#10

54.9K 6.2K 97
                                    

Satu tahun berlalu,bayi kecil yang awalnya tidak bisa apa apa kini sudah bisa berjalan bahkan berbicara.

Ana,gadis kecil yang polos itu sedang bersama ibunya yang tak lain Sela yang sudah berumur 29.

Sela selalu dingin dan menyiksa Ana,sedangkan Ana.

Pasrah saja,jika saja ia tetap hidup sebagai Eri maka seharusnya sudah berusia 16 tahun,tetapi ia tetaplah ia dulunya hanya anak polos yang sangat menyayangi orang tua dan kakaknya.

Seperti sekarang Eri ralat Ana.

Ana sedang bersama ibunya ahh dia memanggilnya mama atas permintaan Sela jika sedang disorot kamera.

Sekarang Ana dan mamanya sedang menghadiri acara keluarga besar di rumah nenek tertua Keluarga Loizey.

Meja panjang bermuatan 50 orang itu terisi full sedang makan dengan hening tanpa suara.

Tiba tiba nenek tertua yang tak lain yang pernah menelfon sela 2 tahun lalu saat ana baru di adopsi,bernama Kaylasa Mineria Loizey.

Nenek itu terlihat meletakkan garpu dan pisau dengan anggun dan membersihkan mulutnya pelan.

Ia menatap semua datar kemudian membuka mulut.

"Ekhem"

Semua langsung menatap kearah nenek itu.

"Sudah selesai?"

Semua mengangguk anggun sebagai jawaban.

Seperti anak anak pada umumnya Ana bermain dengan menendang nendang kan kaki lucu.

"Baiklah saya akan mulai pembicaraan ini"

Terlihat nenek menarik nafas panjang

"Surat wasiat akan saya berikan saat saya sudah meninggal melalui sekretaris saya"

Semua menatap nenek.

'hah para penjilat bahkan mamaku sendiri' batin Eri.

"Dan isinya saya rahasiakan."

Tiba tiba satu pria tua dengan perut besar wajah yang ewhh langsung berbicara.

"Apakah anda akan adil?kami harap semua akan terbagi apalagi saya yang paling berbakat dalam mengatur perusahaan"

Ujar pria itu.

Penjilat.

Nenek menatap anggun dan datar.

"Itu hak ku,jangan mengurusinya"

BRAK

Semua menatap ke arah yang mendobrak meja dengan tidak sopan.

Lelaki tua tadi menatap nenek marah.

"APA MAKSUD MU INI PEMBAGIAN TIDAK RATA?KAMI TIDAK TERIMA!!!"

Teriak lelaki tua itu marah disetujui yang lain.

Ana hanya diam dengan duduk di kursinya tepat di samping mamanya.

Nenek menatap tajam semua.

"Diam"

Semua langsung terdiam dan kembali dengan tatapan kesal dan jengkel.

Bahkan para bibi itu terlihat sok sekali.

"Disini saya yang memiliki saya yang ber hak"

"Ta--

Terlihat paman mencoba menyelip.

"Jika melawan silahkan angkat kaki dari keluarga Loizey"

Tegas nenek membuat semua ketakutan.

Takut hilang harta nya kali Hahaha,

Tentu saja popularitas dan kekayaan keluarga itu membuat banyak orang tunduk.

"Saya akan memberikan sebagian untuk Ana, cucu perempuan saya"

Ujar nenek lembut membuat Ana berjalan lucu kearah nenek kemudian memeluk nenek sembari tertawa.

Aww para maid sangat gemas dengan wajah cantik Ana.

Nenek memangku Ana di dudukannya.

Ana diam sembari memainkan jari dengan wajah polos yang imut.

Tiba tiba salah satu bibi protes.

"Tidak bisa begitu."

"Dia hanya anak adopsi anak kami bahkan lebih baik"

Ujar para bibi lain ikut,cih terlalu sombong.

Nenek menatap tajam.

"APAA KALIAN MENGATAI CUCU KU!"

Bentak nenek membuat semua duduk dengan takut tapi menatap benci ke arah Ana yang bermain jadi di pangkuan nenek dengan lucu.

Ana berjengkit terkejut kemudian mengerutkan dahi menatap nenek.

Nenek mengubah ekspresi menjadi lembut memeluk Ana.

"tidak apa apa nenek hanya bercanda"

Ana kembali tertawa,meski Ana paham apa yg terjadi.

Satu anak perempuan berumur 5 tahun dengan dandanan menor protes.

"Nenek ihh apa apaan Cecil kan cucu nenek juga"

Manja Cecil menjijikan,anak dari salah satu bibi tadi dan pria tua penjilat.

Anak berusia 5 tahun itu memiliki wajah berbedak tebal dan emm tidak seharusnya di umur nya bahkan bajunya yang ck.

Nenek hanya menatap datar dan sedikit jijik.

"Cecil dong nek dia kan cuma anak pungut huhu"

Manja cecil lagi.

Nenek masih diam,semua diam masih ketakutan dengan ancaman nenek kecuali 2 orng tua cecil yang merasa anaknya akan berhasil dan sangat cantik.

"Nenek jahat!!"

Ujar Ceci sembari menghentakkan kaki kasar,anak tidak tau sopan santun.

Ana yang duduk dipangkuan nenek tiba tiba berbicara.

"Kakak tetil?"

Panggil ana cadel,imut,membuat pemilik nama ralat semua orang menengok.

Cecil menatap ana jijik.

"Apa kau huh"

Sombong Cecil terlihat nenek ingin marah namun Ana menahan.

Nenek diam menatap Ana kemudian kembali tenang.

"Apa wajah caca tena cat?wajah caca milip cat walna walni di lumah ana"
(apa wajah kakak kena cat?wajah kakak mirip cat warna warni di rumah ana?)

Ujar Ana dengan nada cadel namun wajah yang polos.

Membuat nenek menahan tawa.

Tidak dengan beberapa orang yg sudah menahan marah.

Salah satunya Cecil.

"Apa katamu???"

Bentak Cecil mendekat ke arah Ana yang dipangkuan nenek dan menjambak rambut seleher Ana.

Ana yang kesakitan menangis menahan rambutnya membuat nenek mendorong Cecil.

Kedua orng tua cecil menangkap Cecil yang terjatuh.

"Hiks nenek tepala Ana atit"

Ujar Ana yang berada di gendongan nenek.

Cecil menangis.

"HUAA SAKIT HUAAA HUAA"

Sangat berisik kedua orng tuanya menatap nenek ralat ana marah.

"CK APA YANG KAU LAKUKAN PADA ANAKKU!!"

bentak bibi mendekat ke arah Ana yg di gendongan nenek.

••••

Revisi 26 Feb 2022

Je papa is erg onbeleefd!! [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang