#13

47.1K 5.6K 43
                                    

Ezra mencengkeram leher Ana dan menaruh Ana dengan kasar dipinggiran bak.

Ia melepaskan pakaian Ana di bantu oleh Lia.

Kemudian Ezra menarik rambut belakang Ana.

Ia mengarahkan kepala Ana ke bak kemudian mengangkat dan begitu berulang ulang .

Setelah 3 menit akhirnya berhenti.

Ana mencoba berbicara.

"Tenapa ana di hucum yagi?"
(kenapa ana di hukum lagi)tanya Ana dengan lemas wajah pucat dan air yg memerah bekas darah ana.

"Karena anak sialan sepertimu harus dihukum"

Kata kata itu selalu saja Ana dengar.

Selalu seperti ini.

Setelah selesai mandi keduanya memakaikan ana baju lusuh bahkan tidak mengobati luka Ana.

Memang biasanya lukanya akan dibiarkan saja.

Ana dibawa menuju kamarnya yg dulu berada disamping kamar Sela.

Ana dengan lemas berebah di kasur.

"Calian cemua cama caja"
(kalian semua sama saja)ujar Ana lemas kecil sekali suaranya bahkan berbicara sendiri di kamar luas yg sudah lusuh bahkan tidak terusus.

Ana menuju kaca kamar nya yg terlihat remuk seperti hatinya.

Ana memegang kaca menatap wajahnya yg samar-samar terlihat di kaca pecah itu.

Bedarah lebam, penuh luka, kurus dan kacau,memang Ana diberikan makanan basi atau tidak layak.

"Cepeltinya bunda dan ayah dulu yebih baik?" Gumam Ana.

Ya sepertinya sama saja bukannya dari dulu sampai sekarang ia disiksa hanya sjaa ia masih tidak diberi makanan basi dan disiksa separah ini bahkan oleh seorang pelayan.

Ana memegang lonceng yg masih ada dikepalanya.

Syukurlah tidak hilang ataupun kena darah lukanya.

Karna takut ana melepaskan Loncengnya dan mengikatnya di leher nya.

Setidaknya hanya kepala dan bagian lainnya yg berdarah,leher hanya lebam bekas cekikan dan ikatan.

Ana tersenyum memegang lonceng yang masih belum berkarat atau warna nya berubah.

Masih tetap biru cantik.

Tiba tiba pintu kamar Ana didobrak.

Ana langsung menengok ia melihat Sela menatapnya aneh.

Ana diam tiba tiba Sela menyeretnya menuju lantai bawah.

Ana diam saja hari sudah hampir malam.

Sela membuka pintu luar dan menyuruh Ana tidur diluar.

Padahal hari hujan dan dingin.

Ana diam dan tetap merebahkan dirinya dilantai.

Lampu luar dimatikan.

Jujur ana ketakutan ia ingin kabur namun rumah ini dikelilingi satpam dan gerbang tinggi itu, Mungkin karena pemilik tubuh ini anak kecil jadi ia mudah merasa ketakutan?atau murni dari dirinya?ntahla

Ana diam memang dari umur hampir dua tahun ia dibeginikan.

Ana tidur dengan baju basah dan berdarah badan kurusnya menggigil bahkan mata merah darahnya tertutup perlahan.

"Aku akan membalas ini semua baik secara langsung maupun tidak.."

••••

Revisi 26 Feb 2022

Je papa is erg onbeleefd!! [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang