Haii gaesss!!!
Jangan bosen baca cerita aku yaa. Maaf kalo misal ada typo atau bahasanya yang kurang mudah dipahami, harap dimaklumi. Semoga suka🥰Happy reading!
Keesokan harinya Gadis yang memiliki rambut pirang telah terbangun dari tidur nyenyaknya. Dengan penuh semangat Metta bangkit dari tempat tidurnya dan berlari menuju kamar mandi.
Gadis berseragam lengkap itu kini tengah menuruni tangga dengan mulut berkomat kamit menyanyikan sebuah lagu. Metta berjalan ke arah meja makan yang sudah ada Reno disana yang tengah bersapaan bersama Rena.
"Pagi pah" sapa Metta. Reno hanya meliriknya sekilas dan membalas sapaan dari putrinya "pagi!" Ucap Reno datar.
"Pagi kak" ucap Rena yang juga menyapa Metta. Metta hanya melirik Rena sekilas tanpa minat. Gadis itu menarik salah satu kursi dan langsung mendudukkan diri. Mereka bertiga kompak memakan makanannya dengan tenang.
••••
Metta tengah berjalan ke arah halte bus yang berada di sebrang jalan. Hari ini Metta berangkat kesekolahnya menggunakan kendaraan umum yang melintas. Metta yang melihat ada angkot yang berhenti di hadapannya tanpa basa basi gadis itu langsung menaikinya. Angkot yang Metta tumpaki sudah berjalan menuju tujuannya.
Metta memasuki gerbang yang memang masih terbuka lebar. Metta melihat Raden tengah melintas keluar dari arah parkiran. Tanpa basa basi gadis itu segera berlari menghampiri cowok itu.
"Morning Raden" sapa Metta seperti biasa dengan senyum yang tak pernah luntur dari wajahnya.
Raden hanya melirik Metta sekilas tanpa mau membalas sapaan dari gadis berwajah cantik di sampingnya. Raden bersikap acuh dan kembali melanjutkan langkahnya.
Metta melihat dirinya lagi lagi ditinggal oleh pria tampan itu. Dirinya hanya bisa mendengus sebal dan pergi berlari menghampiri Raden kembali. Mereka berdua kini berjalan beriringan di tengah koridor yang mulai ramai oleh murid murid, karena memang sekarang sudah memasuki jam dimana masuk sekolah bagi siswa siswi.
"Raden katanya kemarin kamu lagi mikirin Metta, kok sekarang malah jadi ketus gini sih??" Tanya Metta dengan nada sok tersakiti.
Raden yang tak mengerti akan ucapan Metta, pira itu masih saja tidak menggubris cewek yang sudah mengoceh sedari tadi disampingnya. Raden melangkahkan kakinya semakin cepat, agar lebih cepat sampai ke kelasnya.
Metta masih saja membuntuti Raden di belakangnya. "Ishh Raden gak kangen sama Metta??!" Tanya Metta.
"Gak!!" Jawab Raden singkat dan padat yang mampu membuat Metta mendelik kaget.
"Ihh aneh!! Padahal jelas jelas kemarin kamu sendiri yang bilang kalo kamu itu lagi mikirin aku" ucap Metta memanyunkan bibir.
Raden yang sudah mengerti arah bicara Metta, pria itu terbelalak kaget tak percaya. Ini semua karena ulah Nando yang membuat gadis itu menjadi kepedean.
"Gak!!" Jawab Raden dingin. "Dih ngaku aja kalii" goda Metta yang semakin membuat Raden kesal.
"Bukan gue, tapi Nando!" Ucap Raden yang membuat Metta kebingungan tak mengerti yang di maksud dari cowok itu. "Hah maksudnya?" Tanya Metta cengo.
Raden menghela nafasnya kasar. "Ckk, hp gue dipinjem Nando semalem. Jadi bukan gue yang balesin chat Lo!!" Terang Raden.
"Kenapa sih Raden harus boong gitu?" Tany Metta yang meragukan ucapan Raden. Gadis itu sama sekali tidak mempercayai kata kata yang keluar dari mulut Raden.
KAMU SEDANG MEMBACA
RADEN
Teen FictionSiapa yang tak mengenal seorang Raden Askara Bidampati. Pria dengan paras tampan menyanjang gelar sebagai ketua geng Alvos, geng motor yang cukup famous di Ibukota. Selain mempunyai paras tampan bak dewa Yunani Raden juga memiliki kepribadian yang d...