❗ : Please, dibaca ulang. Karena aku bener-bener revisi banget chapter ini. Kenapa aku revisi? Ngerasa ada yang salah aja dari kemarin-kemarin (hehe).
-----
6 Agustus, 2020
"Dion,"
Dion menghentikan jemarinya yang tengah sibuk di atas laptop dan mengalihkan perhatiannya dari benda itu. Wuren terlihat di depan mejanya dan menyerahkan sebuah dokumen.
"Lo tahu acara tiga minggu lagi kan? Yang ulang tahun Delintidy itu."
"Delintidy? Kayak pernah denger deh. Perusahaan startup itu bukan? Ah, Ini mah kantornya si Arsen, Abangnya Cal." balas Dion sembari menerima dokumen tersebut. "Kenapa emang?"
"Mereka ngundang sweetchaos,"
Dion terpaku setelah Wuren menyebutkan nama band itu. Setelah Kira dan Riyan putus lalu perempuan itu kembali ke Palembang karena sang ayah sakit, Dion pun jadi jarang sekali terlihat bersama Riyan. Entah karena kesibukan masing-masing atau malah jarak yang spontan terbuat karena hubungan mereka yang tak lagi bersama.
"Gue tuh tiap lihat mereka, agak gimana gitu." kata Wuren yang sekarang duduk dipinggir meja Dion. "Padahal Bang Handa sama Riyan tuh udah baik-baik aja kan ya? Tapi gue tetep gusar kalau-kalau mereka malah saling hantam."
Dion terkekeh pelan, "Mereka udah temenan kok, Ren. Seinget gue, mereka pernah beberapa kali ngopi bareng. Tapi itu dulu, waktu Kira baru aja balik ke Palembang."
"Emang sekarang Kira sama Riyan gimana? Masih?"
"Udah enggak," balas Dion—mengingat-ingat curahan hati Kira seminggu yang lalu. "Enggak ngerti. LDR enggak cocok sama mereka."
"Emangnya mereka balikan ya?"
"Enggak juga. Tahu ah, Ren. Udah saatnya gue fokus dengan asmara gue sendiri."
Wuren tiba-tiba tergelak, "Akhirnya lo memutuskan untuk move on?"
"Anjing,"
Dion tidak akan lupa betapa malunya ia saat rahasianya tanpa sengaja terbongkar oleh Wuren dan juga Handaru beberapa minggu yang lalu. Ini semua karena Dion yang tidak sengaja mabuk dan berbicara sejujur mungkin dari hati yang paling dalam.
Wuren bahkan mengatakan, saat ia mabuk, Dion sempat beberapa kali memaki Handaru. Untungnya, Handaru berbesar hati dan memaklumi.
"Bukannya kerja malah ngobrol-ngobrol lo berdua!"
Dion dan Wuren sama-sama menoleh ke arah pintu—tepatnya saat Nika memasuki ruangan kerja.
Iya. Handaru sengaja membuka perusahaan kecil yang isinya hanya ia dan teman-temannya semasa kuliah. Mungkin jika hubungannya dan Kira baik-baik saja, Kira sudah pasti akan bekerja di tempat ini.
Sekitar dua minggu yang lalu, Dion dikagetkan dengan kehadiran Nika di kantor. Padahal setelah Nika wisuda bersama Wuren, perempuan itu seolah memutuskan hubungannya dengan Dion dan juga Kira karena suatu hal.
Dion pikir, Nika akan sangat membencinya sehingga perempuan itu tidak akan mau lagi untuk melihat Dion. Tapi ternyata tidak juga. Nika setuju untuk membangun Anthem—perusahaan event organizer milik Handaru bersama-sama.
"Gabung sini, Nik." ajak Wuren. Walau sudah dua minggu kerja, Dion masih belum bisa beradaptasi dengan Nika lagi.
"Ngomongin apaan sih emang?" tanya Nika.
"Kisah cintanya bos," jawab Wuren.
Nika mendengus, "Kayak enggak ada bahasan lain aja."
"Nik,"
KAMU SEDANG MEMBACA
Tentang
General Fiction[Completed] Tentang mereka yang tersesat oleh waktu, tentang mereka yang belajar memaafkan, tentang mereka yang belajar dan menerima diri sendiri.