya mimpi.

Waktu menunjukkan pukul enam pagi. Buku ini masih ada di genggamanku. Untung saja kejadian itu tidak benar terjadi karena sangat menyeramkan. Ini adalah hari keempat berada di kostan. Berniat untuk pindah ke tempat lain sebelum sesuatu yang buruk terjadi padaku. Pagi ini penghuni kost tampak sibuk membersihkan seisi rumah. Ini pertama kalinya aku bisa melihat mereka melakukan aktifitas.

Pagi ini aku bersiap untuk jogging. Di halaman depan terlihat seorang wanita sedang menenteng koper menuju ke dalam rumah. "Sepertinya itu penghuni baru kostan ini." pikirku.

Aku berpapasan dengannya dan mengulurkan tangan sebagai perkenalan. Dia berjalan terus hingga menembus tubuhku. Seketika wanita itu merasakan merinding dan ketakutan sama yang pernah aku alami.

Hari ini wajahku terpajang di dinding rumah bersama wanita lainnya. Dengan raut wajah tanpa senyum.

Terima kasih sudah membaca dan jangan lupa beri vote dan tinggalkan komentar ya 😀😉

Semoga kalian suka dengan ceritanya 😁😎

Aku juga mau rekomendasikan cerita yang lainnya: Pernah Berakhir

                                                                                                              : Teka Teki Sepatu

Kalian juga boleh follow akun sosmedku juga: Instagram dan Tiktok @Sucimutiara96

Kumpulan CerpenTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang