32. Disini?

244 25 3
                                    

      Stay at home and stay healty     gaiss!!

Darka berjalan pelan menyusuri lorong yang kumuh, banyak sekali baju-baju basah yang bergantungan di pinggir gedung.

Tempat sampah yang berserakan sepertinya belum di angkut mobil sampah, banyak sekali warga yang duduk di depan pintu rumah nya, anak anak yang berlarian kesana kemari padahal ini lantai 3.

Bau aroma masakan, dan sampah yang bercampur menjadi satu dari pintu ke pintu.

Darka berjalan pelan, sambil terus tersenyum ramah kepada ibu-ibu yang sedang duduk-duduk sambil menatap nya dengan ramah.

Darka melihat perempuan itu naik lagi sudah ingin memasuki lantai ke 4. Tangga yang di buat terbuat dari beton dan semen tanpa pegangan, sangat berbahaya bagi anak anak kecil.

Setelah 3 lantai ia berjalan, dilantai ke 4 inilah perempuan itu tinggal kamarnya tidak terlalu ujung, Darka terus memperhatikan nya.

" Dek, cari siapa ya?"

Darka terlonjak kaget saat pundak nya ditepuk pelan oleh seorang ibu-ibu berdaster hijau dengan menenteng tas sayuran.

" Ohh bu, ini saya mau nanya perempuan yang tinggal dipintu sebelah situ siapa ya namanya?"

Ibu itu celinguk kan lalu tersenyum ramah ke arah Darka.

" Ohh, adek pacaran neng yang cantik itu ya, itu namanya neng Naisa dek dia tinggal disini hampir 1 bulan lebih lah, katanya sih lebih murah biaya nya, masa adek pacarnya gatau si."

" Ohh bukan, saya temen nya aja bu hehehe."

" Ohh kirain pacarnya soal nya pas gitu, adek ini ganteng sama neng Naisa nya kan cantik, ibu liat dia kayak orang berada gitu tapi ah udah lah ibu gamau terlalu ikut campur, yang penting dia sopan, baik dan tidak aneh aneh disini dek."

" Oalahhh gitu, yaudah bu makasih ya saya mau pulang soalnya udah sore, duluan ya bu permisi." ujar Darka sambil tersenyum ramah lalu menuruni tangga tua itu dan pulang.

Ibu ibu yang ia tanyai tadi menggeleng lalu tersenyum.

" Ternyata masih ada anak sopan jaman sekarang ini ya, mana adek itu udah ganteng, ramah, sopan banget lagi, sehat-sehat terus dek, wajah nya tadi pucet banget." ucap ibu itu setelah melihat punggung Darka menghilang di belokan tangga.

***
" Hallo Ma."

" Halloo sayang, udah pulang?" ujar Shiva yang sedang merapikan tanaman-tanaman cantik nya di halaman belakang.

Darka berjalan mendekati Shiva, lalu mencium tangan dan pipinya.

" Aduh duh, tangan Mama padahal kotor tau."

" Gak papa Ma, masih wangi ini haha."

" Udah makan kamu? Obat diminum gak tadi pagi?"

" Udahh Ma.. Udah Darka lakuin semua kok."

Shiva hanya mengangguk sambil tersenyum lembut kearah Darka, lalu mengusap lembut anak rambut yang berada di dahi anak semata wayang nya ini.

" Mama seneng, kamu sehat kayak gini, selalu sehat ya sayang selalu bahagia." ujar Shiva dengan nada rendah nya matanya sudah buram dengan air mata.

Darka menoleh, lalu tersenyum melihat wajah seseorang yang paling ia sayangi ini.

" Ma...Darka bakalan selalu sehat, dengan dukungan kalian disini Darka bakalan baik-baik aja kok."

" Mama bakalan lakuin apapun asal kamu sehat terus kayak gini."

" Ma dengerin Darka ya, kunci yang orang sehat itu bahagia kan? Mama gak perlu susah-susah ngelakuin apapun biar Darka tetep kayak gini, dengan adanya Mama sama Papa bersatu kembali kayak gini, jadi keluarga yang harmonis kaya gini, rumah ini diisi lagi dengan kehidupan itu udah ngebuat Darka seneng dari situ lah Darka bisa kayak gini, makan Darka teratur minum obat Darka teratur Darka cuma butuh kalian aja."

DARKA (ON GOING)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang