"Kita adalah ketidak mungkinan paling mungkin. Jauh karena iman, dekat perkara amin. Terpisah sekat paling tinggi sembari menunggu semesta berkompromi"
-Akira Ofelia-Happy Reading^^
Salam toleransi:)**
Akira dan Aksa semakin berjalan memasuki hutan Pinus yang lebat didepan. Akira ada dibelakang Aksa, ia susah menyeimbangkan langkah pria itu yang dua kali lebih cepat dari langkahnya.
Akira mendongak menatap cahaya matahari yang hilang ditelan rindangnya pepohonan yang ada. Tapi setelah melihat dengan jelas teryata cahaya matahari tertutup oleh awan-awan hitam yang menggumpal di atas langit membuat cahaya di dalam hutan semakin menipis.
"Kayaknya bentar lagi hujan" Ucap Akira. Sedangkan Aksa hanya diam, tetap melanjutkan langkahnya. Akira tak berharap banyak jika sedang berbicara dengan Aksa. Jika pria itu mendengarkan ucapannya saja, Akira sudah bersyukur.
Selang beberapa menit setelah Akira berucap. Rintik-rintik air hujan mulai turun ke bumi, membuat cuaca pagi ini semakin dingin. Dengan cepat Aksa menarik lengan Akira melangkah sedikit berlari mencari tempat berteduh untuk mereka.
**
Mereka duduk di sebuah gubuk beratap daun palem yang ada di dalam hutan. Mungkin, gubuk itu untuk tempat beristirahat para pendaki. Berteduh dengan Aksa membuat Akira merasa Dejavu dengan kejadian seperti ini.
Akira menggosok-gosok lengannya untuk mengurangi rasa dingin yang semakin menusuk tulangnya. Apalagi, bajunya basah karena terkena air hujan.
"Dingin banget ya" Kode Akira agar Aksa peka dan memakaikan jaket yang ia pakai pada Akira.
"Terus Gue harus gimana? Ganti cuaca?!" Jawab Aksa menohok.
"Salah Lo sendiri!. Udah tau udara di sini dingin kenapa cuma pakek baju tembus pandang!." Lanjutnya, ingin rasanya Akira mencakar-cakar wajah Aksa.
Aksa menoleh kearah Akira yang ada disampingnya. Gadis itu memeluk lututnya sendiri untuk menutup bagian tubuhnya juga untuk mengurangi rasa dingin.
"Liat apa Lo!?" Tanya gadis itu sinis.
"Lagian apa yang bisa dilihat?. Badan Lo rata!." Ucap Aksa menohok lalu mengalihkan pandangannya dari Akira.
Gadis mengacungkan jari tengahnya sebelum berucap.
"Cowok itu ibarat kucing. Kalo dikasih ikan, meskipun cuma durinya tetep aja dimakan." Sindir Akira.
"Gue kucing yang pilih-pilih makanan. Maunya yang berserat, berdaging, gak kayak Lo!" Jawab Aksa.
Akira mendengus pelan menatap Aksa dengan tatapan memicing tajam. Gadis itu mendekatkan dirinya pada Aksa. Lalu memukuli lengan pria itu dengan brutal.
Buk..
Buk..
Buk..
Buk..
"Anjing Lo!! Itu namanya Body Shaming!!" Ucap Akira sambil tetap memukuli lengan Aksa.
KAMU SEDANG MEMBACA
AKSARAJASA [✓]
Teen FictionDia yang kukira Hamba Allah ternyata Anak Tuhan "Terima kenyataan. Bukan menentang Tuhan" Entah ini kebetulan atau sebuah takdir tuhan, Akira bertemu dengan seorang Aksarajasa Mahveen. Pria tampan dengan sifat angkuhnya yang membuat Akira jatuh cint...