16. Akhirnya.

346 30 0
                                    

7 Hari Darka tidak terbangun dari tidur lelapnya, 7 hari itu juga Derina tidak berangkat ke kampus dan tetap stay disamping Darka.

" Lo gak mau balik? Muka lo pucet gitu Rin, gue anter ya." tawar Revan dengan nada lembutnya.

Derina hanya menggeleng pelan, lalu kembali kewajah pucat Darka.

" Kapan dia bangun?" tanya Derina kembali.

Sudah ada 15 kali Derina mengucapkan kalimat itu, dari tadi.

" Sabar lah... Dia lagi asik menjelajah dunia dia disana Rin, jangan khawatir. Bantu doa aja biar dia nemuin jalan pulang." gumam Reno dengan santai sambil memainkan laptopnya di pojok ruangan.

" Iya bener, jangan nyiksa diri lo. Disini lo cukup bantu doa aja. Lagian dokter juga udah berusaha se- maksimal mungkin." sambung Tyo yang duduk disamping Reno.

" Jadi pulang, lo istirahat dirumah. 6 hari ini tidur lo kurang. Mata lo mirip valak anjir." ujar Revan dengan nada candaannya.

Sontak Derina menatap Revan dengan muka cemberut nya, ia lalu mengambil tas kecilnya dan bangkit berdiri dari kursi yang ia duduki dari semalam.

Namun.

" Woi! Jari Darka gerak-gerak! Matanya juga kesono kemari." seru Revan dengan hebohnya.

Sontak Reno dan Tyo loncat dari tempatnya dan mengerubuni ranjang Darka.

" Kaaa??" panggil Derina dengan suara halusnya.

" Kaaa!!" seru Reno saking bahagianya.

" Goblok! Yang ada dia baru melek udah serangan jantung." ujar Tyo sambil menjitak kepala Reno.

" Yaudah si, kita kan gak tau." sungut Reno kesal sambil mengusap-usap kepalanya.

" Kaa?!" panggil Revan sambil terus menatap pergerak kan mata Darka.

" Panggil dokter!" seru Revan dengan menunjuk kearah pintu.

" Panggil dokter budeg!" seru Tyo kearah Reno.

Reno hanya mendengus kesal, ia berjalan sambil menghentak-hentak kan kakinya. Persis seperti banci kalengan.

" Bos mah bebas!" gumam Reno dengan berlari kecil kearah suster yang lewat didepan Kamar Darka.

" Sus! Suster ngesot! Eh," seru Reno sambil menutup mulutnya.

Sontak suster yang ia panggil berbalik menatap Reno dengan tatapan sinis.

Nih suster boleh ugha haha, kok ada suster pake baju kekurangan bahan gini si dirumah sakit elite. Apa suster baru ya?

Reno terus saja memerhatikan suster yang bernama, Amandayu P. Terlihat dari name tag yang ia kenakan di dada kanannya.

" Kenapa?" ujar suster tersebut halus, yang membuat Reno merinding.

" Hmmm.. Itu anu sus, temen saya gerak-gerak." ujar Reno dengan kikuk.

Suster tersebut mengerutkan dahinya, " Apanya yang gerak-gerak?"

" Hmm... Itu sus anu... Jari temen saya!!" ujar Reno dengan gelagapan.

Suster tersebut menggangguk sekilas lalu berlari meninggal kan Reno ditempatnya sendirian, mata Reno terus menatap body goals yang suster itu perlihatkan sampai punggung kecil itu hilang di belokan lorong panjang ini.

Reno hanya tersenyum miring, lumayan kan cuci mata. Hohoho.

Semua yang ada diruangan ini berkumpul dibelakang seorang dokter muda berkacamata yang tampan, dan 2 orang suster yang salah satunya di lirik oleh Reno tadi.

DARKA (ON GOING)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang