24. Mari bangkit

314 30 0
                                    

" Woi Ka! Bangun! Kuliah ayoo!" ujar Revan yang sedang merapikan rambut nya didepan cermin.

" Hmmm..." gumam Darka tanpa sedikit pun pergerakan.

" Iya gue tau itu universitas punya kakek moyang lo, ya tapi kan kita harus menunaikan kewajiban kita sebagai seorang mahasiswa akhir." Terang Revan yang otak nya masih dijalan yang lurus.

" Bacot aja lo pagi-pagi kek ibu kompleks." saut Darka yang sudah duduk ditepian tempat tidurnya.

Revan berbalik badan dan hanya memasang cengiran kuda nya.

" Geceee... Ada kelas jam 9 gue." Ujar Revan yang keluar dari kamar Darka.

Darka keluar dari kamarnya sekitar 20 menit setelah mandi dan bersiap siap, Revan yang menunggunya diruang tamu sudah mati kepanasan sedari tadi.

" Semedi lo, lama banget kayak anak perawan." sembur Revan kesal.

" Yaa maap, gue ada panggilan alam dadakan 5 menit tadi." ujar Darka merapikan rambutnya.

" Yaudah ayo, kunci motor lo mana? Gue yang bawa sini." gegas Revan ingin cepat cepat berangkat, yang langsung Darka lempari kunci kearahnya.

20 menit mereka akhirnya sampai di universitas milik keluarga Darka.

Darka berdiri disamping Revan yang sedang memarkirkan motornya, hampir seminggu lebih Darka tidak kesini rasanya beda.

" Woi gua duluan ya kekelas 5 menit lagi mulai." ujar Revan sambil menepuk pundak tegap Darka.

" ati-ati bro." jawab Darka yang dibalas acungan jempol dari Revan yang segera berlari ke gedung fakultas hukum.

Darka melihat Revan yang berlari, lalu tertawa sambil menggeleng gelengkan kepalanya.

" Niatnya jadi pengacara, tapi kerjaannya cari masalah mulu lo Van hahaha." gumam Darka sambil terus menatap punggung lebar Revan yang kemudian hilang diperbelokkan.

Darka berjalan pelan menyusuri koridor yang renggang tersebut, niatnya ke kampus hanya ingin melihat keadaan dan mencari udara segar dari pada hanya di apartemen terus kan.

Darka bersiul sambil bersenandung ringan, dari arah belakang ada yang menepuk pundak nya pelan.

Sontak Darka menoleh, Derina.

" Ehh... Udah mulai ngekampus lagi nih abang." ujar Derina disertai senyuman manisnya.

" Kenapa emang? Kangen lo." saut Darka yang kembali menatap lurus kearah koridor.

" Pede gile lo hahaha." jawab Derina sambil tertawa ngakak.

" Mau kemana lo?" tanya Darka yang melihat Derina membawa kanvas putih dengan sekantong plastik hitam yang ntah isi nya apa.

" Ohh... Ini mau masak-masak hehehe." jawab Derina dengan cengengesan.

" Emang masak-masak pake kanvas? Setau gue kanvas buat ngelukis kan?" tanya Darka bingung.

" Udah tau nanya lo dodol." sembur Derina yang membuat Darka sedikit terkejut.

" Yaudah gue duluan ya, good bye anjing." seru Derina sambil berlari.

Darka hanya melongo melihat Derina berkata sekasar itu, " Dih kok kasar?" gumam Darka sambil tetap menatap punggung kecil yang dibalut dengan cardigan berwarna navy tersebut.

Darka melirik jam tangannya, 10.15. Udah siang juga ada jadwal mata kuliah kewirausahaan & manajemen hari ini sebenarnya membosankan pasti.

Darka berlari kecil kelapangan basket sudah lama ia tidak bermain bola orange tersebut, Darka mulai memantul- mantul kan bola nya.

________________________

DARKA (ON GOING)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang