Part 6

603 44 13
                                    

Tak seperti biasanya, pagi ini aku tiba-tiba terbangun, aku pun membuka tirai jendela kamar ku dan membiarkan cahaya matahari menyinari seluruh isi nya, aku berjalan menuju balkon sambil menikmati sengatan sinar matahari dan pemandangan New York di pagi hari yang penuh dengan keramaian orang-orang yang sedang sibuk melakukan aktivitas nya masing masing.

"Kak ini jam berapa?," tanya Mita sambil mengusap kedua mata nya yang sepertinya masih enggan untuk ia buka.

"Masih jam 7, tidur aja lagi kalau masih ngantuk," jawabku.

"Enggak ah aku kan gak kayak kakak yang kerjaannya ngebo mulu," ejeknya.

"Idih ini anak ya berani banget sama kakak sendiri," kataku ketus.

"Ya maaf lah kak kan itu kenyataan."

"Terserah," jawabku sambil masuk ke dalam kamar mandi.

"Kak jangan lama lama mandinya, aku mau ikut papa ke kantor."

"Iye."

'Duh cerewet banget ini anak, dari dulu yang mandinya lama kan situ!.' Seruku dalam hati.

Setelah selesai mandi, seperti biasa aku langsung melahap sarapan buatan mama, hari ini aku benar benar tidak mempunyai agenda untuk pergi ke mana ataupun berbuat apa, terbesit di benakku aku ingin melihat patung liberty dari jarak dekat, namun apa daya papa masih sibuk dengan pekerjaannya, huft ini kan liburan tapi papa masih saja sibuk.

"Mir kamu mau ikut mama shopping?," tanya mama.

"Katanya ntar sore ma belanja nya?," tanyaku balik.

"Kalau nanti sore kan belanja buat bahan bahan makananya, kalo sekarang mama mau shopping baju di butik langganan mama, kamu juga pasti mau lihat lihat dong," jelas mama.

"Oh gitu ya , okedeh aku ikut mama aja daripada mati kebosanan di apartement ini."

"Nah gitu dong, kamu ganti baju dulu gih."

"Oke ma."

Aku pun segera mengganti baju ku dan bergegas menuju ke mobil mama, sebenarnya aku sudah bisa menyetir namun karena aku benar benar tidak tau apapun tentang jalanan New York mama melarangku untuk menyetir kali ini, setelah beberapa menit kami pun sampai di butik langganan mama, dilihat dari depan saja sudah nampak sangat mewah, desain bangunannya yang klasik nan anggun ditambah lagi dengan warna gold yang mendominasi pada bangunannya, tidak heran mama sangat suka shopping di tempat ini, setelah melalui pintu masuk, mataku terpana akan barang barang yang tertata rapi dan disusun sedemikian rupa sehingga membuat toko itu terkesan sangat elegant dan berkelas, di toko semewah ini pasti harga barang yang dijual sangat mahal.

"Mira kamu tunggu di sini ya, sambil lihat lihat mama mau milih baju yang cocok buat nanti malam," kata Mama.

"Okay ma."

Setelah beberapa menit menunggu, mama tak kunjung muncul, mungkin karena terlalu banyak barang yang bagus di toko ini makanya mama sulit menentukan untuk membeli yang mana, aku pun tergoda untuk melihat lihat berbagai macam dress yang boleh dibilang khusus gadis seumuranku, di saat itu juga aku terpana dengan dress yang dikenakan oleh mannequin di ujung ruangan, dress itu terlihat sederhana dengan panjang di atas lutut berwarna merah maroon dan kelap kelip di bagian bawahnya, berlengan pendek di atas ketiak, serta ikat pinggang hitam yang membuat dress itu terkesan sederhana namun elegant, aku pun berjalan menuju mannequin itu, kuraba dress yang mempesona mataku itu, sudah lama aku tidak membeli dress seperti ini, aku pun melihat harga dress ini, what 300 dollar? Ah kenapa semahal ini.

"Mira kamu mau dress itu? Sepertinya cocok kalau kamu yang pakai," kata Mama.

"Engga deh ma," tolakku.

Made in the USATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang