HAIIII RADEN UPDATE NIH!!!!
HAPPY READING-!!!!
"Dua tiga kapal berlayar di samudra, ayo sahabatku kita bergembira, bermain bernyanyi bersama menikmati indahnya duniaaaa"
Metta melangkahkan kaki pendeknya menyusuri koridor sepi, mulutnya pun tidak bisa diam sedari tadi. Selalu menyanyikan lagu yang sama dan hanya beberapa penggalan lagu yang dia hafal untuk di nyanyikan.
"Karna sahabat, untuk selamanya" sambung seseorang dari belakang, merangkul pundak Metta dengan tiba tiba.
"EH AYAM AYAM " Kaget Metta memegang dadanya yang berdetak 3 kali lipat lebih cepat.
"AYAM AYAMSORIII KU TAK AKAN LOV YU LAGI, ASOYYYYY BIDUAN KITAHHH" Sambung orang tersebut yang ternyata adalah Arda.
"LO BISA SAPA GUE DENGAN BAIK GAK HAH???" Teriak Metta, suaranya yang nyaring ternyata tidak bersahabat dengan telinga Arda yang terlihat sudah memerah.
"Lo bisa bungkam mulut mercon Lo gak? Berisik anjir kaya janda minta di kawinin" sahut Arda mengusap telinganya yang sudah berdengung nyeri.
"Ya Lo mikir lah anjir, jantung gue rasanya udah kaya mau dangdutan, kejedar kejeder kejdor" Jawab Metta melepas tangan kekar Arda yang merangkul bebas pundaknya, bukan apa apa tapi tangan Arda yang besar terlalu berat jika berlama lama bertengger di pundak Metta.
"Anjay jantung Lo bisa goyang ngebor gak?" Goda Arda dengan alis di naik turunkan.
"Bocah prik najis Lo jauh jauh dari hidup gue" tangan Metta yang semula diam anteng tak berkutik, kini memilih menarik dasi Arda hingga sang empu merasa lehernya tercekik.
"Met untung Lo cantik, cakep, mulus. Kalo engga sumpah udah gue jadiin bahan give away" Dumel Arda memegang dasi yang sudah lecek dan letoy seperti hidupnya.
"Lo tau? Gue bikin dasi serapih ini butuh perjuangan, gue rela bangun pagi cape cape berdiri di depan miror buat bikin ni dasi! Dan Lo? Buat ancur gitu aja?" Sambung Arda.
"Curhatan Lo basi kaya bau ketek Lo" sahut Metta menjauh dari Arda.
"Your bojo kemana Mett? Tumben Lo gak ngintilin dia?" Tanya Arda dengan tangan membenarkan dasi yang tadi sudah tidak berbentuk.
"Gak tau, tadi gue tinggal masih di kantin"
"Mending Lo sama gue aja Mett"
"Ogah, Lo bau ketek"
"Masa sih? Parfum gue kurang banyak?" Tangan Arda yang sudah rampung membenarkan dasinya, beralih merogoh saku celananya meraih sebuah benda, yang ternyata sebotol parfum mini yang selalu ia bawa kemana mana.
Arda menyemprotkan banyak parfum ke tubuhnya, terutama pada bagian daerah keteknya. Harga dirinya sedikit terluka, kala Metta mengatakan keteknya bau.
"Lo kalo mau mandi parfum jangan di deket gue juga anjrit. Mual gue, bau parfum Lo ga enak. Kaya bau kuburan baru di tabur kembang tujuh rupa"
Metta mengibas ngibaskan tangan di depan wajahnya agar bau menyengat yang bersumber dari parfum Arda tidak menohok di paru parunya.
"Kurang banyak ya parfumnya? Oh gue tau apa jangan jangan ketek Lo yang bau? Sini gue semprot" Arda menyemprotkan cairan wangi ke rambut Metta.
"Lo nyebelin tingkat nasional tau gak? Gedek gue!! Kalo gue Madun, bakal gue tendang lo sampe mekah" kesal Metta mengusap ngusap rambutnya yang sedikit basah karena cairan yang di semprotkan Arda.
"Gak asik Lo! Kenapa sih? Pms?"
"Enggak"
"JUDES LO"

KAMU SEDANG MEMBACA
RADEN
Fiksi RemajaSiapa yang tak mengenal seorang Raden Askara Bidampati. Pria dengan paras tampan menyanjang gelar sebagai ketua geng Alvos, geng motor yang cukup famous di Ibukota. Selain mempunyai paras tampan bak dewa Yunani Raden juga memiliki kepribadian yang d...