Haii semuanya!! Udah berapa lama nih ga up? Ga ada yang kangen kah? Ini ko sepi banget sih kaya hati aing!!! Sorry yaa baru bisa update, ini soalnya yang nulis juga manusia biasa. Punya rasa bosen, malas. Ditambah tiap hari di spam tugas yang ga punya akhlak!!
Happy reading!
Rintik hujan yang tadinya kecil kini sudah berubah menjadi deras. Derasnya hujan terlihat sangat mengerikan sebab diiringi sura petir yang menggelegar di atas langit. Kilat juga ikut menyambar menambah aura menakutkan.
Raden yang sama sekali tidak melihat keberadaan Metta. Pria itu memilih menepikan mobilnya di pinggiran jalan. Raden meraih ponselnya di dashboard mobil.
Ia mencari aplikasi berlogo telepon dan langsung menekan tombol hijau untuk menghubungi seseorang.
"Halo ada apa kak?" Tanya seseorang di sebrang telepon.
"Dirumah ada Metta gak?" Tanya Raden to the point.
Yaa!! Pria itu menghubungi Rena, adik Metta. Untuk mengetahui apakah istrinya berada di rumah papanya atau tidak.
"Gak ada kak Metta disini! Bahkan kak Metta udah gak pernah main ke rumah lagi!" Terang Rena yang memang mengatakan kebenaran.
"Oh yaudah makasih" ucap Raden. Pria itu memutuskan sambungan telepon secara sepihak, bahkan Rena belum sempat menjawab ucapan Raden.
"Ini hujannya ga bisa dipending dulu apa?" Gumam Raden menatap sekeliling yang menampilkan jalanan sudah di banjiri derasnya air hujan.
"Gue berharap Lo gak kenapa kenapa Mett!!" Batin Raden.
••••
Sementara di sisi lain ada seorang gadis remaja yang tengah berjalan menembus derasnya hujan. Gadis itu adalah Metta, perempuan yang sudah lebih dari 2 bulan menjadi istri Raden.
Sepulang sekolah memang Metta tidak langsung pulang. Ia memilih pergi mengunjungi makam mamanya. Metta sudah sangat merindukan mamanya. Dirinya tidak bisa lagi memeluk sosok perempuan yang selalu membuatnya tersenyum. Metta hanya bisa mendoakannya, untuk mengobati rindu.
Tiba tiba seputar kenangan tentang mamanya terputar jelas di kepalanya.
Flashback on:
Seorang gadis berkulit putih dengan senyum yang mengembang sedang memeluk boneka Hello Kitty di dekapannya. Dirinya duduk membelakangi seorang wanita yang tengah berbadan dua. Wanita berperut buncit itu terlihat sedang menyisir rambut anaknya.
"Aduh anak mama jadi tambah cantik deh. Rambutnya udah panjang gini?" Ucap wanita itu mengusap lembut surai anak pertamanya.
"Kan mama juga cantik, jadi Metta juga cantik" balas gadis kecil itu dengan senyum yang mengembang lebar menampilkan gigi ompongnya.
"Metta mau di iket kuda?" Tanya wanita tersebut.
"Gak mau, Metta mau di kepang kaya kemarin aja!" Jawab gadis itu menatap ibundanya.
"Yaudah iya sayang" ucapnya sembari mencubit gemas hidung putri kecilnya.
Falshback off
Air mata Metta sudah mengalir di pipinya akibat mengenang masa lalunya. Jika saja ada orang yang melihat Metta sekarang, mereka tidak akan tahu bahwa hati gadis itu tengah hancur, air mata Metta pun tidak terlihat akibat tertutup air hujan.

KAMU SEDANG MEMBACA
RADEN
Teen FictionSiapa yang tak mengenal seorang Raden Askara Bidampati. Pria dengan paras tampan menyanjang gelar sebagai ketua geng Alvos, geng motor yang cukup famous di Ibukota. Selain mempunyai paras tampan bak dewa Yunani Raden juga memiliki kepribadian yang d...