33. ketemu

304 27 24
                                    


Naisa POV

" Ko gue ngerasa bersalah banget yaa sama Darka... Gue tau apa yang gue lakuin tuh bener-bener nyakitin hati dia."

Naisa pergi ketempat seperti ini bukan karna paksaan, dia sengaja karna Papahnya akan mengirimnya ke amerika untuk tinggal tetap disana bersama bibinya sementara.

Tapi ia tidak ingin, ia mau menyelesaikan studinya disini barulah nanti ia bisa bebas kemana pun yang ia suka, hidup dari kecil menjadi putri pengusaha bukanlah hal yang enak baginya.

Banyak peraturan, dan apapun yang ia jalani bukanlah keinginanya, namun keinginan kedua orang tuanya.

Naisa baru saja selesai manyapu dan mengepel kamar kecil nya ini, sudah terlihat jauh lebih rapih dari sebelumnya karna 2 hari ini ia agak sibuk sampai tempat nya tidak terurus.

" Pengen makan nasi goreng kang pardi ni, enak kayanya malem malem gin-"

Tok tok tok tok

Naisa yang sedang melipat bajunya menoleh kearah pintu, siapa yang bertamu? memang belum terlalu malam.

" Tapi siapa yang dateng? Apa bu ratna? " gumam Naisa dalam hati.

Naisa berjalan kearah pintu putih yang sudah banyak stiker sana-sini tersebut.

" Siap-"

Naisa membelalakan matanya, lalu mencoba menutup pintu.

Namun yang datang dirasa tenaganya lebih kuat akhirnya Naisa mengalah.

" Ngapain." ujar Naisa ketus sambil menyilangkan tangannya.

" Duhh jangan galak-galak dongg... Kan gue tamu ya? Tamu kan raja, masa ga disuruh masuk dulu si... "

" Ga nerima tamu jam segini."

" Masih sore loh, masih jam 8 malem belum larut banget jugaa kan? "

Naisa memutar bola matanya, lalu berlalu masuk kedalam rumah, ralatt ini seperti kamar mini yang rapih.

Darka masuk lalu celinguk kesana kemari, matanya awas melihat apapun yang ada disana.

" Rajin juga si sayang, rapi gini tempatnya wangi lantai nya juga enak rasa apel, cocok kali langsung ke KUA mahh wkwk"

Darka senyum-senyum sendiri dari tadi.

" Gila lo ya gue batalin nikahannya, iya jadi gila? " sentak Naisa membuat lamunan Darka buyar.

Darka hanya cengengesan sambil menggaruk garuk kepalanya.

" Udah makan lo? Keluar yuk cari makan." sergah Darka agar mencair kan suasana yang canggung sebelumnya.

" Bisa keluar sendiri gue." jawab Naisa ketus sambil memasukan beberapa lembar uang kedalam dompet nya.

" Ga baik tau nolak ajakan..."

Naisa memutar bola matanya malas, tapi perutnya tidak bisa diajak kompromi, dan sebelumnya ia juga memikirkan rasa pedas dan panas dari nasi goreng kang pardi kan.

Naisa membereskan sisa baju yang belum dilipatnya dan menaruhnya di keranjang pakaian kering.

Lalu mengambil dompet dan hanphone yang ia letakan di temoat tidurnya.

" Loh mau kemana?" ujar Darka bingung, karna sedari tadi Naisa sibuk sendiri.

" Katanya ngajak makan." jawab Naisa dengan ketusnya.

Darka langsung semangat 45 dan buru-buru mengikuti Naisa keluar dari kamar kecil itu.

10 menit sudah mereka duduk di pinggir jalan, menunggu pesanan mereka berdua.

DARKA (ON GOING)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang