6

106 21 11
                                    

tw // harsh word

"Kak Julia? Kenapa celingukan gitu?" tanya Sean yang baru saja pulang dari sekolahnya. Ia pun menghampiri Julia yang terlihat kebingungan. Saat di depan komplek tadi ia juga melihat Julia sedang berjalan santai, dan sekarang ia bertemu lagi di depan rumahnya.

"Anjing aku ilang, Sean." Wajahnya sangat menunjukkan kalau ia sedang khawatir. Ternyata alasannya adalah anjingnya yang hilang.

"Kok bisa? Anjingnya kayak gimana?"

"Putih, kecil, bulunya tebel," jelas Julia.

Selama perjalanan pulang tadi Sean tidak melihat ada anjing yang sesuai dengan deskripsi Julia tadi. "Tunggu bentar ya, Kak. Aku naro tas dulu, nanti aku balik lagi," katanya lalu membaliknya badannya dan berjalan menuju pagar rumahnya.

"Eh gak usah Sean gapapa, kamu kan abis pulang sekolah. Pasti capek," balas Julia.

"Ah santai, aku gak capek kok. Sebentar ya." Sean menaruh tasnya di lantai teras rumah lalu kembali lagi menghampiri Julia. "Ayo cari bareng-bareng, Kak."

Julia pun mengangguk. Mereka menyusuri komplek bersama-sama. Sesekali perempuan itu menyerukan nama anjingnya—Bella. Sean pun ikut memanggil nama itu.

"Aduh Bella nyusahin banget sih, gak biasa deh ilang begini," gumam Julia sambil menoleh ke kanan dan kirinya berharap ia menemukan buntalan kecil berwarna putih.

"Jangan gitu, Kak. Mungkin Bella mau jalan-jalan sendiri tanpa Kak Julia," kata Sean mencoba menenangkan Julia agar perempuan itu tidak panik. Sekilas ia merasa sedih saat Julia mengatakan anjingnya menyusahkan. Padahal makhluk menggemaskan itu pasti sudah sangat berjasa untuk Julia.

Matahari perlahan mulai tenggelam, tapi tidak ada tanda-tanda Bella ditemukan. Sean menyadari wajah Julia yang mengkerut. "Bella pasti ketemu kok, Kak. Sabar ya," kata Sean.

Julia tersenyum kepadanya walaupun sedikit terpaksa. "Iya. Makasih ya Sean udah repot bantu. Kita pulang aja." Mereka pun kembali berjalan menuju komplek mereka. Julia masih dipenuhi dengan rasa khawatir sekaligus sedih. Bagaimana ia bisa tenang kalau peliharaan kesayangannya tidak ada di rumah?

"Sean masuk ya, selamat sore Kak Julia." Sean pun menutup pagarnya, mengambil tasnya yang tadi ia taruh di teras lalu masuk ke dalam rumahnya. Ia mendapati mamanya yang duduk di sofa ruang tamu.

"Kok sore banget pulangnya?" tanya Elisa.

"Sean udah pulang dari tadi, tapi Sean bantuin Kak Julia nyari anjingnya yang ilang," jelas Sean.

"Oh? Apa mungkin ... sebentar." Elisa berjalan menuju ruang tengah. Meninggalkan Sean sendirian di ruang tamu. Ia memandangi punggung mamanya. Wanita itu menekuk lututnya kemudian berdiri lagi. Begitu Elisa membalikkan badannya, Sean menganga.

Buntalan putih berbulu yang digendong Elisa persis seperti anjing milik Julia. Lantas ia berjalan cepat menuju mamanya. "Kok bisa ada di sini, Ma?" tanya Sean terheran-heran. Ia mengelus pelan bulu-bulu Bella yang tebal itu.

"Tadi pas mama lagi buang sampah, mama ketemu sama anjing ini. Gara-gara lucu jadi mama bawa masuk dulu deh," jelas Elisa. "Yaudah deh balikin nih ke tetangga kita, kasian dia pasti khawatir banget." Elisa mengoper Bella ke tangan Sean.

"Oke deh." Dengan seragam yang masih melekat di tubuhnya, Sean pun berjalan menuju rumah Julia. Ia menekan belnya beberapa kali. Tak lama langkah kaki terdengar dari tempatnya berdiri.

"Oh Sea—Bella?! Ya ampun kamu nemu dia di mana? Makasih banyak ya Sean ya ampun aku seneng banget!" kata Julia lalu mengambil alih Bella. Sean hanya menatap Julia dengan tatapan hangat. Melihat Julia senang membuatnya ikut senang.

Hello StrangerTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang