Happy Reading^^
Salam toleransi:)**
SEDIKIT ADEGAN MATURE⚠️🔞
Dua manusia sedang bergulat di atas ranjang. Melepaskan gairah masing-masing. Ini bukan pertama kalinya Ammara dan Byan melakukannya. Gadis itu sudah menyerahkan harga dirinya pada Byan dengan alasan Cinta. Gila memang.
Byan mencium bibir Ammara rakus. Mengakses seluruh celah bibir gadis yang selalu candu baginya. Keduanya saling menutup mata, seolah tak siap melihat dosa yang sedang mereka berdua lakukan.
Di antara ciuman yang semakin berkobar, Byan mulai mencoba memasukkan miliknya kedalam milik Ammara, Namun dengan cepat gadis itu mencengkeram tangan Byan. Mencegahnya.
"By, Lo gak pakek pengaman?" Tanya Ammara dengan nafas terengah-engah setelah melepaskan ciumannya.
"Gue lupa" Jawab Byan. Ia mencoba untuk kembali mencium Ammara, namun gadis itu mendorong dadanya pelan.
"Ini udah ketiga kalinya By, Gue gak mau ambil resiko" Tutur Ammara.
"Lo mau berhenti sekarang?, Nanggung Am," Ucap Byan. Ia memiringkan kepalanya hendak menyambar bibir Ammara lagi, namun gadis itu menolehkan wajahnya ke samping seolah menolak ciuman Byan.
Byan tertawa geram. Ammara bisa melihat kilatan gairah dimata Byan berubah menjadi kilatan emosi. Pria itu menyingkap selimut yang menutupi mereka berdua. Memakai kembali celana boxer miliknya yang tergeletak di lantai kamar Ammara, lalu melangkah keluar.
Setelah kepergian Byan, Ammara memasuki kamar mandi untuk membersihkan badannya, Ammara menghembuskan nafas panjang, gadis itu memejamkan matanya merasakan guyuran air shower yang membasahinya. Ia sebenarnya mengerti dengan jalan pikiran Byan. Namun Ammara masih bisa berfikir jernih agar tidak melakukannya, karena jika saja itu terjadi, semuanya akan bertambah rumit. Ammara yakin itu.
**
Byan sedang berdiri di balkon sambil menyesap rokoknya dalam-dalam pikiranya melalang buana. Ia lelah memikirkan semua orang. Yang sedang ia pikirkan sekarang hanyalah bagaimana cara agar Ammara bisa bersamanya, bagaimana cara agar Ammara bisa menjadi miliknya, dan bagaimana cara mengungkapkan kepada keluarganya bahwa ia mempunyai hubungan dengan Ammara.
Byan merasakan ada tangan melingkar di pinggangnya. Byan sudah tau siapa pelakunya.
"Lo marah?" Tanya Ammara dari belakang.
Byan tetap diam, tak menanggapi pertanyaan Ammara. Gadis itu melepaskan pelukannya lalu berjalan, menempatkan dirinya disamping Byan agar bisa melihat wajah pria itu.
"Gue cuma mau Lo jadi milik Gue" Tutur Byan pelan.
"Gue tau, tapi cara Lo salah By," Ucap Ammara sambil memandang wajah Byan.
"Trus Gue harus gimana Am?" Tanya Byan dengan nada frustasi.
"Sekarang coba Lo mikir, gimana perasaan nyokap sama bokap Lo kalo seandainya mereka berdua tau Gue hamil anak Lo"
"Gue capek mikirin perasaan orang lain" Ucap Byan sambil membuang puntung rokok miliknya.
Ammara menghembuskan nafasnya, sebelum berucap.
"Gue tau By. Tapi kita pasti bisa lewatin ini semua. Gue percaya sama Lo" Tutur Ammara menguatkan.
Akhirnya pria itu tersenyum manis kearah Ammara sambil mengelus pucuk kepala gadis itu sebelum mengecupnya dalam.
**
Satu Minggu lalu....
"Kenapa Lo?" Tanya Efan saat melihat raut wajah Byan. Pria itu sedang duduk melamun sendiri di sofa ruang tengah markas.
"Gapapa" Jawab Byan berbohong.
"Masalah Ammara?" Tebak Efan. Pria itu mendudukkan tubuhnya di samping Byan.
Byan mengangguk pelan, membenarkan tebakan Efan.
"Bentar lagi dia lulus. Setelah lulus dia bakal nikah sama Aksa, Gue belum siap kalo seandainya pacar Gue jadi Adek ipar Gue sendiri Pan!." Adu Byan.
"Kasian..." Ucap Efan sambil mengelus pundak Byan, dan langsung ditepis kasar oleh pria itu.
"Gue punya ide, gimana kalo Lo coba saran Gue?" Ucap Efan lagi.
"Apa?" Tanya Byan malas, sebenarnya ia sudah tau saran yang Efan berikan nantinya tidak ada gunanya.
"Coba aja jalur tembak dalam" Jawab Efan membuat Byan membulatkan matanya.
"Gila Lo! Gak mau gue!" Tolak Byan cepat.
"Coba aja. Gak ada salahnya mencoba"
"Gila Lo!! Hamilin anak orang bukan sesuatu untuk dicoba Anjing!!" Ucap Byan sebelum meninggalkan Efan yang masih duduk di sofa. Byan benar-benar meruntuki kebodohan temannya itu.
**
Jam sudah menunjukkan pukul setengah sebelas malam, tapi Akira tak kunjung tidur, gadis itu memutar kepalanya di atas bantal ke kanan dan kiri untuk menemukan posisi ternyaman. Tapi nihil, Akira masih tak bisa menidurkan dirinya.
Akhirnya gadis itu menyerah. Akira mendudukkan dirinya di atas ranjang sambil mengacak-acak rambutnya kesal. Akira mengambil handphone miliknya yang berada di atas nakas. Mengetikkan jari tangannya pada layar handphone.
Aksa
✓Udah pulang?|
✓Lo gapapa kan?|
✓Lagi dimana sekarang|Akira membuka room chat nya bersama Aksa, tapi pria itu belum membuka chat yang Akira kirim sama sekali. Membuatnya kian khawatir.
Setelah berfikir beberapa menit, akhirnya Akira membulatkan tekadnya untuk melompat melalui jendela kamar agar bisa keluar dari rumah.
Akira membuka jendela dengan perlahan-lahan agar tidak menimbulkan bunyi, dikarenakan kamar sang kakak yang cukup dekat dengan kamarnya.
Akira mengambil nafas dalam-dalam dan menghembuskanya.
"Ya Allah, Akira gak mau mati sekarang" Ucap gadis itu sebelum melompat dari jendela yang tingginya sekitar dua meter dari tanah.
Bugh...
Gadis itu terjatuh dengan posisi tengkurap di atas permukaan tanah.
**
Vote & comment 🥀
KAMU SEDANG MEMBACA
AKSARAJASA [✓]
Ficção AdolescenteDia yang kukira Hamba Allah ternyata Anak Tuhan "Terima kenyataan. Bukan menentang Tuhan" Entah ini kebetulan atau sebuah takdir tuhan, Akira bertemu dengan seorang Aksarajasa Mahveen. Pria tampan dengan sifat angkuhnya yang membuat Akira jatuh cint...