26. Buang

290 30 3
                                    

" Ka, ni pesenan buatin gece." ujar Tyo sambil memberikan note berisi pesananan.

1 cake tart
1 pastry
1 ovaltina macchiato
1 americano

Darka mengangguk " okeh siap!" ujar Darka memulai mem-plating pastry nya diatas piring berwarna hitam.

Ketika sedang berkonsentrasi dengan apa yang dibuatnya, tiba-tiba ada yang menepuk nya daru belakang langsung saja Darka menoleh.

Reno tersenyum disana, laki-laki berparas lumayan ini ketika tersenyum manis kadang otaknya suka lempeng kadang ya gitu belok belok.

" Udah belom?" tanya Reno sambil meminum latte yang ia buat.

" Bentar dikit lagi Ren." saut Darka kembali terfokus kepada cake tart nya.

" Lo udah minum obat lo Ka?" tanya Reno kembali sambil menghisap vape nya.

" Abis ini selesai gue minum Ren." jawab Darka yang sudah selesai dengan tugasnya.

" Jangan banyak cape lo Ka, baru juga membaik lo sama obat lo tuh jangan sering dilupain." nasehat Reno panjang.

" Iya Reno sayang..." Saut Darka sambil tersenyum maut kearah Reno.

Reno langsung saja bergidik ngeri,       " Duh cepet cepet deh gue cari cewe, sumpah gue perhatian ke temen gue disangka nya suka gini ke dia." gumam Reno sambil bergidik.

Darka duduk ditaman belakang sambil memakan nasi goreng kesukaannya, yang ia beli di tukang nasi goreng langganan nya. Ini sangat mirip dengan masakan mama sudah berapa bulan ia tidak bertemu, ada rasa rindu yang amat mendalam disana.

" Nanti pulang sebentar ah, kali aja Mama ada dirumah kan." gumam Darka lalu melanjutkan makannya hingga tuntas.

Setelah makan Darka menyandarkan kepalanya dikursi tersebut, matanya mengarah kelangit siang ini yang sedikit cerah tangannya membolak balik kan botol kecil berisi obat nya.

" Sampai kapan ya hidup gue bergantung sama obat ini? Enek banget sumpah minum ginian mulu." gumam Darka sambil memerhatikan pil putih kecil disana hanya tinggal sisa beberapa butir.

" Obat nya abis harus ke dokter sekalian cek-up mampus aja dah." gumam Darka kembali.

" Karena ini kan, gue ga dicintai? Gue dianggep sampah? Kayaknya menjijikan banget gitu hehehe." gumam Darka sambil menaruh botol obatnya didalam ransel kecil nya.

Ia mengambil handphone hitam nya, lalu membuka galeri banyak sekali foto foto Naisa yang Darka ambil diam-diam tidak ada foto bersama, 1 pun tidak punya hahaha.

" Gue tuh sayang banget sama lo Nai, tapi gue sadar diri gue ga pantes buat lo, sebenernya gue gak mau mundur secepat ini tapi ya gue juga punya hati Nai, dengan cacian lo itu ngebuat gue sedikit demi sedikit sadar dan gue putusin buat mundur sekarang, walau yaa gue masih sayang banget sama lo." ujar Darka panjang lebar sambil memerhatikan foto Naisa yang sedang tertawa di bangku taman kampus yang saat itu sedang bersama Franco.

Darka kembali bersandar pada kepala kursi lalu memejamkan matanya sebentar.

Drrtt...drrt...drrt...

Darka meraba-raba meja didepannya, tanpa melihat siapa yang menelfonnya Darka menggeser tombol hijau tersebut.

" Yaa? Hallo?" ujar Darka lantang matanya masih terpenjam erat.

"............."

" Oh, ya." saut Darka dengan nada dinginnya, lalu ia mematikan telfonnya sepihak.

" Gak penting." gumam Darka melempar handphone nya keatas meja kembali dan kembali masuk kedalam dunianya.

DARKA (ON GOING)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang