Haii gaesss!!!
Jangan bosen baca cerita aku yaa. Maaf kalo misal ada typo atau bahasanya yang kurang mudah dipahami, harap dimaklumi. Semoga suka🥰Happy reading!
Bel pulang sekolah sudah berbunyi menandakan pelajaran sekolah sudah berakhir. Semua murid murid dengan semangat berhamburan keluar kelas masing-masing.
Metta keluar dari kelasnya bersama ketiga temannya. Metta tengah berbincang bincang dengan teman temannya. Gadis itu tanpa sengaja melihat Raden keluar dari kelasnya mengenakan Hoodie berwarna putih.
"Eh gue duluan deh ya!! Gue ada urusan negara!" Ucap Metta kepada ketiga gadis di sampingnya.
"Halah gaya Lo!! Palingan juga mau nyamperin si Raden!" Tebak Stella yang memang sudah mengetahui tingkah Metta.
"Yupp seratus buat Lo Stell!!" Ucap Metta tersenyum. "Yaudah gue nyamperin Raden dulu ya, bye!!" Ucap Metta melambaikan tangan.
"Semangat!! Semoga beruntung Mett" teriak Marsha yang dibalas acungan jempol oleh Metta.
"Hai gantengnya Metta!!" Sapa Metta sembari berjalan beriringan dengan Raden. Pria itu menghela nafasnya kasar "Apa?" Tanyanya singkat.
"WIDIH tumben nih nanya nanya!" Goda Metta. "Ckk, dasar cewe freak!!" Decak Raden sebal. Setelahnya pira itu melenggang pergi meninggalkan Metta dibelakangnya.
Metta yang melihat Raden mulai menjauh, dirinya langsung berlari membuntuti pria itu. Metta mengsejajarkan langkahnya dengan langkah besar Raden.
"Raden anterin Metta pulang yuk!!" Ajak Metta tak tahu diri. "Gak!" Tolak Raden mentah mentah yang membuat Metta memanyunkan bibirnya.
"Plis dong kali ini.. aja yaah" mohon Metta dengan tangan disatukan di depan dada. Berharap pria itu mau mengantarnya pulang.
Raden terlihat bodoamat akan sikap Metta. Cowok tampan itu melanjutkan langkahnya yang sempat terhenti. Metta sama sekali tidak putus asa, gadis itu masih setia membuntuti Raden sampai sampai dirinya tidak sadar kalau sudah berada di parkiran.
"Pliss yaaa Raden anterin Metta pulang. Hari ini Metta gak bawa mobil, supir dirumah juga gak berangkat " ucap Metta memasang puppy eyes nya.
Raden masih tidak peduli, pria itu menaiki motor ninja kesayangannya. Raden memasang helm full face untuk melindungi kepalanya. "Bodoamat gue gak peduli!!" Jawab Raden.
Setelahnya pria itu menjalankan motornya meninggalkan area parkiran. Metta mendelik tak percaya bahwa dirinya ditinggal begitu saja oleh Raden.
"RADEN JANGAN TINGGALIN METTA SENDRIAN!!!" Teriak Metta lantang berharap Raden mendengarnya. Namun Raden tidak menggubris Metta, pria itu tetap menjalankan motornya.
"Ishh Raden jahat banget sih!" Ucap Metta menghentak hentakkan kakinya kesal. Gadis itu berjalan menuju halte bus yang berada di sebrang jalan. Berharap ada angkutan umum yang melintas ke arahnya.
••••
Raden memarkirkan motornya di dalam garasi rumahnya. Pria itu melepas helm full facenya yang sudah bertengger manis dikepalanya sejak tadi.
Raden berjalan memasuki rumahnya yang cukup mewah jika bagi kalangan rakyat biasa. "Assalamualaikum" pria itu memasuki rumahnya sopan dengan mengucapkan salam.
"Waalaikumsalam salam, eh gantengnya bunda udah pulang" ucap Bella bunda Raden yang datang dari arah dapur.
"Udah bund" ucap Raden tersenyum. Pria itu menyalimi tangan bundanya. "Yaudah kalo gitu kamu cepet ganti baju. Terus turun ke bawah buat makan, bunda udah masakin" ucap Bella mengusap lembut surai anak bujangnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
RADEN
Roman pour AdolescentsSiapa yang tak mengenal seorang Raden Askara Bidampati. Pria dengan paras tampan menyanjang gelar sebagai ketua geng Alvos, geng motor yang cukup famous di Ibukota. Selain mempunyai paras tampan bak dewa Yunani Raden juga memiliki kepribadian yang d...