#25

46.1K 6K 10
                                    

"ayah emm dav tidak sengaja meninggalkannya karena dia menyebalkan ayah"

Ujar davian dengan cemberut mengikuti langkah kaki ayahnya.

Lucas mengerut.

"Hmm"

Dehem lucas sinis membuat davian menyentak kasar dengan wajah masam.

"Ayah dia menyebalkan dia hanya mendiamkan Davian!"

Teriak davian sembari mengejar lucas yang semakin jauh.

Lucas masuk melepaskan sepatunya kemudian masuk ke kamar eri dan membawanya kekamar mandi.

Davian mengikuti ayahnya kecuali devian yang bersandar di pintu kamar mandi.

Kamar mandi luas bisa dibilang sangat luas.

Lucas melipat tangan bajunya dan melepaskan gaun Eri hanya terlihat kaus dan dalaman eri.

Badan eri yang berisi dan mungil membuat siapa saja gemas melihat anak 4 tahun itu.

Lucas memberikan banyak sabun kemudian mengusap ke tubuh Eri.

Tiba tiba Eri memukul tangan lucas dan menatap Lucas tajam.

"Ung ung!"

Sentak eri menunjuk bintiknya sepertinya perih membuat lucas dengan gugup tapi ekspresi datar mengelus perlahan punggung Eri meski masih kasar.

Davian mengernyitkan dahinya.

"Ayah dia bisu ya?"

Tanya davian membuat lucas menatap tajam menyuruh diam,davian menatap malas kemudian diam.

"Galak sekali" gumam davian lirih didengar lucas namun ia abaikan.

Eri hanya diam saat lucas menyampokan rambut eri yang agak memanjang.

Lucas membilas tangannya dari sabun dan keluar toilet membiarkan Eri bersama davian dan emm kecuali devian yang masih melipat tangan ber sandar di pintu toilet menatap adiknya.

Eri tertawa memecah gelembung di tangannya kemudian menepuk air.

Terlihat sangat menggemaskan,apalagi semakin hari disini Eri semakin berisi dan cantik juga manis pastinya.

Davian mendekat kearah Eri yang mencoba membentuk gelembung dengan sabun tapi gagal.

Eri terlihat sedih kemudian kesal.

Davian menoel pipi Eri membuat Eri menoleh.

"Hmph"

Ujar Eri langsung membelakangi davian dengan pipi menggembung seolah marah.

Davian mengernyit.

"Heyy kau marah padaku?"

Tanya davian dengan mata menyipit.

Eri tidak menjawab ia semakin memutar badan sembari bermain gelembung sabun ber aroma susu itu.

"Ha- kau bercanda kau benar benar marah padaku?"

Ujar davian dengan wajah tidak percaya.

"Harusnya aku yang marah padamu kau tidak mau membalas perkataan ku dasar bocah sombong"

Ujar davian mencak mencak.

Eri menengok kearah davian dengan kesal kemudian memukul air seolah sedang marah.

Terlihat lucu sekali.

"HUAAA"

Tangisan eri menggema dengan mulut terbuka,membuat davian kelabakan.

"H-hey diam nanti aku dimarahi ayah hey!"

Panik davian,devian menggeleng di depan pintu dengan wajah datar khas nya.

Lucas datang membawa handuk kecil menatap davian tajam.

Davian mundur dengan wajah pura pura tidak tahu.

Eri masih menangis dengan memukul mukul air.

Lucas mendekat tidak perduli terciprat.

Ia membilas badan eri melepaskan dlmn Eri kemudian mengeringkan tubuh Eri.

"Jangan menangis diamlah."

Tegas lucas sebenarnya lucas mencoba membujuk tapi ahh begitulah.

Eri diam dengan wajah bersandar dibahu lucas.

Lucas membawa Eri ke kasurnya diikuti davian dan devian.

Lucas memanggil pelayan menyuruh mengurus eri kemudian pelayan kembali keluar.

Salep juga pelayan yang mengusapkan.

Tiba tiba lucas merebahkan ralat seperti bersandar dikasur eri dengan eri di sebelahnya.

Davian dan devian?hanya duduk dikursi dalam kamar itu.

"Nah sekarang jelaskan padaku kenapa kau meninggalkannya disana."

Tanya lucas dengan ekspresi datar.

Davian menatap ayahnya sebal.

"Tadi kan sudah davia je--"

"Ulang."

Ujar lucas membuat davian mencebik.

Eri?anak itu sedang menatap loncengnya yang berada dimeja kemudian duduk memainkan lengan piama tidur nya yang kepanjangannya.

"Tadi davian membawanya untuk bermain tapi dia sombong sekali tidak mau berbicara bahkan diam saja huh?!"

Ujar davian dengan wajah memerah kesal kemudian menatap ke arah lain.

Lucas menghela nafas kasar.

Devian tiba tiba pergi tanpa ijin dari kamar Eri lebih tepatnya ini kamar tamu.

"Dia tidak bisa berbicara dav."

Ujar lucas.

Davian terdiam menatap aneh.

"Dia bisu?"

Tanya davian.

"Tidak"

"Lalu?"

"Dia-

Ucapan lucas terpotong dengan Eri yang merangkak menuju pelukannya kemudian tertidur dengan mudah.

Ia mengelus Eri mengangkat sedikit pipi eri bersandar di atas pundaknya.

Bau susu menyapa penciuman lucas pipi eri terlihat tembem dan menggemaskan membuat lucas mencubit pelan.

Eri memutar pipi kemudian kembali tidur.

"Dia tidak bisa bicara karena --

••

Je papa is erg onbeleefd!! [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang