48 - Me and You, Together

454 25 7
                                    

"Udah belum?"

Kira menganggukkan kepalanya setelah selesai memeriksa barang-barang yang akan ia bawa ke villa oomnya Nika di Puncak. Setelah memastikan tidak ada yang tertinggal, Kira mengunci pintu unit-nya dan berjalan berdampingan bersama Dion.

"Nanti jangan canggung," Dion bersuara saat keduanya memasuki lift. "Jangan canggung sama Nala."

Nala. Mendengar nama itu keluar dari mulut Dion untuk pertama kalinya beberapa hari yang lalu membuat Kira mengerjap kegirangan. Kata Dion, Nala itu gebetan barunya Handaru. Mendengar bahwa lelaki yang dulu pernah singgah di hatinya memiliki pujaan hati yang baru, tentu saja Kira merasa senang. Sebab, lelaki itu selama ini terjebak di dua masa lalu yang membingungkan. Setelah merelakan Reina pergi untuk selamanya dan berbaikan dengan Kira, tentu Handaru juga membutuhkan kebahagiaan yang ia cari selama ini, bukan?

"Ya, enggaklah... Ngapain canggung. Gue kemarin udah kepoin Instagram-nya."

"Dih... Kepo banget lo, lihat-lihat Instagram-nya."

Kira tergelak. Beberapa hari yang lalu, ia sempat pergi berdua dengan Nika. Gadis itu juga turut menceritakan tentang sosok Nala yang tiba-tiba datang ke kantor Anthem. Karena sudah sama-sama penasaran, akhirnya mereka berdua mencari Instagram Dilara Nalani dari akun Handaru. Untungnya, akun gadis itu tidak dikunci.

"Dia stylish banget, deh. Gue suka sama gayanya." kata Kira dan Dion langsung menganggukkan kepalanya setuju. "Yon, lo tuh suka khawatir banget deh. Minggu lalu waktu ke nikahan Kak Acha sama Kak Wira juga gitu. Padahal, ujung-ujungnya gue baik-baik aja kan, sama si Erika?"

"Ya iya sih... Tapi, gue udah paham banget sama lo. Katanya sih enggak cemas, tapi dalam hati udah panik banget."

Kira kembali tertawa. Di saat terkadang ia tidak paham dengan dirinya sendiri, Dion justru menjadi satu-satunya orang yang tahu apa yang sedang ia pikirkan dan apa yang sedang ia rasakan. Dion selalu seperti itu, dan Kira akan selalu menyukainya.

Keduanya kemudian meninggalkan gedung apartemen dan melakukan perjalanan menuju Anthem, tempat titik kumpul mereka untuk pergi ke Puncak. Mereka menggunakan dua mobil. Satu, mobil Dion yang akan ditumpangi oleh Dion, Kira, Nika, dan Bara. Lalu sisanya, ada di mobil Handaru.

Dion sangat menantikan hari ini. Selain ia akan menghabiskan waktu bersama teman-temannya, ia juga senang melihat Kira berhasil mencintai dirinya sendiri lebih banyak lagi. Kira juga sudah membuka hatinya dan tidak berakhir dengan canggung saat ia bertemu dengan Erika kemarin. Lalu hari ini, Kira bilang, ia tidak sabar untuk bertemu dengan Nala.

"Widih... Kok cakep banget lo, Bas? Punya pacar sekarang?" goda Kira begitu ia keluar dari mobil Dion, dan menangkap sosok Bara yang barus saja mengeluarkan tasnya dari dalam kantor.

Bara mengerucutkan bibirnya. "Ah, males. Lo bukan calon kakak ipar gue lagi, nih. Males!"

Kira hanya tertawa, Dion kemudian memukul punggung lelaki itu. "Diem, lo. Calon kakak ipar lo yang baru kan udah ada tuh."

Bara menyengir, mengusap punggungnya sendiri. "Iya. Udah diajakin ke rumah ketemu sama Tante Marsha." kata Bara, menyebutkan nama ibunya Riyan.

Kira langsung menyengir lebar. "Oh ya? Bagus dong. Gue ikut seneng dengernya."

"Bang, lo enggak cemburu kalau Kak Kira ketemu Bang Handa atau Bang Riyan?" tanya Bara tiba-tiba.

Dion terdiam sejenak, menoleh ke arah Bara dan Kira—yang ternyata tengah menunggu jawabannya. Kira ikut merasa penasaran. Sejauh ini, setelah semuanya selesai dan mereka dengan jalannya masing-masing, Dion sama sekali tidak terganggu jika Kira bertemu dengan Handaru atau Riyan.

TentangTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang