Kira merapikan benda-benda miliknya yang terletak di atas meja kantor dan memasukkan handphone serta charger-nya ke dalam tas. Ia kemudian bangkit berdiri dan hendak berjalan keluar dari ruangan, sampai ketika Aldo memanggil dan menghentikan langkahnya.
"Kir, kita mau makan sushi nih. Lo ikut, enggak?"
Kira tampak berpikir sejenak lalu menggeleng pelan. "Enggak deh, Al. Gue mau langsung balik aja ya."
"Yah... Enggak asik dong, Kir?" sahut Maria dengan nada kecewa.
Kira hanya membalasnya dengan senyuman kecil lalu meninggalkan ruangan. Membiarkan Aldo dan Maria menatapnya lama. Dari cara Aldo melihatnya, Kira tahu bahwa Aldo sedikit tahu tentang tidak bertegur sapanya ia dan Dion. Maka dari itu, Aldo tidak mau memaksanya seperti hari-hari sebelumnya.
Kira berdiri di depan gedung kantornya sembari mendongak, memandangi langit malam. Ia merapatkan jaket parasutnya dan bersiap-siap untuk memesan ojek daring untuk pulang ke apartemennya.
"Kirana!"
Kira menjauhkan handphone-nya dan menoleh ke asal suara. Ia tertegun sebelum akhirnya tersenyum kecil melihat Anika berdiri tidak jauhnya. Setelah itu, Wuren menurunkan jendela mobilnya dan tersenyum kepada Kira.
Melihat dua sahabatnya datang secara mendadak, membuat hati Kira lega. Ia meloloskan tawa kecil dan berjalan menghampiri mereka.
Wuren kemudian turun dari mobilnya dan berdiri di samping Nika. Kira tidak tahu kapan terakhir kali ia melihat Nika tersenyum lebar menyambut kedatangannya pun Wuren yang berdiri di sebelahnya. Jika saja Dion ada di sini...
Kira langsung memeluk Wuren dan Nika secara bersamaan. Tanpa bertanya, tanpa mengatakan apapun, Wuren dan Nika membalas pelukannya dan mengusap punggung Kira dengan pelan.
"Kangen banget, sama lo berdua..." ujar Kira.
"Kenapa gue ngerasa jadi kambing congek ya?"
Kira melepaskan pelukannya dari Wuren dan Nika. Ia membalikkan tubuhnya dan tersenyum ketika melihat Handaru yang baru saja menutup pintu. Lesung pipi lelaki itu langsung terlihat membalas senyuman Kira.
"Didn't know you were there," ucap Kira. "Dalam rangka apa nih?"
"Dalam rangka untuk bikin lo sadar, kalau di sekitar lo banyak yang peduli dan sayang sama lo." balas Nika.
Wuren tersenyum menatap Kira dan Nika secara bergantian. "Yuk? Kita makan-makan enak."
Kira tertawa dan membiarkan Wuren serta Nika membawanya ke dalam mobil. Sementara Handaru mengikuti mereka dari belakang. Di sisi lain, Kira senang sekali karena teman-temannya ada di sini, bersamanya. Namun, di sisi lainnya, Kira menyayangkan sosok itu tidak ada bersama mereka.
###
Riyan baru saja tiba di studio sweetchaos dan masuk ke dalamnya ketika ia melihat Ara, sedang duduk di kursi dengan sebuah laptop di hadapannya. Dari dalam ruang latihan, samar-samar ia mendengar suara berisik yang Riyan tidak perlu ragukan lagi keberadaan teman-temannya di dalam sana.
Melihat Ara, membuatnya teringat dengan Kira. Bagaimana pun juga, Ara adalah salah satu orang yang selalu berusaha untuk mengembalikan hubungannya dengan Kira. Riyan tahu, betapa pedulinya Ara terhadap Kira.
"Hai, Ra." Riyan menyapa perempuan itu sembari berjalan menghampirinya. Ara yang disapa menghentikan pergerakan jemarinya di atas keyboard laptop dan menoleh, menyambut kedatangan Riyan dengan senyuman.
"Hai, Yan. Baru dateng?" balas Ara.
Riyan menganggukkan kepalanya. "Iya. Tadi... Ngantar Erika dulu ke klinik terus ke kantornya."
KAMU SEDANG MEMBACA
Tentang
General Fiction[Completed] Tentang mereka yang tersesat oleh waktu, tentang mereka yang belajar memaafkan, tentang mereka yang belajar dan menerima diri sendiri.