“Tak ada yang kebetulan dalam sebuah takdir. Suatu saat, takdir pasti datang. Tapi ketika sudah sadar dengan artinya, semuanya pasti sudah terlalu terlambat”
Happy Reading^^
Salam toleransi:)**
Malam 19.00
Akira POVAku duduk di tepi ranjang kamarku setelah selesai mengantar Bunda ke kamarnya dan memberikan dia obat. Kesehatan Bunda menurun drastis, Ia tak mau makan, bahkan sesuap nasi pun. Jujur, aku sedikit merasa terbebani dengan ini. Tapi, itulah gunanya seorang anak bukan?.
Minggu depan adalah acara wisuda. Dimana itu akhir perjalananku sebagai seorang siswa. Aku tak pernah berfikir bahwa hidupku akan seberat ini.
Masa depan yang ku takuti perlahan-lahan datang menghampiriku, Aku belum siap dengan semua masalah ini. Aku ingin kembali menjadi anak kecil yang lugu dan selalu dimanja seperti dulu. Menjadi dewasa tak semenarik yang kukira. Memikirkan tentang masa depan membuat kepalaku sakit.
Aku lalu mengingat paper bag yang Aksa berikan. Dengan cepat ku ambil paper bag tersebut dari atas nakas. Aku melirik jam dinding yang menunjukkan pukul tujuh malam. Aku akan memakai mukena pemberiannya untuk sholat isya'.
Aku mengambil mukena tersebut dari dalam paper bag. Saat aku mengambilnya, sebuah kalung jatuh di atas pahaku. Aku mengambil kalung tersebut, mengamatinya.
Senyumku mengembang. Itu cukup menghiburku untuk saat ini. Aksa memang pria penuh kejutan.
Aku melangkah menuju cermin dan memakaikan kalung itu di leherku. Kalung itu terbuat dari emas dengan liontin berbentuk seperti planet Saturnus dan ada bintang kecil yang menggantung di bawahnya. Aku tersenyum mengamati pantulan diriku di cermin.
Drtttt... Drtttt...
Deringan ponsel mengalihkan pandanganku. Aku membuka pintu lemari untuk mengambil ponsel tersebut. Oh, sungguh panjang umur Pria itu. Aku baru saja memikirkannya, dan sekarang dia meneleponku.
"Halo Sa, gimana keadaan Byan?" Tanyaku memulai pembicaraan sembari berjalan menuju ranjang untuk merebahkan tubuhku.
"Harusnya Lo nanya keadaan Gue dulu."
Aku terkekeh pelan dengan jawaban Aksa dari seberang sana.
"Apa kabar?"
"Buka jendela Lo!"
Aku mengangkat kedua alisku bingung.
Tok... Tok... Tok...
Aku menoleh cepat kearah sumber suara itu. Melangkah menuju jendela dan membuka gordennya.
Pria itu sedang memanjat sebuah pohon mangga besar yang berada di samping jendela kamarku. Demi apapun aku sangat terkejut melihatnya.
Aku membuka jendela tersebut, lalu Aksa meloncat memasuki kamarku.
Brukkk...
"Lo gila?!" Ucapku sambil mematikan panggilan itu sepihak.
Aksa dengan cepat menarik ku ke dalam pelukannya. Aku tak punya pilihan lain selain membalas pelukan itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
AKSARAJASA [✓]
Teen FictionDia yang kukira Hamba Allah ternyata Anak Tuhan "Terima kenyataan. Bukan menentang Tuhan" Entah ini kebetulan atau sebuah takdir tuhan, Akira bertemu dengan seorang Aksarajasa Mahveen. Pria tampan dengan sifat angkuhnya yang membuat Akira jatuh cint...