8. SELALU PEDULI.

414 41 0
                                    

" Gimana keadaan kamu Fran? " ujar Naisa lembut, kearah Franco yang duduk disamping nya, mereka sedang duduk di taman belakang kampus yang rindang.

" Kenapa kamu gak batalin aja pertunangan kamu sama dia Nai?! Ada aku disini." gertak Franco sambil memegangi rahangnya yang masih biru dan nyeri.

" Aku gak bisa, aku bakalan di marahin sama Papi, Fran." gumam Naisa sambil mengelus sayang rambut tebal Franco.

" Ada aku disini Nai." ujar Franco menatap wajah Naisa yang cantik.

Naisa menggeleng pelan " Gak, aku dipaksa Papi buat ini! aku sebenernya bener bener gak mau nikah sama cowo penyakitan itu." ujar Naisa meyakinkan pacarnya ini.

" Tinggalin demi gue bisa?" ucap Franco dengan nada tegas.

Naisa diam, lalu melirik kearah mata tajam milik Franco, cowok yang selalu ia sayangi ini.

Naisa menggeleng pelan, yang membuat Franco bangkit berdiri, dan meninggalkan Naisa dengan nafas yang memburu.

Naisa mengejar Franco, dan mencoba menyamai langkahnya, dengan langkah besar kaki Franco.

" Maafin aku Fran." ujar Naisa lembut sambil memegang lengan Franco, namun Franco tetap diam dan terus berjalan, tatapannya lurus kedepan.

" Fran, berhenti dong kita bisa bicarain ini pelan-pelan." seru Naisa matanya sudah memerah.

Naisa mencengkram kuat lengan Franco, lalu Franco berbalik dan menyentak kan tangannya, yang membuat Naisa kaget karna kekasaran Franco.

" Kasih gue waktu buat sendiri." ujar Franco dengan tatapan tajamnya, lalu pergi dari hadapan Naisa.

Naisa berjalan pelan menuju kamar mandi dan menangis sejadi jadinya.

____________________

Darka mengayunkan langkah kakinya ke gedung sebelah, dimana gedung tempat perbisnis an, dia tau cewek yang dia cari ada di salah satu kelas di gedung ini.

Saat Darka membuka pintu kelas, tampak Derina yang sedang fokus dengan catatan yang ada di papan tulis. Matanya teliti, tangan kanannya mencoret coret binder cokelatnya, tangannya yang lain ia buat untuk memangku dagunya.

" Dasar dosen gila! Masa gue suruh nyalin tulisan sebanyak ini! Untung gue sabar dan cantik." gerutu Derina dengan bibir yang di majukan.

Darka terkekeh kecil melihat tingkah lucu, cewek didepannya pipinya yang gembul dan kaca matanya yang besar haha imut.

" Huh! Akhirnya selesai horeeeee!!!" seru Derina sambil bertepuk tepuk tangan sendirian, senyuman manis nya mengembang sempurna di wajah imutnya.

Tanpa sadar, Darka juga ikut tersenyum kecil melihat tingkah laku Derina yang seperti anak kecil.

" Der? " gumam Darka pelan, yang membuat Derina terlonjak kaget lalu berbalik badan dengan cepat.

" Ya ampon Dar! Gue kira dedemit sini sumpah dah gue kaget." ujar Derina sambil mengelus dadanya, dan menghembuskan nafasnya pelan.

Darka menaik kan alisnya "gue kan gak ngagetin lo? " ujar Darka datar.

" Eh iya juga si ya, tapi gue kaget Dar." ujar Derina tidak mau mengalah lalu melepas kaca matanya.

" Oke oke gue minta maaf." ucap Darka mengalah, yang langsung diangguki Derina yang tersenyum kearahnya.

" Sejak kapan lo disini? Oh iya! Lo udah baikan? " seru Derina sambil membereskan alat-alat tulisnya dan binder.

" Gue kesini mau ngucapin makasih, karna kemaren mungkin kalo gak ada lo gue udah nginep di kuburan." ujar Darka dengan kekehan pelan.

" Ahsiapppppppp." seru Derina sambil mengarahkan jempolnya kearah Darka, yang masih diam di tempatnya semula. Memerhatikan setiap gerak gerik Derina.

DARKA (ON GOING)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang