#17

48.4K 5.8K 84
                                    

Jadi ana anak siapa?hayoo

Louise memasuki kamar Ana.

Ana terlihat tidur dengan tenang sedangkan Emilia dan kembarannya sudah disuruh untuk keluar ruangan.

Louise terlihat menelpon seseorang.

Tidak lama orang yang ia telpon datang.

"Heyy sob kenapa menelpon ku kita ini satu tempat sobatt"

Heboh seorang dokter lelaki membuat Louise menyuruh diam.

Telat Ana sudah bangun dan langsung berdiri dari kasur.

Menundukkan kepalanya.

Louise menatap dokter bernama Alen itu tajam.

Alen menutup mulut ia lupa jika ia kedatangan anak kecil di keluarga kejam ini.

"Ah maafkan aku nona"

ujar Alen hanya dibalas diam ana dengan posisi semula.

"Huft Sudahlah nona dia akan memeriksa Anda,mohon kerja samanya"

ujar Louise lembut.

Alen mendekat kemudian mengeluarkan peralatan nya yang mahal dan canggih.

Meletakkannya di meja dekat kasur yang besar.

Ia menyuruh Ana berbaring.

"Nona bisakah anda berbaring"

ujar Alen.

Ana langsung naik ke kasur yang empuk itu dengan cepat dan berebah di pinggirnya agar Alen mudah memeriksa.

Alen langsung membuka sedikit baju tidur itu hingga bawah dada dan memeriksa seluruh tubuh perlahan.

Louise?ia masih berdiri tegak.

Ana hanya diam dan merasa geli dengan tangan Alen yang berada di pinggangnya.

"Pftt"

Ana mengeluarkan suara kecil dan serak untuk pertamakali membuat Louise terkejut.

Diikuti Alen kemudian Ana mendorong tangan Alen dari pinggang rapuhnya.

Ana menggeleng mengisyaratkan jangan.

Alen menatap Louise diangguki Louise.

"haha baiklah nona kecil saya permisi"

Alen keluar dan membawa Louise menuju ruang kerjanya yang berada di rumah yang bak istana ah bahkan lebih berkali kali lipat istana.

Alen menutup pintu ruang kerjanya.

Dan duduk di kursi nya diikuti Louise di depannya.

"Jadi emm sebentar aku akan menjelaskan secara rinci"

Ujar Alen.

"Jadi nona sepertinya korban kekerasan dan luka fisik yang fatal"

Louise menatap terkejut,ah apa ia melewatkan sesuatu?.

Louise kembali menormalkan ekspresi.

"Bagian?"

"Hampir semua."

Jawaban dari Alen membuat louise terdiam.

"Badan nya dipenuhi lebam sayatan dan lainnya kepalanya mengalami sedikit keretakan akibat benturan berkali kali, seperti dibenturkan,rambut yg tidak beraturan bekas potongan belakang telinga yg memiliki bekas sayatan, dan--"

Alen menggantungkan kalimat ekspresi nya berubah menjadi agak err ntahla

"Lidah."

Louise terkesiap ah?

"Lidah?"

"Ya lidahnya banyak luka sayatan err tusukan bahkan aku sulit memeriksanya dikarenakan ia tidak mau membuka kecuali tadi aku memaksa,maafkan aku."

Didalam kepalanya louise berkecamuk,ap itu alasan Ana tidak berbicara.

"Apa kau tidak menyadari nya?dari bibirnya saja sudah terlihat pecah pecah begitu"

Ejek Alen.

"Dan gizinya buruk,makanya pertumbuhannya agak telat mungkin"

Louise mengernyit masa anak yg dirawat orang kaya itu gizi nya buruk?

"Buruk bagaimana?"

"Lambungnya bermasalah akibat memakan makanan kadaluarsa bahkan terluka,itu sebabnya sementara sampai sembuh nona tidak dapat memakan makanan berat seperti camilan dan nasi dalam jumlah banyak,saya hanya menyarankan nya"

ujar Alen kemudian menarik nafas panjang.

Louise terdiam keadaan anak berumur 4 tahun ini bukannya begitu buruk?

"Hah baiklah aku akan memberikan informasi ini pada tuan,dan kau siapkan informasi secara lebih rinci"

Ujar Louise sembari keluar dari ruangan Alen.

Louise berjalan sembari melihat jam.

Eh jam 11.30 seharusnya tuanya masih bekerja.

Louise berjalan melewati lorong² dengan langkah agak cepat.

Sesampainya didepan ruangan Louise mengetuk pintu sebelum nyawanya melayang.

Tok..tokk..tok...

"Tuan bisa saya bicara?"

...

"Hmm"

Mendengar deheman tuannya Louise membuka dan menutup kembali kemudian menuju didepan meja kerja tuannya tanpa duduk.

Lucas menatap louise seakan isyarat duduk.

Louise frustasi dengan cara komunikasi tuannya kalau salah ia dihukum tapi ah sudahlah tuan nya rajanya.

Louise duduk dengan jantung berdegup kencang.

Pastinya bukan kisah cinta.

"Tuan saya ingin menyampaikan informasi kesehatan nona Ana"

Lucas memberhentikan kerjanya dan menatap Louise tajam membuat Louise menelan ludah pasrah.

"Siapa yg kau panggil nona?dia bukan nona mu ck"

Ucapan Lucas membuat louise mengerti.

"Baiklah tuan."

"Jadi apa?"

"Dari konfirmasi setelah pemeriksaan non-  Ana ia mengalami penyiksaan--

Ucapan louise terpotong dengan ucapan Lucas.

"Wow iblis gila dia juga melukai anaknya,ckckck"

Ucapan lucas dengan senyuman menghina dan mata tajam yg begitu mengerikan.

Louise mengalihkan pandangan sembari mengutuk.

Anda mengatai dia iblis padahal anda lebih mengerikan darinya tuan huhu.

Tangis kesal Louise dalam hati.

Lucas berbicara.

"Jadi?"

"Setelah diperiksa Ana juga kekurangan gizi tubuh yg penuh luka dan lebam belakang telinganya juga terdapat bekas sayatan rambut nona juga rontok dan kusut bahkan potongannya terlihat tidak rata"

Louise terlihat ragu ragu menyarankan sesuatu.

Lucas berdehem mengisyaratkan cepat.

•••

Revisi 8 Maret 2022

Je papa is erg onbeleefd!! [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang