"nah bocah kecil."
Eri agak kesal dengan davian.
Tiba tiba davian menggendongnya melewati taman seperti labirin ini namun bunga.
Membawanya duduk disebuah kursi.
Kursi taman berwarna putih dengan hiasan bunga bunga.
"Perkenalkan aku davian"
Ujar davian.
"Dan jangan harap kau akan tenang awas saja jika mengadu ke ayah"
Ujar davian tiba tiba tajam membuat Eri sangat kesal dalam hati berani nya mengancam bocah kecil berumur 4 tahun.
Eri hanya diam membuat davian kesal.
"Heyy bicaralah kau sengaja ya?"
Ujar davian memarahi Eri.
Eri diam menatap davian polos.
Memiringkan kepala terlihat gemas apalagi badan Eri mulai berisi karena makan daging dan bubur.
Davian gemas kemudian mencubit pipi eri.
Eri mendesis memegang pipinya.
"Eung eung"
Eri bersuara kecil seolah sakit pipinya dicubit meski lebam nya mulai menghilang namun luka nya masih ada.
Davian menatap bingung.
"Apa?"
Eri diam saja melepaskan pipinya yang mulai tidak sakit.
"Hai kau tidak mau berbicara padaku ya? sombong sekali kau"
Marah davian didepan Eri yang hanya diam.
Davian memang tinggi Davian berusia 10 tahun selisih 6 tahun beberapa bulan dengan Eri.
Namun Davian sudah sangat tinggi bahkan badannya dari dulu keras tidak selemah Eri.
Memang keluarga Antenio tinggi tinggi.
Davian wajahnya mirip dengan Lucas bedanya rambut davian pirang menuruni rambut ibunya.
Mata davian biru seperti lucas.
Devian mirip seperti davian bedanya devian lebih tinggi jika dilihat sungguh sungguh dan rambut devian agak lebih pirang gelap dibanding Davian.
Eri?bahkan rambut hitam legam Eri mirip Lucas ah tidak rambut Lucas sedikit berwarna kebiruan,hanya saja mata Eri merah jika kakak kakaknya dan lucas biru terang maka Eri merah darah.
Kulit Eri seputih susu agak kemerahan,kalau lucas putih namun tak seputih Eri yang sangat seputih dinding.
Eri menggeleng.
Tidak membalas ucapan davian.
Davian semakin mencak mencak.
"Kau-- kau menyebalkan dasar bocah nakal"
Marah davian kemudian meninggalkan Eri di taman bunga mirip labirin itu.
Eri ingin mengejar namun davian sangat cepat hilang.
Eri diam ditengah tengah tanaman tinggi ia sudah jauh dari kursi ia melupakan jalannya.
Eri berputar berjalan namun tidak ketemu.
Akhirnya Eri menyerah.
Eri duduk diantara tanaman yang sangat amat tinggi duduk direrumputan tanpa ragu.
Eri kesal kenapa davian seenaknya saja meninggalkan anak kecil sepertinya.
Eri duduk dengan memeluk lututnya.
Sepertinya hari masih pagi karena cerah dan tidak terlalu panas.
Eri tidak terlalu kena panas.
~~
Disisi lain davian baru saja pulang kelas hari bahkan mulai gelap.
Devian?kakaknya itu ntahla ia tidak tau.
Semua berkumpul di meja makan bersiap makan malam.
Lucas mengerutkan dahi terlihat menatap sekitar kemudian kembali mengerut .
"Dimana anak itu?"
Tanya lucas,ah ada perkembangan bukan?sebelumnya lucas memanggil bocah itu atau bocah kecil.
Davian menatap bingung.
"Siapa ayah?bukankah kak devian sudah ada disini."
Ujar davian,devian hanya diam.
"Huh siapa lagi adik barumu."
Dingin lucas.
Davian tersentak ini sudah malam tidak mungkin kan anak itu masih di taman?.
Lucas menatap davian tajam.
"Sepertinya kau tau sesuatu heh?"
Senyum sinis lucas membuat davian menatap kelantai dengan konyol.
"An-u ayah sepetinya dia masih di taman belakang yang kecil itu.."
Ucapan davian membuat lucas melotot menuju taman belakang dengan panik diikuti devian.
Devian menghela nafas kasar kemudian mengikuti dengan langkah pelan.
Sesampainya di taman belakang lucas berjalan dengan agak cepat mengelilingi taman yg seperti labirin dengan tumbuhan setinggi badannya itu.
Hari sudah gelap lampu taman membantu penglihatan lucas yg tajam.
Sudah lama setelah di ujung lucas melihat siluet anak kecil bersandar di bawah rumput segera lucas menuju kesana dan menggendong tanpa ragu kotor.
Eri ia mengerjapkan matanya kemudian menangis digendongan lucas.
"Ungg ung" eri hanya mengeluarkan suara seolah menunjukan sesuatu.
Lucas menengok kearah kulit Eri yang sangat putih ia menyikap gaun eri sampai perut dan ternyta tubuh eri dipenuhi lebam namun emm ada bintik bintik merah sepertinya gatal.
Lucas dengan wajah dingin hati resah membenarkan baju eri kemudian berjalan agak cepat menuju kedalam ruangan.
Devian dan davian hanya mengikuti ayahnya sedari tadi tanpa bersuara.
Sesampainya diruangan Alen lucas meletakkan nya disitu.
Alen memeriksa dengan telaten kemudian menghela nafas.
"Tuan sepertinya nona digigit serangga ini akan gatal beberapa waktu,jangan sampai nona menggaruknya atau kulit nona akan luka luka,mandikan nona terlebih dahulu kemudian berikan salep ini tuan"
Ujar Alen lugas sembari memberikan cup kaca kecil sekali berisi salep.
Lucas mengangguk kemudian membawa Eri yang hanya diam keluar ruangan nya.
••
Ilustrasi Eri digendongan papa Lucas
KAMU SEDANG MEMBACA
Je papa is erg onbeleefd!! [END]
Teen FictionSeorang gadis yang sangat berbakat dengan kecantikan dan segudang prestasi nya tetapi tidak pernah membuat orang tuanya merasa puas dengan hasil yang ia berikan. Suatu hari gadis itu harus tenggelam dikolam renang karena kecerobohannya DAN ANEHNYA S...