31. Penasaran

337 27 4
                                    

" Wahh gila gilaa! kalah lu tolol, sini muka babi lo gua coret make kopi hahaha." seru Revan sambil bertepuk tangan dengan senang.

" Mana ada pake kopi pake bedak anjing! " sungut Reno kesal karena wajahnya terdapat dua garis jari revan yang mencoret kan kopi hitam di pipi nya.

" Lo udah mati 3 kali berturut turut, gua rasa emang lo mah jago nya cuma godain cewe game gini aja kalah mulu lo." saut Tyo dari arah dapur sambil membawa semangkuk mie pedas.

" Ah anjing ah gak adil ini ah!" Reno berdiri dengan muka ditekuk nya lalu berjalan ke arah wastafel untuk mencuci wajahnya yang sudah dipenuhi coretan bedak dan kopi.

Mereka sedari tadi sedang asyik bermain game ludo di tab milik Darka, dan sehabis ini mereka akan bermain playstasion hingga shubuh.

" Kemaren gua liat Naisa di club." ujar Revan lantang sambil meminum soda nya.

Darka yang sedang duduk di sofa sambil memakan kripik pisang hanya diam tanpa menoleh.

" Sok tau lo, lo kan kalo udah mabok linglung." saut Tyo sambil menyeruput kuah mie pedasnya.

" Gue masih sadar waktu itu, gua lagi ngobrol sama temen gua yang kerja disitu nah pas gua lagi liat liat ada cewe yang tiba tiba ambruk terus di kerumunin cowo gitu pas gua samperin mirip banget sama Naisa." ujar Revan panjang lalu duduk tak jauh dari tempat Darka.

" Lo yakin? " ujar Darka datar matanya masih fokus kelayar besar yang sedang menunjukan film the lorax film yang dibuat dari tahun 2012 itu adalah salah satu film favorit nya.

" Kayak nya si, soalnya tempat nya gelap nah muka tuh cewek ketutup rambut panjang nya dan baju nya ngetat gitu, kan gue belum pernah liat Naisa pake baju mini jadi mana paham hahaha." saut Revan lalu tergelak tawa.

Darka menoleh dengan tatapan sinis nya, kemudian memfokus kan diri nya pada film didepannya.

" Gak khawatir lo Ka?" ujar Tyo dengan segelas jus anggur dingin di tangannya.

Darka tidak langsung menjawab ia masih terus fokus dengan film yang menceritakan seorang pemuda bernama ted yang menebang pohon hingga membuat sebuah hutan yang ditumbuhi pohon-pohon cantik dan warna warni itu gersang dan mati.

" Wah anjing! Gue di kacangin." ujar Tyo lalu meneguk kembali jus anggur nya.

" Gue khawatir. Banget malahan, tapi kalo gue nanti nyari dia terus ketemu nah pas ketemu itu dia maki-maki gue lagi, gak sanggup gue. Yang kemarin aja masih sakit banget hati gue." ujar Darka tanpa menoleh sedikit pun.

Revan menghela nafas lalu bersandar pada kepala sofa.

" Gue tau lo masih sakit banget sama cacian dari Naisa, tapi gue tau Ka di hati lo tu masih sayang banget kan sama dia. Gue ga nyuruh lo buat balik ke dia ya, itu keputusan lo gue cuma mau lo liat lah keadaan dia kasian gue." ujar Revan dengan nada sedih nya.

" Najis, baru liat di club aja sok sok an bersimpati lo mending juga itu beneran Naisa." saut Tyo dengan muka datar nya.

" Gue si Ka, kalo jadi lo gue biarin aja dia mau kemana gak bakalan peduli lagi gue." saut Tyo dengan nada biasanya.

" Jahat lo Yo." ujar Revan dengan mengelus dada nya.

" Gue gak bakalan jahat kalo dia gak jahatin gue Van, lo bayangin Darka mati-mati an merjuangin dia eh dia asik-asik kan pacaran ama bajingan itu, terus dia batalin pertunangan." seru Tyo dengan nada kesal nya, sudah pasti diri nya tidak akan menerima gadis bejat itu kalo dirinya di posisi kan sebagai Darka.

" Gak gitu juga anjing." saut Reno yang baru selesai mencuci wajahnya lalu mengusap dengan handuk putih yang ia ambil di lemari kecil.

" Ah! Udah lah gausah bahas gituan, udah ayoo katanya mau pada war ampe mampus udah ayooo!" seru Revan yang akhirnya mengakhiri perbincangan berat itu.

DARKA (ON GOING)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang