Rambut Kribo

151 12 1
                                    


"Apa rencanamu hari ini?" tanya Sam yang sedang merapikan rambut kribonya yang menutupi sebagian wajahnya di ponsel.

Siska yang merasa risih dengan penampilan temannya, ingin sekali menyeretnya ke barbershop sekarang juga. "Aku Cuma mau rebahan seharian tanpa di ganggu." jawab Siska

"Aku suntuk banget di rumah." kata Sam mencabuti rumput jepang yang sengaja ditanam oleh Papa siska agar halaman tampak hijau.

Siska sejak pagi menggunting pagar tanaman di halaman rumah, ingin memotongnya sesuai dengan tinggi taman. kini berubah bentuk seperti rambut temannya yang sedak duduk di atas rumput.

"Apa yang kamu lakukan!?" kata Siska melemparkan gunting rumput hampir mengenai kaki Sam.

"Maaf. Aku mencabut rumput ini terlalu dalam." kata Sam. Memperlihatkan tanah yang membentuk lubang kecil.

"Apa!" Siska berjongkok melihat tanaman rumput yang di rawat papanya dengan baik yang berubah menjadi galian semut.

"Jangan berlebihan menanggapinya." kata Sam mundur selangkah dari hadapan Siska.

"Apa yang harus kulakukan?" kata Siska dengan panik.

Sam hanya diam, merasa tidak bersalah dengan perbuatannya. Papa Siska akan marah besar ketika tanamannya dirusak oleh orang lain. Siska mengumpulkan hasil potongan dedaunan dan menempelnya diatas tanah lalu menaburnya kembali seakan rumput tersebut tidak rusak sama sekali.

"Apa papamu semenakutkan itu?" tanya Sam tanpa berbuat apapun untuk membantu Siska.

"Papapku akan sangat marah besar. Karena ini adalah-" Siska menutup wajahnya menahan tangis membayangkan Papanya akan melakukan sesuatu terhadap Sam yang polos.

"Aku akan membantumu untuk lolos dari hukuman Papa." kata Siska.

"Kenapa aku dihukum." tanya Sam sedikit ketakutan.

"Karena kamu salah. Bodoh."

Sam kini sama paniknya dengan Siska. Terakhir datang ke rumah. Papa Siska menahannya untuk tetap tinggal menemaninya bermain catur sampai bisa mengalahkannya. Saat itu waktu menunjukkan pukul satu pagi. Sam belum juga memenangkan permainan tersebut karena Dia memang tidak bisa bermain catur.

Hingga Siska datang dan menguap dengan mulut yang besar, bangun dari tidurnya yang panjang sejak pukul delapan malam tadi meninggalkan Sam bersama Papanya hingga larut malam.

Siska mengambil alih tempat Sam. Dalam waktu beberapa menit Papanya kalah dan Sam bisa pulang dengan selamat.

Siska melambaikan tangan dan mengucapkan. "Hati hati di jalan. Jangan begadang. Ingat besok kamu harus kerja."

Perkataan yang yang sangat menjengkelkan bagi Sam.

Papa Siska datang dengan wajah arogan. Memperhatikan tanamannya yang tampak ganjal. Dia berjalan kearah Sam dan tangan yang sedang menutupi lubang hasil galiannya.

"Apa yang kamu lakuakan!?" teriak Papa Siska dengan serak suaranya.

"Enggak sengaja Pak." kata Sam merunduk ketakutan.

"Kamu tetap disini sampai rumput ini tumbuh." gertak Papa Siska.

"Aku kan harus kerja Pak." jawab Sam terbata bata

"Bagaimana kalau hukumannya diganti saja Pa. Kasian Sam." Menatapnya dengan iba.

"Kalau begitu sebagai gantinya. Kamu harus potong rambut kamu sekarang juga."

"Baik pak." jawabnya segera.

***

Satu jam kemudian

Sam berubah penampilan gaya rambut. Menyembunyikan wajah manisnya dibalik rambut kribo. Papa Siska mengacungkan jempol kepada Sam yang terkejut melihat wajah aslinya. 

Terima kasih sudah membaca dan jangan lupa beri vote dan tinggalkan komentar ya 😀😉

Semoga kalian suka dengan ceritanya 😁😎

Aku juga mau rekomendasikan cerita yang lainnya: Pernah Berakhir

                                                                                                              : Teka Teki Sepatu

Kalian juga boleh follow akun sosmedku juga: Instagram dan Tiktok @Sucimutiara96

Kumpulan CerpenTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang