Part 1

4.9K 102 2
                                    

Haii guys!!!
Maaf yaa kalo ada typo atau bahasanya yang kurang mudah dipahami.

Happy reading-!!

Dipagi yang cerah terlihat seorang gadis manis dengan lesung Pipit yang hanya terdapat di sebelah pipinya, gadis yang semula lelap akan tidurnya kini terlihat seperti terganggu sebab terusik cahaya matahari yang menerobos masuk ke kamarnya melalui celah gorden.

Cahaya matahari yang dapat menembus matanya, membuat sang empu beberapa kali mengerjapkan mata indahnya menyesuaikan cahya. Gadis berambut agak pirang itu akhirnya memilih terbangun dan menyibak selimut yang menemaninya tidur semalaman.

Dengan kesadaran yang masih belum penuh, ia mencoba mendudukkan diri di tepi ranjang. Gadis itu berkali kali mengucek matanya yang masih belum menampilkan pandangan yang jernih. Dapat terlihat penampilannya yang begitu berantakan karena tidurnya yang tidak beraturan. 

"Jam berapa si kok gue masih ngantuk aja?" gumam Metta pelan dengan suara serak khas orang bangun tidur seraya mengucek matanya.

Metta mengedarkan pandangannya melihat jam yang terpasang di dinding kamarnya.

Dengan mata yang masih agak sedikit buram gadis itu terbelalak kaget saat melihat samar samar jam sudah menunjukkan pukul 07:10.

"HUAA... SIAL GUE KESIANGAN LAGI" teriak Metta histeris.

Tanpa hitungan detik gadis itu segera bangkit dari tempat tidurnya dan berlari ke arah kamar mandi untuk melaksanakan ritual paginya, dengan jurus kilat tercepatnya tentunya.

Gadis dengan seragam yang sudah melekat di tubuhnya terlihat tengah menuruni tangga yang menghubungkan lantai 1 dengan lantai 2 dengan sangat tergesa.

Dengan tangan yang masih sibuk memasang dasi gadis itu berlari ke arah meja makan dengan tergesa mengambil sepotong roti yang sudah tersedia di meja makan, yang memang sengaja disediakan untuk dirinya.

Tidak tanggung-tanggung dirinya langsung memasukkan setengah roti itu ke dalam mulutnya hingga mulutnya terlihat mengembung akibat terpenuhi roti, Metta pikir itu akan sedikit mempersingkat waktu.

"Mau dianterin mang Asep aja neng?" Tanya Bi ina yang tiba-tiba saja datang entah darimananya.

"Nggoak uosah bi, Metta beorangkoat sendiri aja noaik mobil" jelas Metta tidak jelas karena roti yang memenuhi mulutnya.

Namun bi Ina masih bisa mengerti apa maksud gadis itu. Metta menenggak setengah gelas susu dan bergegas berangkat.

••••


Metta kini sudah berada di area sekolah, gadis itu bernafas lega setelah memarkirkan mobilnya diparkiran yang memang sudah disediakan oleh sekolah.

"Huhh.. untung gue ga telat lagi, bisa mati gue dihukum Bu Lena" deseis Metta lega.

Metta berjalan menyusuri koridor dengan ceria seperti biasanya. Senyum yang mengembang lebar di wajahnya menambah aura cerita pada gadis itu.

Pagi ini mood Metta terlihat sangat bagus. Gadis itu tengah berjalan dan tanpa sengaja melihat Raden berjalan ke arah kelasnya dengan tangan meneteng Hoodie hitam kesayangannya.

Tanpa basa basi cewek itu langsung berlari menghampiri Raden dengan girang.

"Morning gantengnya Metta" sapa Metta dengan senyum yang tak pernah luntur dari wajahnya.

Metta sibuk merapikan rambutnya agar penampilannya tidak terlihat buruk di mata Raden.

Raden hanya acuh tanpa ada niatan melirik sedikitpun. Raden memang sudah terbiasa dengan sikap Metta yang sangat absurd jika bertemu dirinya.

RADEN Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang