Juli, 2014
"Anying, gue pusing."
Dion langsung menutup laptopnya begitu saja sehingga membuat Kira dan yang lainnya mengernyitkan dahi.
"Lo baru ngerjain selama lima belas menit," tutur Wuren setelah mengalihkan atensinya kembali pada laptop dan juga lembaran kertas double folio di depannya.
"Gue pusing beneran," gumam Dion yang sekarang sudah mengistirahatkan kepalanya di atas meja.
"Lo sakit?" tanya Kira lalu mendekatkan tubuhnya ke arah Dion, bermaksud untuk menempelkan telapak tangannya pada dahi lelaki itu. Namun sebelum Kira melakukan itu, tangan Dion lebih dulu tergerak untuk menepis tangan gadis itu.
Kira tercenung dan Dion tersentak atas apa yang ia lakukan secara refleks. Perlakuannya itu membuat Nika dan Wuren menatapnya dengan penuh selidik.
"Ah, Sorry... Gue kaget." ucap Dion lalu berusaha meghindari pandangan Kira.
Kira hanya menatap Dion sejenak sebelum akhirnya ia kembali fokus kepada tugas-tugasnya. Bukan hanya sekali ini saja Dion berbuat seperti itu dan itu membuat Kira bertanya-tanya atas kesalahan yang mungkin tak sengaja ia lakukan kepada Dion.
"Rana,"
Raut wajah Kira yang semula diam kini tersenyum sumringah saat Handaru datang menghampiri empat orang yang sedang mengerjakan tugas di kantin itu.
"Kak Handa,"
"Tugasnya udah selesai belum?" tanya Handaru.
"Sedikit lagi,"
"Ya udah. Selesaiin dulu. Aku balik ke sekre dulu ya? Kalau udah selesai, bilang aja."
"Oke,"
Handaru menyengir dan mengusap surai Kira dengan lembut. Atensinya lalu beralih kepada Wuren dan Nika lalu menyapa mereka sekilas. Tak hanya itu, Handaru juga sedikit mengganggu Dion yang terlihat sangat tidak semangat sebelum akhirnya ia berlalu pergi.
"Lo mau pergi sama Kak Handa?" tanya Nika.
Kira mengangguk dengan senang, "Mau nonton."
"Ya udah buruan kelarin tugasnya biar bisa nonton. Besok kan weekend. Lo bisa puasin jalan sama Bang Handaru lo itu," Wuren menyahut tanpa mengalihkan pandangannya sedikit pun dari lembaran kertas.
Kira terkekeh pelan, "Besok mau nemenin Kak Handa balik ke rumahnya habis itu kita mau ke Taman Safari."
"Besok gue tanding futsal di Fekon,"
Suara Dion yang tiba-tiba menyahut itu membuat Kira, Wuren, dan Nika dengan kompak menoleh ke arahnya. Dion kemudian mengangkat wajahnya dan menatap Kira lurus.
"Lo bilang mau nonton gue tanding," lanjut Dion.
"Lah, bukannya lo bilang nggak jadi ya?" sahut Nika.
"Iya, seinget gue nggak jadi. Lo baru bilang kemarin." tambah Wuren.
"Jadi ternyata," kata Dion lagi.
Kira menatap Dion ragu, "Duh, gimana? Karena lo bilang nggak jadi makanya gue iyain ajakan Kak Handa... Lagian, Kak Handa ngajak juga karena lo nggak jadi tanding tau. Kan biasanya dia nonton kalau lo ada pertandingan."
"Kenapa sih, kalau Bang Handa yang ada pertandingan lo nggak pernah absen?"
Kira kembali mengernyitkan dahinya saat tiba-tiba tatapan Dion padanya berubah menjadi serius. Dion sebelumnya tidak pernah seperti itu. Tapi entah kenapa, akhir-akhir ini Dion menjauh baik dari Kira atau pun Handaru. Sikapnya pun agak sedikit berubah dan Kira tahu, baik Wuren dan juga Nika tahu tentang hal ini.
KAMU SEDANG MEMBACA
Tentang
General Fiction[Completed] Tentang mereka yang tersesat oleh waktu, tentang mereka yang belajar memaafkan, tentang mereka yang belajar dan menerima diri sendiri.