Naisa melangkah kan kakinya cepat menuju taman belakang, ia sedari tadi mencari seseorang yang ia cintai selama ini.
Pukul 08.59 pm. Namun hawanya sangat sejuk, mungkin karena pagi ini mendung dan sebentar lagi akan turun hujan.
Naisa melangkah kan kaki jenjang yang dihiasi heeles cream nya, kearah bangku taman kampus yang dibuat dari pohon kayu asli.
Seorang lelaki berpunggung lebar tengah duduk sambil menghisap rokoknya, asapnya mengepul tebal diudara.
" Fran..." gumam Naisa lembut sambil menepuk pundak kekasihnya itu.
Franco menoleh sebentar, lalu tersenyum miring. Ia menghisap dalam rokoknya. lalu membuangnya dan menginjak sisa rokok tersebut.
Franco meneguk wine yang ia bawa diam-diam dari rumah, lalu membantingnya keras kearah meja kayu tersebut.
Naisa yang mendengar pecahan beling hanya menunduk kan kepalanya dalam, Franco berdiri sambil menatap tajam kearah Naisa.
Ia menarik dagu Naisa kasar, wajah Naisa sudah memerah ia tidak berani menatap wajah marah Franco.
" Kenapa hmm? Takut?" ujar Franco dingin namum tegas.
Naisa hanya menggeleng pelan,
" Kalo gitu tatap mata gue!" ujar Franco terus menarik dagu Naisa.
Naisa malah memejamkan matanya dalam, menahan air matanya yang akan tumpah.
" Tatap gue Naisa!" seru Franco keras yang membuat bahu Naisa gemetar.
Franco melepaskan cengkraman didagu kecil Naisa, lalu berbalik badan memunggungi Naisa.
" Gimana? Seneng gak Full Time bareng calon suami lo!? " ujar Franco sambil memasukan tangannya kedalam saku celana hitam bahannya.
Mata Naisa membulat besar, setahunya tidak ada yang tau jika Naisa pergi bersama Darka. Kecuali teman-teman Darka.
Naisa sudah pastikan, saat ia keluar dari kelasnya. Franco pasti masih ada pelajaran tambahan. Naisa sudah hafal betul jadwal Franco.
" Kenapa gak dijawab?! Bener apa yang gue bilang?" ucap Franco sambil berbalik badan.
Franco menaik kan satu alisnya, lalu berjalan mendekati Naisa.
" A-aku bisa jel-"
" Gak perlu! Gue udah tau semua." sahut Franco dengan nada marah.
" Maa-afin a-ku." cicit Naisa sambil menunduk kan kepalanya kembali.
Franco memegang kedua bahu Naisa kuat, bahkan sampai meremasnya dengan kuat.
Naisa meringis merasakan ngilu dikedua bahunya, namun dia tetap diam.
" Tanpa lo kasih tau, gue udah tau Nai. Semua gerak-gerik lo selalu gue pantau." ujar Franco tegas.
" I-iya a-aku,"
" Iya! Gue maafin." tegas Franco.
" Tapi gue rasa hubungan kita cukup sampai disini aja." lanjut Franco dengan nada suara dalam.
Sontak Naisa mengangkat wajahnya, manatap kedua bola mata tajam Franco.
" Ka-kamu pasti bercanda kan?! Ini gak lucu Fran!" seru Naisa yang sekarang mencengkram kemeja hitam yang Franco kenakan.
Franco menggelang pelan,
" Hubungan kita cukup sampai sini aja, lagi pula kalo diterusin juga gak baik." ujar Franco sambil mengelus bahu Naisa yang tadi ia cengkram.
KAMU SEDANG MEMBACA
DARKA (ON GOING)
Teen Fiction" Gue cinta sama lo Kaa." suara Naisa sambil terisak isak didepan lelaki yang diam tak bergeming. " Kemana aja lo dulu?! Waktu Darka masih Cinta sama lo!!? Lo mana ada waktu dia susah? Lo selalu caci maki dia, Pacaran ama cowok bejad lo itu, lo sel...