02 - Awalnya

515 70 13
                                    

Oktober, 2013

"Eh, pada tahu F4 nya angkatan 13, enggak?"

Handaru yang sedari tadi sibuk memasang foto baru untuk sekre himpunan bersama Aldi pun akhirnya menoleh ketika Arya mengangkat suatu topik yang sepertinya menarik.

"F4?" Aldi menoleh, terlihat tidak tahu sama sekali tentang apa yang dimaksud oleh Arya.

"Iya, F4. Lucu liatnya," balas Arya.

"Ya, lo naksir cowok?" sahut Reno.

"Anjing," balas Arya dan mengundang tawa. "Enggak semuanya cowok, nyet. Dua cewek dua cowok. Mencolok banget. Suka nongkrong di bawah pohon deket kantin."

"Ooooh," Reno lalu berseru, "Dion dan kawan-kawan ya? Hahahaha! Kalau Dion mah gue kenal. Hebat banget, cuy, main bolanya."

"Yang MVP di futsal angkatan kemarin?" Handaru pun akhirnya menimbrung—bertegak pinggang dan menatap teman-temannya yang duduk lesehan.

Reno mengangguk, "Yang temen ceweknya heboh berdua kemarin itu. Inget enggak, Han? Yang satu lagi hampir jatoh pas lewat depan kita."

Handaru mengangguk-angguk. Rasanya memang ada yang kemarin hampir terjatuh karena kecerobohannya sendiri.

"Cantik, bro, temen-temennya si Dion itu." ujar Arya lagi.

"Banget! Terus yang satu lagi tuh Wuren. Yang ngasih kata sambutan pas ospek." Reno ikut membenarkan.

"Pinter banget katanya," Arya kembali menambahkan.

"Kok lo hafal banget sih, Ya?" tanya Aldi.

"Lo pada enggak tahu ya? Si Arya lagi pepet anak 13, makanya dia hafal." sahut Reno.

"Dasar lo. Gercep amat." balas Handaru sembari melemparkan batal ke arah Arya. Sedangkan Arya hanya tergelak—tidak mengelak karena apa yang Reno sampaikan itu memang benar.

"Terus, kenapa disebut F4 dah?" tanya Aldi lagi.

"Karena berempat mulu, udah gitu mencolok. Jadi sama anak-anak yang lain dikasih nama F4."Arya menjawab.

"Jadi penasaran gue," komentar Aldi.

"Kalau enggak salah yang deket banget sama Dion tuh namanya Kirana. Terus yang satu lagi Nika." ucap Reno sambil mengingat-ingat.

"Ceweknya si Dion? Si Kirana?" tanya Handaru.

"Bukan. Temenan doang." sahut Arya.

Reno mendengus lalu tertawa, "Mana ada sih yang murni temenan doang."

Handaru hanya bergumam lalu kembali melakukan tugasnya sebagai ketua himpunan. Sebulan lagi, akan ada malam keakraban untuk penyambutan mahasiswa-mahasiswa baru itu.

###

"Kir, helm siapa deh ini?"

Kira menatap ke arah benda yang sedang bertengger di spion motor Nika. Seingat Kira, helm yang dibawa Nika cuma satu.

"Eh, tadi pagi enggak ada kan ya, Nik?"

Nika mengiyakan dan mengedarkan pandangannya. Berusaha mencari-cari si pemilik helm—walau hasilnya nihil.

"Titipin sama Bang Sahrul aja gimana?" tutur Kira menyebutkan nama satpam kampus yang selalu sibuk menonton televisi di pos-nya.

"Ya udah deh," Nika mengambil helm tersebut, bermaksud untuk membeirkannya kepada Bang Sahrul.

Namun niat itu terurung saat tak jauh dari mereka, Nika mendapati sosok Handaru—ketua himpunan yang sedang menggerutu sebal kepada Reno yang berjalan di sebelahnya.

TentangTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang