Aku bersiap akan berangkat bersama teman bernama Dio. Baru sebulan berkenalan di sebuah tempat pelatihan kebugaran di seberang mini market, di samping penjual cireng. Aku yang sedang bertugas mengantarkan pesanan buku majalah. Tidak sengaja menabrak seorang pengendara motor. Saat itu Aku duduk di belakang di temani oleh supir kantor. Suara tabrakan terdengar keras hingga akhirnya kami turun dari mobil untuk melihat keadaan korban.
Untung saja pengendara tersebut cepat menghindar dan menjatuhkan motornya tergiling oleh mobil yang aku tumpangi. Pak supir tampak takut melihat motor yang rusak parah. Untung saja mobil kantor saat ini hanya lecet sedikit.
Aku menenangkan Pak supir yang sedang memikirkan biaya ganti rugi korban. Aku tahu itu yang sedang dipikirkannya. Jalanan macet akibat tontonan gratis yang kami buat. Untuk menempuh jalan damai. Kami memarkirkan kendaraan di depan ruko. Membicarakan hal ini agar cepat selesai.
Pak supir tidak hentinya meminta maaf. Begitu juga denganku. Karena akulah penanggung jawab disini. Meski bukan aku pelakunya. Pengendara yang menjadi korban atas kelalaian berkendara dan ketidaksengajaan meminta kami untuk tetap tenang. Dia memberikan solusi keringanan atas kecelakaan ini.
Dengan jalur perdamaian dan tentu saja tetap mengeluarkan uang untuk memperbaiki kendaraan korban yang rusak parah. Mereka mengantarkan motor tersebut ke bengkel terdekat tentu saja terjamin kualitas mutunya. Bengkel langganan korban yang biasa mengganti oli setiap bulannya di sana.
Ketika mendengar biayanya dari pemilik bengkel cukup mencengangkan. Aku tidak membebani Pak supir sedikitpun darinya. Karena gaji yang diterima setiap bulannya hanya cukup untuk keluarga. Saat hendak pamit ke kantor seorang lelaki dengan motor yang sering membuat keributan di jalanan. Menggunakan knalpot rakitan mendekati korban.
Langkahku terhenti saat korban memintaku bertahan sejenak untuk menemui pemilik kendaraan sesungguhnya. Aku sempat tidak paham dengan orang yang kuanggap korban sejak kejadian tadi. Dan berpikir akan diperas oleh lelaki korban kecelakaan ini.
Kami duduk di kursi kayu tanpa sandaran. Menunggu reaksi dari pemilik motor. Untuk menghilangkan kecurigan dalam pikiran. Aku menyuguhkan senyum dan wajah takut kepadanya.
Pemilik kendaraan tersebut hanya ingin melihat keadaan motornya. Aku kembali meminta maaf untuk kesekian kalinya dan meninggalkan kartu nama kepada korban untuk menghubungiku kembali jika ada tambahan biaya.
Tidak sampai disitu. Setelah motor diperbaiki. Korban memintaku untuk bertemu di suatu tempat. Tentu saja membuatku sangat takut dan meminta uang yang lebih banyak lagi.
Aku memberanikan diri datang menemuinya tanpa Pak supir yang sudah menabrak korban. Kami bertemu di tempat kecelakaan terjadi. Memesan cireng sebagai pengganjal perut dan minuman ala kadarnya sebagai melepas dahaga.
Perkenalan dimulai saat itu. Dia bernama Dio sanjaya. Bekerja di mini market seberang warung cireng. Dio melihat semua kejadian dari awal hingga aku bertanggung jawab atas insiden ini.
Sejak itu kami sering komunikasi melalui whatsapp. Pertemanan kami berlanjut sampai sekarang Dio akan menjemputku ke rumah. Kini sedang bersiap untuk pergi bersamanya ke suatu tempat. Aku belum tahu tujuan kami saat ini. Katanya sih kejutan. Aku sangat menantikannya. Siang ini Dio datang dengan suara motor berisiknya yang mengganggu gendang telinga para tetangga yang sedang berkumpul di warung sayuran sekedar untuk berbagi cerita.
Motor yang digunakannya saat melihat keadaan motornya di bengkel. Itu bukanlah motornya. Melainkan milik teman sekamarnya. Mereka tinggal di satu kostsan yang berada di samping tempat kebugaran tersebut. Perkenalan yang cukup singkat untuk menjadi teman dekat.
Terima kasih sudah membaca dan jangan lupa beri vote dan tinggalkan komentar ya 😀😉
Semoga kalian suka dengan ceritanya 😁😎
Aku juga mau rekomendasikan cerita yang lainnya: Pernah Berakhir
: Teka Teki Sepatu
Kalian juga boleh follow akun sosmedku juga: Instagram dan Tiktok @Sucimutiara96
KAMU SEDANG MEMBACA
Kumpulan Cerpen
General FictionBerbagai kisah dan genre terdapat di cerpen ini. Disajikan secara menarik untuk menarik perhatian pembaca.