Part 24

341 27 12
                                    

Haii guys sorry banget udah lamaaa banget ya ga update story ini, author lagi banyak tugas plus kegiatan nih, ditambah lagi bentar lagi bakal banyak ujian plus tryout, ohya ini kemungkinan bakal jadi update an terakhir buat dua minggu kedepan, soalnya author mau fokus ujian :) hope u like it ;)
***

'Apa sebenarnya mau wanita itu?.’ Batinku.

Kutaruh kembali ponselku di atas laci, aku yang sedari tadi mencoba untuk terlelap namun tak kunjung berhasil pun beranjak dari ranjangku dan meraih dua tas berisi gaun yang diberikan Zen tadi, terlihat gaun berwarna merah muda yang sangat anggun dengan lengan pendek dan panjang di atas lutut, dan di tas lainnya berisi gaun yang tidak kalah cantik berwarna ungu yang sebenarnya menurutku terlalu terbuka, tapi mau tidak mau aku harus memakainya karena aku sudah berjanji pada Zen untuk memakainya besok.

***

*Keesokan harinya*

“Apa kalian semua sudah siap?,” tanya Jason yang sudah selesai berbenah diri dengan kunci mobil di tangannya.

“Aku sudah siap,” jawab Mita yang terlihat sangat anggun dengan gaun yang modelnya senada dengan gaunku hanya saja warnanya lebih muda daripada warna gaunku.

“Kami juga sudah siap,” sahut mama dan papa dengan baju yang warnanya senada, papa menggunakan jas dan kemeja berwarna putih sedangkan mama memakai gaun panjang berwarna putih membuat mereka berdua terlihat 10 tahun lebih muda.

Aku yang masih kerepotan karena high heels ku pun menyahut, “Tunggu sebentar.”

“Cepatlah Mir, nanti kita bisa telat,” celoteh Jason.

“Iya iya bawel, susah nih pakenya,” gerutuku.

Jason memutar bola matanya karena kesal padaku, “Oh ya tumben ga dijemput sama cowok lo?,” tanyanya.

Seketika aku terdiam dan menelan ludah mencoba untuk mencari alasan yang tepat untuk menjawab pertanyaannya, “Di- dia harus ngerjain sesuatu buat kakaknya, kan ini pernikahan kakaknya jadi gue ga mungkin maksa dia buat jemput gue, makanya gue bilang aja ke kak Zidane kalau gue juga mau ngajak lo buat nemenin gue ntar kalau Zen nya sibuk bantuin kak Zidane,” dustaku.

“Oh gitu,” gumamnya sambil mengangguk anggukkan kepalanya sebagai tanda kalau aku berhasil membuatnya percaya dengan alasanku tadi.

Aku yang sudah selesai dengan masalah high heels ku pun langsung menghampiri mereka, “Now i’m ready, let’s go everyone.”

“Okay let’s go,” sahut Jason.

***

Suasana pernikahan kak Zidane dan kak Nicole terasa sangat romantis dengan tamu undangan yang rata rata hanya keluarga dan teman dekat atau rekan kerja mereka, sehingga membuat pernikahan dengan konsep wedding outdoor ini terasa lebih sakral, dengan lokasi di tengah savanna hijau di dekat pantai membuat segalanya terlihat dan terasa sempurna, mereka pun terlihat sangat cocok, kak Zidane yang terlihat tampan memakai jas dan dasi kupu kupu begitu juga dengan kak Nicole yang terlihat sangat cantik dengan dress pink panjang dengan motif sederhana namun terlihat elegan, pengantin wanita memang lumrahnya memakai gaun putih tapi  ntah kenapa kak Nicole lebih memilih untuk terlihat berbeda namun tidak sedikitpun mengurangi kecantikannya, suasana ini benar benar membuatku ikut serta merasakan kebahagiaan mereka hari ini. Disaat aku sibuk memandangi ke segala penjuru untuk mencari Zen yang sejak tadi tidak kulihat batang hidungnya tiba tiba ada yang menghampiriku saat upacara pernikahan hendak dimulai.

“Mira, kamu nggak marah kan aku ga bisa nemenin kamu?,” tanya lelaki berbadan tegap lengkap dengan jas dan kemeja putih juga dasi kupu kupu yang membuatnya terlihat lebih maskulin dari biasanya.

Made in the USATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang