18

62 13 6
                                    

"Kita mau kemana nih?" tanya Aidan tanpa mengalihkan fokusnya dari jalan raya yang luas.

"Asiknya ke mana ya? Kamu mau ke mana, Kak?" balas Julia. Kedua tangannya melingkar di pinggang sang pacar yang sedang fokus mengendarai motor.

Mungkin dua sejoli ini bisa dibilang cukup unik. Kadang mereka bertengkar hebat sampai membuat orang lain takut melihatnya. Tapi mereka juga bisa menjadi sangat mesra bagaikan pasangan yang baru saja menjalin hubungan.

Setelah pertengkaran hebat beberapa waktu lalu yang melibatkan orang lain dan sempat terjadi keributan yang besar, mereka kembali damai. Entah bagaimana caranya tiba-tiba mereka melupakan fakta kalau mereka pernah beradu pendapat, lebih tepatnya Julia memilih untuk mengalah dan meminta maaf kepada Aidan.

"Keliling aja mau?" tanya Aidan.

"Ah, bosen kalo keliling aja."

"Terus ke mana dong? Mau ke kafe aja apa? Nugas bareng kita haha," kata Aidan lalu terkekeh.

"Boleh! Tapi ya gak nugas juga, udah mumet banget sama tugas."

"Oke deh, Tuan Putri." Mereka pun berjalan menuju kafe tempat biasa mereka bertemu untuk mengerjakan tugas, Kafe Elysium. Saking seringnya mereka ke sana, mungkin beberapa pegawai di sana hafal dengan wajah mereka dan pesanan yang biasa mereka pesan.

"Kak Aidan pesen kayak biasa, 'kan?"

"Iya."

Julia pun berjalan ke arah kasir untuk memesan es krim stroberi dan blueberry cheese cake untuk dirinya. Ia juga memesan makanan ringan lain selain itu. Ada dua orang berdiri berbaris di depannya, jadi ia harus ikut mengantre.

"Untuk ice americanonya akan saya antar nanti ya, Kak," kata sang pegawai.

"Oke, makasih ya." Julia pun mengangkat nampan yang berisikan semangkuk es krim stroberi dan blueberry cheescake. Perlahan ia membalikkan tubuhnya lalu melangkahkan kakinya.

"Mas, kopi say—argh! Aduhh."

Saat Julia mulai melangkahkan kakinya, seorang perempuan dengan pakaian serba hitam dan riasan wajah yang terkesan menyeramkan menabrakkan tubuhnya sehingga nampan yang Julia bawa terhempas ke arahnya. Alhasil pakaian perempuan yang menabrak Julia menjadi kotor akibat es krim stroberi dan selai blueberry.

"S-sorry, Mbak. Mbak gapapa?" tanya Julia. Perempuan itu membuka tasnya lalu mengambil selembar tissue dan memberikannya kepada perempuan di depannya.

"Ck! Punya mata gak sih lo? Liat nih, baju gue jadi kotor, 'kan!" protes perempuan berambut biru gelap pendek sepundak.

"Maaf, Mbak. Habis saya gak tau ada Mbak jalan dibelakang," balas Julia lirih. Ia benar-benar merasa takut sekarang. Apalagi dengan penampilan perempuan di hadapannya yang sangat mengintimidasi. Riasan wajahnya yang didominasi oleh warna hitam membuatnya semakin merasa takut.

Aidan yang merasa ada hal yang tidak beres menimpa sang pacar pun menghampiri Julia. "Ini kenapa, Lia?" tanyanya.

"Ini ... aku nabrak orang tadi."

"Cewek lo tuh! Udah bikin baju gue kotor," gerutu perempuan itu kepada Aidan.

Aidan menatap perempuan di hadapannya dengan tatapan memindai dari atas sampai bawah tubuh perempuan itu.

"Apa lo liat-liat? Mesum ya lo?" tanya perempuan itu ketus.

Aidan tidak berniat untuk membuka mulutnya. Lagipula percuma berdebat dengan perempuan seperti itu. Yang ada hanya buang-buang waktu. Ia mengalihkan pandangannya ke sang pacar. "Yaudah, kamu gapapa, 'kan?" tanya Aidan kepada Julia.

Hello StrangerTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang