Darka membuka matanya pelan, setelah mengantarkan Naisa pulang. Dengan telapak tangan yang berkeringat, Darka melajukan motornya dengan pelan.
Ia harus kuat, hingga mencapai apartemen nya. Tidak boleh jatuh dijalan. Itu hanya menyusahkan orang lain.
Saat sampai depan pintu apartemen nya, Darka menempelkan card access nya dengan tangan gemetar hebat, ia masuk dengan menabrak apapun yang ada di depannya, matanya sudah mulai buram, saat masuk ke kamar Darka membanting tubuhnya kekasur dengan kencang.
Bahkan posisi tidurnya tidak benar dengan posisi tidur tengkurap, dan juga jaket dan sepatunya pun belum di lepas tapi.... Pagi ini ia sudah diatas tempat tidur menggunakan selimut sebatas dada, dan di sekeliling ranjang sudah ada 3 sahabat nya dan ada Derina yang duduk di sisi kakinya, dengan tersenyum hangat.
Darka menyipitkan matanya, tangannya memegangi kepalanya yang masih sedikit pening.
" Jangan paksain bangun Ka, tiduran aja." ujar Reno yang berjalan kearah samping ranjang Darka.
" Gue mau duduk Ren." saut Darka pelan, Reno membantu Darka untuk duduk dikepala ranjang, kepalanya ia tegak kan dan matanya menyorot datar kearah 4 orang yang memerhatikan nya dari tadi.
" Lo kenapa selalu lupa sama obat lo?! Udah berapa kali lo begini terus." ujar Revan datar yang duduk disofa kecil, di pojok kamar Darka, dengan tatapan datar menyorot kearah Darka.
" Kemarin lo pingsan di kuburan! Terus sekarang lo pingsan juga karena lo lupa minum obat! Cuma karena nemenin Naisa ngeMall." lanjut Revan dengan nadanya yang tegas.
" Lo sampe lupa kesehatan lo sendiri cuma karena cewe! GAK TAU DIRI ITU." seru Revan kesal dengan tingkah bodoh Darka.
" Jangan pernah jelek-jelek in Naisa." geram Darka kuat.
Tyo menghela nafas kasar lalu melirik jam tangannya.
" Udah jam 10 gue ada kelas, lo pada ada kelas gak? " seru Tyo kearah Revan, Reno dan Derina.
" Alamak! Baru inget dosennya galak! Ayo-ayo mang cepetan!" seru Reno heboh, karna dia baru ingat ada kelas hari ini, dengan dosen yang super killer.
" Lo ada kelas gak Rin? " ujar Revan yang bangkit dari duduknya.
Derina hanya menggelang pelan "Gak ada. Gue gak kekampus disini aja nemenin Darka." ucap Derina santai.
Yang diangguki oleh revan yang sudah keluar dari kamar Darka, ia masih kesal dengan sahabat nya yang keras kepala itu, jadi ia tidak berpamitan kepada Darka.
" Uhhh siappp mamang!! Jaga mata jaga hati bosss!!! Inget cuma berdua." ujar Reno yang jailnya mulai keluar.
Sontak Darka melempar bantal yang ada disampingnya, namun bantal itu menabrak pintu karna reno sudah ngacir keluar kamar.
" Apa lo yo! Mau kayak Reno juga!? Abis lo." gertak Darka kearah Tyo yang langsung cengar cengir gak jelas.
" Gak lah Ka! Gue mah masih sayang nyawa, mana belum nikah yakan, belum anu anuan kan gak enak hehe." ujar Tyo sambil cengengesan gak jelas depan Darka, Darka hanya memutar bola matanya malas melihat tingkah kawan kawannya yang otaknya kurang separo.
" Yaudah sono! Lo mau di damprat Revan! " seru Darka yang membuat Tyo lari kearah pintu kamarnya.
Namun saat ingin menutup pintu Tyo menyembulkam kepalanya sedikit.
" KELUAR DARI SINI!! ADA DEDE BAYI YANG EMESSS YA KAAAA!!!!! " teriak Tyo yang langsung menutup pintu kamar apartemen itu dengan kencang.
Darka hanya menggeleng geleng kan kepalanya pelan, temennya sakit bukannya di rawat dan diberi kasih sayang, malahan di godain gak jelas untung iman Darka kuat.
KAMU SEDANG MEMBACA
DARKA (ON GOING)
Teen Fiction" Gue cinta sama lo Kaa." suara Naisa sambil terisak isak didepan lelaki yang diam tak bergeming. " Kemana aja lo dulu?! Waktu Darka masih Cinta sama lo!!? Lo mana ada waktu dia susah? Lo selalu caci maki dia, Pacaran ama cowok bejad lo itu, lo sel...