Pekerjaan Baru

90 11 0
                                    


"Kenapa kamu selalu menyisakan makanan?" kataku. Mengambil sisa makanan di mangkoknya.

Aku memang tidak pernah gengsi untuk mengambil sisa makanan teman selagi Dia tidak mempunyai penyakit menular atau makanannya belum dicampur aduk seperti makanan anjing.

"Aku sudah kenyang." jawab Amel.

"Kenapa pesan porsi yang besar tadi?" kataku kembali. "Selalu saja kamu menyisakan makanan seperti imi. Mubazir Mel."

"Ya gimana dong. Perutku nggak sanggup lagi menampung makanan." kata Amel. Dia juga menyisakan minuman yang masih banyak tersisia di gelasnya.

Sore ini kami singgah di warung bakso sepulang kerja. Amel yang sering mengunjungi kuliner setiap ada waktu luang. Aku pernah bilang dengannya, "Kenapa kamu nggak jadi yotubers aja. Kan lumayang uangnya. Kamu nggak perlu kerja seperti ini lagi. Menunggu gaji diawal bulan dan kekurangan uang diakhir bulan. Amel tidak menyetujuinya. Karena ini hanyalah hoby semata jawabnya.

"Kenapa hobi kamu nggak dijadikan ladang pencari uang. Aku mau kok bantu kamu." saranku berulang kali. Aku juga sudah lelah menjadi karyawan dengan gaji yang tidak pernah cukup karena harus mengirim uang ke kampung.

Amel masih saja berpikir panjang. Sampai sekarang. Menghabiskan banyak uang untuk kebutuhan perutnya.

Aku memang sering lapar ketika sore menghampiri. Tapi aku bisa tahan sampai tiba di rumah demi menghemat uang untuk bulan selanjutnya. Kadang aku merasa tidak enak terus menolak ajakan Amel mencicipi setiap kuliner dengan harga yang tidak wajar.

"Bagaimana kalau kita coba saja Mel." kataku untuk kesekian kali.

"Coba apa?" tanya Amel berpura tidak mengerti.

"Jadi youtubers." Mencubit lengannya yang menjulur di atas meja.

"Aku nggak PD."

"Kamu cukup memperlihatkan makanan yang dihidangkan dan sebagian wajah saja." Memberikan saran yang agak eneh.

"Bagus juga saranmu." kata Amel. "Bagaimna memulainya?" Sepertinya Amel mulai antusias.

"Ya mulai saja. Dari makanan yang sedang viral saat ini. Rekam dan Upload. Kita tunggu hasilnya.

Sampainya di kost. Amel kembali berubah pikiran, "Aku tidak mau jadi youtbers."

"Kenapa berubah pikiran." tanyaku.

"Nggak semudah itu Cha. Cari subscriber itu sulit dan aku takut kita akan mendapatkan lebih banyak dislike dan komentar jahat lainnya.

"Kamu jangan pikirkan orang lain. Cukup jalani saja dan nikmati hasilnya." saranku menguatkan keyakinannya.

"Aku pikir lagi deh." kata Amel.

Pukul tiga pagi. Amel membangunkanku, "Cha. Aku mau jadi youtubers. katanya. "Aku sudah memikirkannya sejak tadi sampai nggak bisa tidur.

"Demi apa kamu nggak tidur sejak tadi."

"Demi kamulah." kata Amel.

Sepulang kerja kami singgah di salah satu kafe yang banyak dikunjungi kaum remaja. Dari ratingnya aja sangat tinggi. Dan juga banyak rekomendasi dari teman sekantor.

Amel masih belum percaya diri. Kami mencari tempat yang jarang diduduki pengunjung. Tempat paling tertutup dan pojokan. Aku mulai merekam Amel yang tampak malu dan menarik nafas panjang berulang kali.

"Santai aja. Jangan gerogi." kataku menenangkannya.

Selesai meriview makanan. Aku mencoba mengedit videonya dengan cara yang sangat manual dan gaptek. Pertama kalinya mencoba menggunakan aplikasi dan hasilnya setelah di posting.

"Cha. Kenapa hanya ada lima orang yang nonton dan nggak ada like satupun." keluhnya.

"Sabar aja. Ini baru postingan pertama. Kita coba lagi."

Besoknya kami memulai lagi dan kembali di posting.

"Cha. Viewers kita bertambah menjadi tiga puluh orang dan sekarang ada like lima orang." kata Amel.

"Bagus dong. Berarti sudah ada peningkatan. Kita coba lagi besok." kataku. Sebenarnya aku sudah patah semangat melakukannya. Dilihat dari jumlah penonton dan subscriber hanya sepuluh orang terdiri dari. Ayah, abang, adik, sepupu dan teman sekantor.

Melihat Amel yang semakin semangat. Aku juga ikut semangat di hadapannya. Sampai sudah hampir dua tahun. Kami baru berhasil mendapatkan dua ribu subscriber dan penonton belasan ribu.

Kami masih bekerja sebagai karyawan swasta. Karena gaji dari youtube tidak cukup untuk kami berdua.

Gambar diambil dari : Popmama.com

Terima kasih sudah membaca dan jangan lupa beri vote dan tinggalkan komentar ya 😀😉

Semoga kalian suka dengan ceritanya 😁😎

Aku juga mau rekomendasikan cerita yang lainnya: Pernah Berakhir

                                                                                                              : Teka Teki Sepatu

Kalian juga boleh follow akun sosmedku juga: Instagram dan Tiktok @Sucimutiara96

Kumpulan CerpenTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang