Dugaan

145 10 1
                                    

Hari terakhir ketika semuanya sudah selesai. Dhea berjalan di tengah hujan membawa payung masih dengan seragam sekolah menuju kafe. Di pintu yang terbuat dari kaca. Terlihat Dinda dengan seragam pelayan kafe bewarna moca dan celemek lucu dengan bando di kepalanya sedang membersihkan meja pelanggan. LLalu mengangkat piring dan gelas kotor dengan mampan. Kerjanya sangat cekatan untuk seorang pelajar. Dengan lincah merapikan segalanya dengan baik.

Dinda bekerja paruh waktu selama dua tahun sejak pertama kali masuk SMA. Usahanya untuk tetap melanjutkan sekolah bisa diacungkan jempol. Kini Dinda diskorsing selama satu minggu.  Dan akan dikeluarkan dari sekolah, akibat gossip yang tersebar hingga disekolahan. Dinda adalah anak yang tidak punya prestasi. Nilainya tidak bagus. Tidak punya banyak teman. Wajahnya cantik, berkulit putih serta bentuk tubuh yang langsing. Kekurangan dalam dirinya adalah sangat tertutup dengan orang lain. Memilih tidur di kelas saat jam istirahat menggunakan earphone.

Tidak ada yang mengetahui rumahnya, bahkan sekolah sekalipun. Data yang diberikan pada pihak sekolah semuanya palsu. Dinda sering pindah dari satu kontrakan ke kontrakan lainnya. Tidak tahu dimana orang tuanya. Bahkan semuanya terlihat serius.

Setahun yang lalu menjadi anak pindahan yang dikagumi banyak orang. Banyak yang ingin berteman dengannya bahkan beberapa cowok menyatakan cinta, sampai sekarang tidak ada jawaban dari Dinda. Menggantung antara iya atau tidak.

Kehidupan Dinda palsu.

Memang benar, Dhea pernah melihat Dinda diantar sekolah menggunakan alphard. Dari penampilannya terlihat seperti orang kaya. Barang yang digunakannnya juga bermerk. Sejak saat itu semakin banyak yang ingin mendekatinya.

Saat turun dari mobil. Satu sekolah mengira Dinda memang kaya. Itu semua tidak benar. Kebetulan majikan Ibu Dinda melewati sekolahnya. Pertama dan terakhir kali Dinda diantar oleh majikan menggunakan mobil. Sehingga menimbulkan masalah besar dalam hidupnya.

Sehingga orang lain mengira Dinda memiliki kehidupan sempurna.

Salah seorang dari teman sekolah melihat Dinda bekerja di kafe, setelah itu banyak teman yang berdatangan untuk melihatnya bekerja. Memotretnya lalu di buat berita dengan Judul, "Upik Abu."

Dinda tidak pernah berkata apapun soal dirinya. Hanya saja orang lain mengambil kesimpulan dan kini dihujat satu sekolah. Satu kesalahan fatal yang dilakukan Dinda. Membuat identitas palsu kepada sekolah.

Dari pernyataan yang kudengar langsung dari Dinda setelah membujuknya untuk berkata jujur kepada Dhea. Saat itu Dinda terdaftar di alamat sang majikan. Dan masuk ke dalam Kartu Keluarganya karena dirawat sejak kecil. Sampai remaja Ibunya ketahuan mencuri uang dan itu adalah jebakan dari anak majikan karena orang tuanya lebih menyayangi Dinda.

Kini mereka terusir dari rumah. Kehilangan pekerjaan dan harus bekerja di Kafe setiap pulang kerja. 

Dhea menunggu di luar kafe.

Sepuluh menit lagi Dinda selesai dari pekerjaannya. Dan sekarang sedang mengangkut sampah dengan kotak yang tampak berat. Segera aku mendekatinya untuk membantu membawakan bawaannya.

"Kenapa kamu terus menungguku disini." katanya.

"Aku mau memberikan ini." Menyerahkan payung kepada Dinda.

"Tidak perlu." Dinda berjalan mengabaikan Dhea.

"Aku taruh di sini." Dhea meletakkanya di depan pintu kafe. "Jangan sampai kehujannan."

Dinda berjalan di tengah hujan berlawanan arah dengan Dhea. Payung yang diberikannya di biarkan tergeletak di depan pintu.

Di persimpangan jalan masih berada di dekat kafe. Dinda berpapasan dengan Aldo. Memberikan payung miliknya dan menyusul Dhea.

Dhe sudah pernah mengatakan pada pihak sekolah tentang kejadian yang sesungguhnya. Dinda berada di posisi yang serba salah. Tidak ada yang percaya dengan omongannya. Dhea, sebagai teman sekelas. Bermurah hati untuk membantu menyelesaikan masalahnya. Hari ini adalah keputusan Dinda. Antara DO atau lanjut sekolah.

***

Besoknya di sekolah. Dinda berada di ruang kepala sekolah bersama wali kelas. Keputusan akhir, Dinda tetap melanjutkan sekolah dengan bantuan donatur  sekolah. 

Terima kasih sudah membaca dan jangan lupa beri vote dan tinggalkan komentar ya 😀😉

Semoga kalian suka dengan ceritanya 😁😎

Aku juga mau rekomendasikan cerita yang lainnya: Pernah Berakhir

                                                                                                              : Teka Teki Sepatu

Kalian juga boleh follow akun sosmedku juga: Instagram dan Tiktok @Sucimutiara96

Kumpulan CerpenTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang