#33

41.8K 5.2K 116
                                    

••••

Lelaki yang baru saja datang langsung merebut Eri dari gendongan Davian dan menutup mata Eri.

Kemudian ia memukul lelaki satu nya, yang masih menatap santai.

BUGH

BUGH

Merasa tidak cukup hanya dengan dua pukulan lelaki yang menggendong Eri, menendang lelaki satunya.

DUAK

Setelah selesai lelaki itu membuka mata Eri membelakangi lelaki satunya.

"Papa ata dua?"

Ucapan Eri dibalas hembusan nafas kasar lelaki itu.

"Bukan,aku hanya satu,dia bukan aku".

Ucapan Lucas membuat Eri terkejut baru ingin berbicara Lucas meniup matanya pelan.

"Apa perih?kenapa basah?kau diceburkan bocah itu kedalam danau"

Melihat tatapan Lucas menajam Eri berbicara pelan.

"Cadi dia ajak Eli jalan jalan telus Eli di dolong Eli kila papa cidak tengaja Eli teliak tolong tapi eli cidak di tolong"

(Tadi dia ajak eri jalan jalan terus Eri di dorong Eri kira papa tidak sengaja Eri teriak tolong tapi Eri tidak ditolong).

Ujar Eri sedih dengan pipi menggembung,wah Eri memulai balas dendam nya.

Sontak Lucas mengeraskan rahang nya

"Jangan memanggilnya papa dia bukan aku."

Lucas kembali menutup mata Eri dan mendekat kearah lelaki yang berebah di rerumputan dengan santai seolah tidak ada dosa meski wajahnya sedikit babak belur.

DUAGH

Lucas kembali memukuli lelaki itu.

Kembali membuka mata Eri.

Lucas memberikan Eri ke arah Louise.

"SI-"

hanya itu yang Eri dengar setelah Louise menutup telinga nya.

Sedangkan Lucas?sibuk mengumpat.

"SIALAN"

Laki laki yang mirip Lucas itu terbahak di atas rumput melihat Lucas mengumpat untuk diri nya.

"Bocah menyebalkan, baru pulang kau berulah?"

Ucap Lucas kepada lelaki itu,sedangkan Louise sudah membuka telinga nona nya.

"Aku tidak berulah,hanya saja wajah anak itu membuatku muak."

Ucap lelaki itu dengan wajah tersenyum namun bagi Eri itu menakutkan.

"Ck selalu saja seenaknya."

Desis Lucas menatap anak pertama nya yang tak lain Antenio El Nio Willems,sering disebut Willem.

Willem memang sangat mirip dengan Lucas yang membedakan hanya bentuk tubuh dan rambut nya.

Willem itu suka tersenyum manis,ramah,tapi tentu saja itu tidak nyata.

Willem pandai menyembunyikan semua emosi dibalik senyum nya.

Willem mengerikan ia lebih picik dan kasar dibanding Lucas.

Willem suka berbuat seenaknya, seperti sekarang ia sedang menyamar menjadi artis terkenal yang berbakat untuk membunuh tikus tikus yang mengganggu bagi willem.

Willem pandai mengganti wajah.

Artian mengganti wajah adalah memasang beribu ekspresi juga memang Willem sering menyamar seperti menggunakan topeng kulit atau memakai wig terlihat sangat asli.

"Ya begitulah aku,Kas."

Ah jangan lupakan Willem juga tidak sopan ^^.

"Jangan memanggilku begitu Willem kau terlihat selalu menyebalkan dan semakin menyebalkan"

Desis Lucas sembari memijat dahi nya.

"Baiklah Kulkas~"

Bukannya berhenti Willem semakin menyebalkan.

Eri menatap bingung,dan turun dari gendongan Louise memeluk kaki papa nya.

"Pa,icu tiapa?"

Tanya Eri penasaran membuat Lucas segera menggendong Eri menjauh dari sana.

"Dia orang gila."

Jawab Lucas, Eri tidak fokus dan malah melihat ke belakang dengan menyenderkan dagu nya ke pundak kokoh Lucas.

Willem melambaikan tangan dengan senyum manis.

Eri bergidik dan membalikkan kepalanya. Dan menyenderkan kepalanya dengan menutup mata.

"Gila lelaki itu bahkan tidak merasa bersalah setelah hampir membunuhnya,berbahaya harus dijauhi ."

Batin Eri berpikir keras.

Tanpa Eri sadari ia tertidur.

Sesampainya di kamar nya Lucas hendak mendudukkan Eri namun Tidak jadi setelah melihat Eri tertidur pulas.

Ia memanggil pelayan untuk menggantikan baju Eri.

•••

Lucas memasuki kamar nya dan melihat Eri yang tertidur pulas meski pelayan mengganti baju nya.

Lelaki itu menidurkan diri disamping Eri.

Ia melihat wajah polos itu tidur tanpa rasa waspada.

"Hmm sepertinya mudah mati"

Ucap Lucas santai seolah tidak ada dosa.

Bisa ia tes?

Coba ia mendorong bocah ini dari lantai 2 apakah akan mati?tapi Devian dan Davian tidak tuh.

Harusnya ia pulang larut malam, tapi mendengar kabar Anak itu pulang ia segera bergegas.

Willem mengetahui wajah Eri mirip siapa.

Bahkan Willem hampir membuat Eri mati.

Willem memang tersenyum tapi ia paham makna tersirat dari kalimat yang keluar dari mulut Willem.

Sudahlah.

Lucas akhirnya memilih untuk tidur daripada terus terusan berfikir

Je papa is erg onbeleefd!! [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang