Part 8

860 38 1
                                    

Haii gaesss!!!
Jangan bosen bosen baca cerita aku yaa. Maaf kalo misal ada typo atau bahasanya yang kurang mudah dipahami, harap dimaklumi. Semoga suka🥰

Happy reading!

Dikantin sudah ada Metta dan ketiga temannya yang tengah memakan nasi goreng dengan tenang. Metta yang sedang mengunyah makanannya dibuat terhenti sejenak saat Marsha bersuara.

"Eh Lo pada tau gak sih? Sekarang bakal ada murid baru yang masuk ke sekolah kita" ucapnya.

"Iya gue denger denger juga dia cantik gitu" sambung Stella. "Udah Lo gausah pada ngeghibah" lerai Aletta. "Ckk, gak asik lo Lett" ucap Marsha cemberut.

"Eh ehh liat tu, cewek itu yang gue maksud. Katanya sih itu si murid baru di sekolah kita" tunjuk Stella mengarah kepada seorang gadis yang tengah memasuki kantin dengan berjalan beriringan bersama anggota inti Alvos.

Metta mengikuti arah tunjuk Stella, gadis itu terkejut ternyata yang dimaksud Marsha murid baru adalah gadis yang semalam membuatnya marah dan dongkol.

"Dia kok keliatan akrab banget sih sama anggota Alvos?" tanya Aletta bingung.

"Gue denger denger dia sahabatan sama Raden dari kecil" terang Marsha yang sedikit mengetahui berita tentang Alen.

"Kok gue gak pernah liat dia bareng sama Raden?" Tanya Stella yang penasaran.

"Katanya sih selama ini dia tinggal bareng orang tuanya di Amerika" jelas Marsha sembari menyuapkan sesendok nasi kedalam mulutnya.

Metta panas melihat Alen yang begitu akrab dengan Raden. Gadis itu kini sudah tidak bisa membendungnya lagi. Metta berdiri dan menghampiri Raden yang sudah duduk manis di bangkunya.

"Ckk, pergi Lo!!" Usir Raden tertuju untuk Metta. "Kamu kok gitu sih sama Metta?" Ucap Metta memanyunkan bibir.

"Gausah deket deket!" Raden menggeser duduknya agar sedikit menjauh dari Metta.

"Apa gara gara cewek sialan itu Metta jadi gak boleh deket deket Raden?" Tanya Metta menujuk gadis yang berada di samping Raden.

"Namanya Alen Mett bukan cewek sialan" terang Nando. "Bodoamat" jawab Metta singkat.

Alen tiba tiba saja duduk di tengah tengah antara Raden dan Metta. "Eh ehh Lo ngapain duduk disini?" Tanya Metta dengan tangan menyingkirkan tubuh Alen agar menjauh dari Raden.

"Gue mau duduk deket Raden" ucap Alen enteng. "Tapi gue duluan yang duduk disini" ucap Metta tak mau kalah.

"Tapi Lo tadi gak makan di meja ini" ucap Alen menaikan nadanya satu oktaf.

"Udah udah kenapa pada jadi rebutan tempat duduk sih!!" Lerai Gevan. "Udah Mett mending Lo ngalah duduk di samping gue aja. Mumpung kursinya kosong ini" ucap Andre menepuk bangku yang kosong.

"Gak gue gak mau, gue mau duduk disebelah Raden aja" tolak Metta kekeuh.

"Lo minggir anjing" Metta mendorong tubuh Alen yang tak kunjung pergi.

"Lo aja yang minggir" Alen menepis tangan Metta dengan sangat kasar.
"Aww sakit bangsat!!" Ringis Metta.

Metta yang merasakan sakit ditangannya pun berdiri dan mengambil jus jeruk yang tergeletak dimeja dan langsung menyiramkannya ke Seragam yang tengah dikenakan Alen.

"LO APA APAAN SI ANJING" bentak Raden mendorong bahu Metta yang membuat gadis itu terjatuh ke lantai.

"Awww" Metta meringis kesakitan saat tangannya tergores dan sedikit menimbulkan luka.

RADEN Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang