Bukan Kupu-Kupu Malam

155 6 2
                                    

            Shiren disibukkan dengan pekerjaan deadline di kantor. Banyak pekerjaan tidak dapat diselesaikan hingga terbengkalai. Jumlah karyawan tidak sebanding dengan banyaknya pekerjaan di kantor. Sehingga Shiren mengajukan kepada Wakil maneger agar merekrut karyawan baru untuk meringankan pekerjaannya. Permintaan itu tidak langsung disetujui olehnya. Butuh waktu berpikir untuk menggaji karyawan lagi. Wakil Maneger melihat Shiren bekerja keteteran hingga terpaksa harus lembur bertiga bersama rekan kerja lainnya.

Hampir setahun ini Shiren bersama penanggung jawab pekerjaan yang bernama Pak sony sering menghabiskan waktu di kantor. Dengan adanya kerja sama tim yang solid serta keakraban yang terjalin meski usia bertaut lima belas tahun. Shiren menganggapnya hanyalah rekan kerja.

Pak sony yang mempunyai jiwa muda sering menghabiskan waktu bersama dua wanita yang satu divisi dengannya. Mereka sering bercanda bahkan kadang tidak tampak seperti pertemnana biasa. Seringnya menghabiskan waktu bersama tidak pernah terlintas sedikitpun dari hati memiliki rasa suka dan nyaman seperti yang sering terjadi saat ini. Banyak penggoda di luar yang siap menerkam ketika ada kesempatan.

Pak Sony mendatangi Shiren memberitahukan bahwasannya akan ada perekrutan karyawan yang akan bekerja sama dengan mereka.

"Bagaimana pengalamannya?" tanya Shiren

"Dia pernah bekerja di sini sebagai pekerja freelance menurut saya kinerjanya cukup baik." kata Pak Sony.

"Freelance? Siapa?

"Nisa."

Mendengar namanya Shiren bereaksi keras. "Kenapa harus Dia!?"

"Bukannya permintaanmu untuk menambah karyawan. Kenapa reaksimu seperti itu?" Pak Sony menjawab dengan lantang.

"Ya sudahlah kita coba saja." kata Shiren. Tidak ada alasan untuk menolaknya. Hanya saja Shiren tidak menyukai Nisa.

Semua keputusan ada di tangan Pak Sony. Meski Shiren menentang pernyataannya.

"Jadi kapan dia masuk?" tanya Shiren sekedar bertanya.

"Secepatnya." jawab Pak Sony dengan senyum. "Kamu tidak akan kerepotan lagi bekerja. Jadi harap bimbing anak baru tersebut." serunya.

Shiren mengangguk pelan. Matanya fokus menghadap computer dengan kesal.

***

Pekerjaan Shiren semakin hari bertambah banyak. Penjualan kertas meningkat pesat. Perusahaan menaruh harga lebih murah dari tempat lainnya. Sehingga pekerjaan menginput data semakin banyak dan laporan harian harus segera diserahkan kepada direktur. Jika terlambat menyerahkannya akan mendapat amukan besar yang pernah dialami sebelumnya.

Ditengah kesibukan Shiren, Pak Sony datang membawa Nisa untuk dibimbing bekerja. Dengan senyum terpaksa Shiren menyetujuinya dan mengarahkan Nisa pada pekerjaannya. Aku hanya mengawasi Nisa sedikit dan paham dengan apa yang ku katakan.

Pekerjaan ini sedikit lebih ringan. Namun sangat menjengkelkan ketika Nisa lebih sering memainkan ponselnya saat pekerjaan sedang menumpuk.

"Tolong ya. Fokus kerja. Jangan main Hp." kata Shiren tetap pada pekerjaannya.

Nisa menjadi pusat perhatian para lelaki saat pertama kali hadir di perusahaan ini. Menyapa setiap orang yang berpapasan dengannya, dan juga bersikap manja serta lembut.

Sikapnya berbanding terbalik dari Shiren yang cuek dan jarang senyum. Meski begitu banyak orang yang menyukainya.

Sepulang kerja Shiren dan teman-teman diundang untuk mengahadiri pernikahan temannya dari kantor pusat dan berencana akan hadir bersama esok hari.

Kumpulan CerpenTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang