18.Tragedi bubur ayam

3K 256 5
                                    

"Kamu adalah ketidakmungkinan yang selalu Aku semogakan."
-Akira Ofelia-

Happy Reading^^
Salam toleransi:)

**

Malam harinya semua berjalan tanpa diduga. Jika seharusnya malam ini semua murid melaksanakan kegiatan pentas seni, tapi malah digantikan dengan acara api unggun. Jika seharusnya malam ini malam kedua, tapi malam ini adalah malam terakhir para murid disini.Semua kegiatan harus dibatalkan.

Kata pak Robi kita semua harus pulang besok pagi dikarenakan cuaca yang tidak mendukung. Hujan terus mengguyur kota Bogor tanpa henti membuat semua panitia kualahan untuk mencari tempat penginapan untuk para siswa.

Akira berniat tidak mengikuti acara api unggun dan penutupan perkemahan malam ini dikarenakan badannya yang kurang sehat. Mungkin, karena terkena hujan tadi siang.

Gadis itu sedang merebahkan tubuhnya di atas ranjang penginapan sambil memainkan handphonenya. Sudah satu hari ia tidak membuka ponselnya dikarenakan di dalam hutan tidak ada jaringan internet.

"Ra, Lo gak ikut?" Tanya Kayla. Gadis itu baru saja keluar dari kamar mandi.

Akira menggeleng. Lalu menatap Kayla yang ada di depannya.

"Anjirrr Lo pucat banget!" Ucap Kayla heboh saat menyadari perubahan di wajah Akira.

Akira hanya diam. Gadis itu lalu menarik selimut hingga menutupi seluruh badannya.

Kayla menarik selimut tersebut lalu menempelkan telapak tangannya pada dahi Akira.

"Badan Lo panas banget Ra," Ucap gadis itu khawatir.

"Badan gue sakit semua" Adu Akira. Membuat Kayla semakin khawatir.

"Gue beliin obat ya?" Tanya Kayla. Akira hanya menjawab pertanyaan Kayla dengan mengganggukan kepalanya.

Kayla dengan cepat mengambil cardigan yang tergeletak di atas ranjang lalu berjalan cepat keluar dari kamar.

Setelah kepergian Kayla, Akira lalu kembali menarik selimutnya dan memejamkan matanya.

**

Selang beberapa menit kemudian Akira mendengar suara pintu terbuka dengan pelan. Gadis itu lalu mendudukkan dirinya dan menyandarkan tubuhnya pada kepala ranjang.

"Kamu sakit apa Akira?" Tanya pak Robi. Pria paruh baya itu membawa satu kantong kresek hitam di tangan kanannya.

"Masuk angin mungkin pak, kehujanan tadi" Jawab Akira.

"Mau saya hubungi orang tua kamu?" Tanya pak Robi lagi, sambil menaruh kantong tersebut di atas meja nakas.

"Gak usah pak, nanti juga sembuh kalo udah minum obat" Tutur Akira menolak saran Pak Robi.

"Oh yaudah, itu ada obat diminum ya," Ucap Pak Robi sambil menunjuk kearah kantong kresek hitam tersebut.

"Iya pak makasih" Ucap Akira sambil tersenyum sopan.

"Saya pamit dulu ya," Pamit pak Robi sebelum melangkah keluar.

Akira membuka kantong kresek berisi obat dan air mineral, ia lalu meminumnya dengan dosis yang sudah tertera pada kemasan. Akira hendak menidurkan tubuhnya namun ia urungkan karena mendengar pintu kamarnya yang kembali terbuka.

AKSARAJASA [✓]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang