Sekolah

734 16 1
                                    

            Rasanya baru kemarin kita duduk di sini. Di ruangan ini. Tertawa keras hingga menyebabkan keributan. Tulisan ini masih ada sebagai bukti bahwa kita pernah berada di sini. Sikap konyol di antara pertemanan menjadi penghibur dikala kantuk menghampiri. Apakah kalian ingat? Kita selalu mengeluh dengan suasana di sini. Bahkan kita bolos demi terlihat keren di mata teman yang lain. Disinilah kita banyak mengahabiskan waktu. Bahkan salah satu diantara kita ada yang menjadi penghianat untuk menyelamatkan dirinya sendiri.

Merobekkan buku pelajaran untuk membuat bola dari kertas, kita berperang di kelas saling lempar hingga membuat guru marah. Aku juga ingat saat diantara kita ada yang suka tidur. Sering telat lalu di hukum. Tidak mengerjakan tugas rumah, saling contek. Dan bertengkar hanya karena masalah spele.

Kita sangat menantikan hari libur, membuat rencana bepergian hanya untuk posting kebersamaan. "Biar dibilang kompak." kata Alka. Admin grup kelas sekaligus merangkap menjadi ketua kelas dan ketua osis. Tidak ada lagi pilihan saat itu. Karena Dia calon tunggal. Lucu sekali, ketika kita mencalonkannya menjadi ketua osis tanpa sepengetahuannya. Sebuah kejutan bagi teman, anak yang tidak pernah terpikir untuk masuk ke dalam perangkat sekolah.

"Sudah berapa lama kita nggak bertatap muka seperti ini?" kata Alka, matanya menyapu seisi ruangan. Mengingat moment saat di kelas.

"Terakhir kali? Kapan ya? Aku lupa, sudah lama sekali." jawab Andre.

Sejak pandemi, sekolah ini menjadi tidak terawat. Bahkan sekarang seperti bangunan tua yang tidak pernah dihuni selama berabad lamanya. Sekolah kini menjadi sarang hewan kecil. Penuh dengan lawa-lawa. Berdebu dan tak seindah dulu.

Di sini kita janjian bertemu dengan teman sekelas lainnya. Hanya beberapa orang yang menyanggupi datang untuk berkumpul. Sejak pengumuman libur dari sekolah. Kita semua menyambutnya dengan gembira. Bisa tidur seharian di rumah, main games, keluar dengan teman. Dan banyak yang sudah di rencanakan di dalam pikiran selama libur dua minggu.

Sesaat memang menyenangkan berada di rumah. Nonton tv seharian, Bebas tugas dari sekolah. Yang jelas mereka sangat menikmatinya. Ketika mendapat pengumuman lagi dari pihak sekolah bahwa libur di perpanjang. Begitu seterusnya sampai waktu yang tidak ditentukan. Sampai merayakan kelulusan tanpa ujian yang dilalui kakak kelas terdahulu.

Ini sudah masuk tahun kedua pandemi. Beberapa dari teman ada yang positive covid dan ada juga yang tidak mempercayainya.

Di depan kelas kita bertemu. Hanya berempat. Semua ruangan tertutup dengan gembok yang bergantung di pintu.

"Woi." panggil Alka kepada Nari yang sedang memperhatikan keadaan sekitar.

Nari tampak terkejut dengan kehadiran kedua temannya. "Jangan ngagetin dong." Nari mengelus dada.

"Rindu nggak sama kami?" kata Alka membuka pelukan untuk Nari

"Ya rindulah." Nari membuka pelukan juga. Namun mereka tidak berpelukan. Itulah cara mereka dalam berteman.

"Yeri kemana?" tanya Andre.

"Bukannya pergi dengan kalian?" kata Nari.

"Awalnya sih bareng sama kami. Tapi nggak tahu kemana tuh orang." kata Andre.

Bwaa..

Yeri mengejutkan mereka semua. Memakai seragam putih abu-abu. Lengkap dengan sepatu hitam serta ransel di punggungnya. Mereka bukan lagi penghuni sekolah. Rasa rindu membawa mereka ke sini. Meski tidak lengkap dengan teman lainnya.

"Ada apa dengan pakaianmu?" tanya Nari.

"Aku ingin memakai seragam ini untuk terakhir kalinya." jawab Yeri dengan senang.

"Yuk kita kelilingi sekolah ini." Ajak Yeri.

Kami mengunjungi kantin, Duduk sembari ngemil makanan ringan yang di bawa oleh Yeri. Setelah itu mereka berlari di lapangan sekolah. Belum sampai disana. Yeri mengajak berfoto sebagai kenangan.

Setelah puas berkeliling sekolah. Kami kembali pulang. Rasanya tidak ingin berpisah. Ingin menjabat tangan lebih erat. Menghabiskan waktu lebih banyak lagi. Rindu ini belum lepas meski sudah berjumpa.

Esoknya terdengar kabar bahwa Yeri telah meninggal dunia. Setelah pulang dari berkeliling sekolah akibat kecelakaan. Baru kemarin Yeri ingin mengenang moment langka. Dan meninggalkan sepercik foto yang terpajang di bingkai.

Terima kasih sudah membaca dan jangan lupa beri vote dan tinggalkan komentar ya 😀😉

Semoga kalian suka dengan ceritanya 😁😎

Aku juga mau rekomendasikan cerita yang lainnya: Pernah Berakhir

                                                                                                              : Teka Teki Sepatu

Kalian juga boleh follow akun sosmedku juga: Instagram dan Tiktok @Sucimutiara96

Kumpulan CerpenTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang