" Iyaa, hallo Pah kenapa?"
"......"
" Ya biarin aja bukan urusan aku kok."
" ......"
" Iyaa, aku kesono."
Hampir setengah jam, dari tempat kerjanya akhirnya Revan sampai didepan Rumah Sakit yang Papah nya suruh ia datangi.
Revan memarkirkan motor nya, lalu berjalan santai keruangan yang sudah dikiriman oleh Renata.
Setelah menaiki lift yang tepatnya sekarang ia berada di lantai 5, ia menuju ruangan pribadi yang didalamnya ada seorang perempuan yang terbujur kaku, dengan alat alat dan tabung oksigen disekitarnya.
Revan masuk tanpa sepatah katapun,dan menatap datar kearah perempuan muda yang sedang menangis di sebelah ranjang tersebut.
" Pah!" teriak Revan kencang, sampai menganggetkan Renata yang sedang sesenggukan.
Renata berjalan cepat dan manarik bahu Revan dengan kasar.
" Lo tau sopan santun gak sih hah?! Ini rumah sakit, dan lo gak liat nyokap gue sekarat disana! Kenapa lo malah teriak-teriak!" seru Renata marah sambil menunjuk kearah Lisa ibunya.
Revan menatap perempuan didepannya malas.
" Ya terus? Gue harus salim ama nyokap lo yang udah sekarat itu? Dan apa tadi? Gue harus sopan? Hahahaha!"
" Heh cewe gila! Denger ya, nyokap lo aja gak sopan masuk ke kehidupan keluarga gue, dengan seenak jidatnya dia ngerebut bokap gue, dan bikin nyokap gue pergi, dan sekarang lo minta gue sopan? Mikirr!" saut Revan sambil menunjuk nunjuk wajah Renata.
Renata yang semakin tak tahan dengan cacian Revan hanya bisa tertunduk dan sesenggukan.
Revan yang melihatnya hanya tersenyum miring.
" Hehh! Awas lo, ngerusak mood gue aja." ucap Revan sambil menyingkirkan Renata dari hadapannya dengan kasar.
Saat Revan ingin keluar dari ruangan itu, Tiba-tiba seseorang yang ia cari baru masuk sambil memainkan gawai.
" Udah sampai kamu Nak." ujar Kalandra atau yang biasa dipanggil Andra, yang masih fokus kebenda pipih ditangannya
" Dari tadi, ampe mood juga udah ilang." saut Revan ketus.
" Yaudah, duduk dulu sini ada yang mau Papah omongin." ucap Andra sambil memasukan gawainya dan berjalan kearah sofa dipojok ruangan.
Revan mengikutinya dan duduk dihadapanya.
" Dan renata, sini duduk disamping Papah." panggil Andra kepada anak angkatnya sambil menepuk sofa disebelahnya.
" Nak, Papah mau bilang ke kalian, sebelumnya Papah minta maaf buat kamu Revan. Maafin Papah atas perlakuan Papah terhadap kamu dan Mama mu, Papah tidak bermaksud untuk membuat keadaan serumit ini, dan pasti sangat berat untuk kamu."
" Maafin Papah, yang menelantarkan kamu begitu saja, membuatmu dikuasi dendam dan amarah kepada Renata dan Mama tiri kamu. Papah hanya ingin, kamu bisa menerima keadaan ini, ini sudah berlangsung cukup lama. Berbaikanlah dengan keadaan, dan coba kamu terima, terima Renata sebagai saudara kamu. Sayangi dan jaga dia seperti adik dari Mama."
" Papah tau, Lisa tidak akan lama lagi. Dokter sudah menyerah, ia terkena kanker rahim stadium akhir, beberapa hari yang lalu sudah diangkat rahimnya, namun berakhir koma seperti ini, dan dokter sudah angkat tangan. Jika Papah pada akhirnya harus pergi juga, tinggal kalian berdua bukan? Cobalah kamu menerima, dan saling menjaga satu dengan yang lain. Papah berharap kamu bisa mencoba Revan." jelas Andra panjang lebar.
KAMU SEDANG MEMBACA
DARKA (ON GOING)
Teen Fiction" Gue cinta sama lo Kaa." suara Naisa sambil terisak isak didepan lelaki yang diam tak bergeming. " Kemana aja lo dulu?! Waktu Darka masih Cinta sama lo!!? Lo mana ada waktu dia susah? Lo selalu caci maki dia, Pacaran ama cowok bejad lo itu, lo sel...