#30

44.1K 5.5K 20
                                    

Hari sudah pagi,terlihat embun menetes dari dedaunan juga bunga yang bermekaran dengan indah.

Davian dan Devian sedari tadi menunggu ayahnya juga anak itu dimeja makan.

Sedangkan yang di tunggu sedang tertidur nyenyak bersama bocah kecil di pelukannya.

Davian sudah menggerutu sedari tadi.

"Devi lama sekali sih, dimana ayah aku sudah lapar tau!!"

Ucapan davian membuat devian menatap tajam kembaran nya itu.

"Aku kakak mu dan jangan memanggilku Devi terdengar menjijikan sialan,dan sabarlah sedikit kau berisik,"

Panjang Devian membuat Davian menggerutu dalam diam.

Davian diam kemudian membelalakkan mata.

"Jangan bilang ayah masih tidur bersama bocah itu?kan bocah itu juga tidak muncul?"

Ucap Davian membuat Devian agak berpikir.

Devian tdk percaya ayahnya tidur bersama bocah kecil itu,kan bocah itu memiliki kamar juga ia dan kembarannya saja tidak pernah tidur bersama ayah nya itu.

BRAK

Lamunan Devian terhenti dengan rasa terkejut karna Davian menggebrak meja.

Tiba tiba Davian berdiri dan berjalan cepat,dengan wajah malas Devian mengikuti nya dengan langkah santai.

Ah Davian berhenti didepan kamar ayahnya dan masuk tanpa mengetok.

Devian meringis merasa lelah memiliki kembaran yang tidak tahu rasa takut.

"AYAH"

Teriak Davian melihat ayahnya memeluk bocah kecil dengan keadaan yg masih tidur,kesal?jelas!! bayangkan saja ia menunggu dari 30 menit tadi ayahnya malah tidur dengan bocah menyebalkan itu.

Davian menarik Eri yang berada di pelukan Lucas.

Lucas yang dari tadi bangun sebenarnya tahu hanya saja ia sedang malas bergerak.

Telinga yang tajam refleks yang cepat mana mungkin Lucas tidak tahu.

Eri yang sedang tidur terkejut langsung memeluk leher Davian yang menarik nya.

kepalanya pusing dibangunkan tiba tiba.

Mata Eri mulai berkaca kaca Davian sibuk menarik Eri.

1.

2.

3..

"HUAAAA"

tangisan Eri menggema membuat Lucas bangun dan menggendong Eri mengambil Eri dari gendongan Davian.

"Ehm,diamlah.."

Ujar Lucas sembari menepuk pelan kepala Eri.

Eri diam.

Lucas menatap tajam kedua putra nya.

"Rusuh,kalian berisik dan berani nya memasuki kamar Ku tanpa ijin."

Devian yg tidak terima dikatai rusuh menatap taham ayahnya balik.

"Davian,aku hanya diam tidak berisik"

Desis Devian, Davian yang disalahkan menatap ayahnya mencak mencak.

"Aku dari tadi menunggu untuk sarapan dan ayah malah tidur dengan bocah menyebalkan itu."

Marah Davian membuat Eri menengok dengan mata berkaca kaca.

Pipi gembul itu menggembung seiring bibir yang cemberut.

Mata nya semakin berkaca-kaca membuat Davian gelagapan menatap ke arah lain.

'sial, imut sekali' Umpat Davian.

Eri turun dari gendongan Lucas dan keluar dari kamar Lucas.

Lucas menatap tajam Davian.

"Itu salahmu bukan salahku"

Ujar Lucas seolah mengerti Eri semakin ngambek.

Kedua nya keluar diiringi lucas yang membersihkan diri kemudian menuju meja makan.

Eri,bocah kecil itu mengunakan gaun yang imut membuat semakin terlihat imut.

Bau susu juga bunga menguar dari Eri.

Ahh menggemaskan sekali rasanya ingin membawa bocah itu dan mengurungnya untuk diri sendiri,itulah batin para pelayan yang mengurus Eri.

Eri berlari kecil menuju meja makan dan menaiki kursi.

Dengan ceria dan cepat ia memakan makanan tanpa memperhatikan yang lain.

Eri tidak berbohong rasanya sangat enakk!!

Davian menatap bocah didepannya gemas,pipi itu..

Pipi itu bergerak cepat.

Davian menggeleng menepis semua pikirannya sembari melanjutkan makannya yang tertunda.

••

Hai disini saya mau memberitahu sedikit saja.

Waktu saya baca komentar ada yang memberitahu saya ternyata chapter 15 sama 16 itu sama jadi chapter 16 nya saya hapus karena alurnya sama seperti chapter 15.

Terimakasih sudah memberitahu saya,maaf dalam kesalahan penulisan di beberapa chapter (人 •͈ᴗ•͈)

Je papa is erg onbeleefd!! [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang