32

54 11 5
                                    

Di saat Kizi sedang melakukan rutinitas malamnya, suara dentingan dari ponselnya membuat dirinya berhenti sebentar. Begitu melihat notifikasi ponselnya, alisnya bertaut. Ia mendapatkan pesan dari seseorang yang sangat tidak ingin ia ajak berbicara lagi.

Tara

|zi

?|

|besok aku ultah
|gaada niatan ngucapin?

ga|

|zi
|bisa ga sih kamu dengerin aku sekali aja
|aku mau jelasin semuanya

jelasin kalau kamu itu cuma manfaatin aku|
gitu?|
aku udah tau kok|
gausah dijelasin lagi|

|zi please..

Langkah terakhir yang akan Kizi lakukan kalau dirinya sudah sangat malas meladeni Tara adalah dengan memblokir kontaknya. Walaupun pada akhirnya ia akan membukanya lagi karena kepentingan sekolah.

Ia tidak mengerti kenapa lelaki itu sangat ingin meluruskan hal yang sudah benar-benar jelas. Tanpa dijelaskan pun ia bisa mengetahui sebusuk apa lelaki itu. Andai saja sejak awal dirinya tidak terjebak akan tipu daya lelaki itu, pasti hidupnya akan menjadi damai dan tenang.

《《《 》》》

"Tara!"

Mendengar suara itu di hari ulang tahunnya bukanlah keinginannya. Apakah tidak bisa perempuan menyebalkan itu lenyap untuk hari ini saja? Setidaknya pada hari ulang tahunnya. Lelaki itu menghela napasnya berat lalu menghampiri seseorang yang memanggilnya tadi.

"Apa?"

Tanpa meminta izin terlebih dahulu, perempuan yang memanggilnya tadi memeluk lengan sebelah kanannya. "Ikut gue yuk?" pintanya lalu mulai melangkahkan kakinya. Lelaki itu tidak bisa melakukan apapun selain menurutinya. Tibalah mereka di lapangan segitiga, ia bisa melihat beberapa teman sekelasnya sedang berkumpul seperti menutupi sesuatu.

"Ngapain sih?" tanya Tara ketus.

Senyum licik tersungging di bibir perempuan itu, hanya dengan lirikan matanya, teman-temannya bisa menangkap sinyal darinya. Mereka pun pergi dari sana untuk memperlihatkan apa yang tengah disembunyikan.

Tara bisa melihat mantan kekasihnya dengan kedua tangan yang ditahan oleh Fidel dan Yara. Wajah perempuan bernasib malang itu penuh dengan coretan dan kata-kata yang tidak pantas. Rasanya sekujur tubuhnya menjadi sangat lemas sekaligus juga kaku.

"K-kalian mau apa?" tanya lelaki itu sambil menatap Kiara dan teman-temannya satu persatu.

"Surprise! Ini hadiah ulang tahun dari gue buat lo," seru Kiara dengan nada ceria.

"Eh foto dulu dong, udah cantik gini Kizinya masa gak fotbar sih?" usul Yara lalu menarik Tara untuk berdiri di samping Kizi.

Kiara pun ikut berdiri di samping lelaki itu dan memeluk lengan kanannya. "Ayo, Yar fotoin kita!" pintanya. Yang diperintah pun merogoh ponselnya lalu membuka kamera untuk mengambil gambar.

"Ayo pose ya, cheese!" seru Kiara. Hanya perempuan itu yang bersemangat, Tara dan Kizi hanya terdiam. Bahkan Kizi memilih untuk menundukkan kepalanya.

Hello StrangerTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang