47 - Everything Is Fine Now

183 23 0
                                    

jonathanadr started to following you.

"Daffania Anika, gue minta maaf. Mulai sekarang gue minta maafnya satu kali dalam seminggu." Anika mengernyitkan dahinya sembari membaca sebuah direct message di Instagram yang beberapa detik lalu Jonathan kirimkan padanya. Cih, Nika berdecak kecil dan melihat-lihat postingan lelaki itu di feed Instagram-nya. Sesuai dengan penampilannya, feed Instagram-nya tidak kalah keren.

"Ngapain lo lihat-lihat profile-nya si Jo?"

Nika tersentak dan dengan cepat menutup tab Instagram-nya dan menoleh, menatap sebal Wuren yang dengan seenak hati mengintip laptopnya itu. "Enggak sopan, ngintip-ngintip!"

Wuren tersenyum mengejek dan kembali duduk di kursinya. "Malah salting."

"Enak aja!" Nika menolak mentah-mentah tuduhan sepihak Wuren itu. "Dia duluan yang follow gue. Dia kenapa, sih? Aneh banget anaknya."

"Naksir lo kali, Nik." Dion menyahut tanpa menengok ke arah Nika. Matanya sibuk menatap layar laptop dan tangannya bergerak cepat di atas keyboard. "Jonathan tuh kalau naksir cewek emang suka iseng dan nyebelin."

Wuren menganggukkan kepalanya setuju. "Anaknya emang tengil, Nik. Tapi, dia baik kok."

"Tetap aja gue enggak suka." cetus Nika. Mengingat bagaimana menyebalkannya Jonathan malam itu—lalu hari di mana mereka bertemu lagi. Menurutnya, Jonathan sangat tidak sopan. "Terus, masa dia bilang mau minta maaf satu kali dalam seminggu? Aneh-aneh aja."

Wuren tertawa mendengar ucapan Nika itu. Kalau dipikir-pikir, Wuren tidak begitu dekat dengan Jonathan. Namun, semenjak pernah satu project dengannya dan juga di acara satu minggu yang lalu, Wuren jadi lumayan dekat dengan pria itu. Melihat bagaimana ia senang mengganggu Nika, Wuren tahu bahwa pria itu memiliki ketertarikan terhadap Nika.

"Enggak apa lah. Lucu, kan?" goda Wuren dengan senyuman jahil khasnya.

Nika mendengus. Ia enggan mengakui, tetapi di dalam hatinya, ia merasa lucu melihat tingkah laku lelaki itu yang tidak diduga-duga. Nika melirik Wuren yang kini sudah mengalihkan atensi sepenuhnya kepada laptop. Dengan hati-hati—agar tidak dilihat oleh Wuren lagi—, Nika membuka satu tab baru dan mengetikkan Instagram dengan cepat lalu mengikuti user jonathanadr dan membalas direct message-nya.

"Terserah lo deh, Jonathan Adrian." Dan begitu saja, Nika malah mendapatkan balasan yang cepat dari Jonathan setelahnya.

"Permisi...."

Semua yang ada di ruangan menengok dengan kompak ke arah pintu. Di sana, seorang perempuan dengan rambut panjang tergerai rapi menyembulkan kepalanya.

Nika langsung berdiri dari kursinya. "Iya? Ada yang bisa dibantu, Mbak?"

Nala menyunggingkan senyum canggung sambil menelusuri ruangan, mencari-cari sosok Handaru di sana. Namun, setelah memandangi satu per satu lelaki yang ada di ruangan, ia tak menemukan orang yang ia cari.

"Mau cari siapa, Mbak?" Suara Nika terdengar sekali lagi.

"Kak Handaru-nya, ada?" ucap Nala.

Nika terperangah, begitu pula dengan yang lainnya. Dengan pikiran yang sama, mereka merasa wajah Nala tidak asing. Di saat yang bersamaan pula, Handaru membuka pintu ruangannya.

"La, masuk aja." kata Handaru dengan santai.

Nala menyengir lalu menundukkan kepalanya beberapa kali ke arah Nika, Dion, Wuren, dan juga Bara. Setelah itu, dengan sungkan, ia masuk ke ruangan Handaru.

"Kayak pernah lihat," celetuk Dion. "Di mana, ya?"

"Itu bukannya mbak-mbak Make Up Artist, yang dimarahin Mbak Jessia di acara waktu itu?" sahut Bara, mengingatkan teman-temannya dan kompak bergumam.

TentangTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang